Digital Impinger-Pemantau Kualitas Udara berbasis IoT
(indotelko.com)-JAKARTA; Balai Besar Industri Hasil Perkebunan (BBIHP), unit pelaksana teknis (UPT) di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kemenperin, telah memanfaatkan teknologi Internet of Things (IoT) yang menghasilkan Digital Impinger untuk pemantauan kualitas udara ambien.
Udara ambien itu udara bebas di permukaan bumi pada lapisan troposfir yang dibutuhkan dan dapat memengaruhi kesehatan manusia, makhluk hidup dan unsur lingkungan hidup lain. Untuk mendapatkan udara ambien yang bemutu baik, perlu dimonitoring dan pengendalian pencemaran udara. Hal ini juga dibutuhkan industri dalam mendukung proses produksinya.
Pengukuran kualitas udara ambien dalam rangka monitoring bertujuan mengetahui konsentrasi zat pencemar di udara. Hasil pengukuran ini diperlukan untuk berbagai kepentingan, misalnya mengetahui tingkat pencemaran udara di suatu daerah atau menilai keberhasilan program pengendalian pencemaran udara yang dijalankan.
Secara umum Digital Impinger terdiri dari komponen tranduser sensor2 gas, pompa-pompa vakum, sensor kecepatan alir gas, perangkat transfer data (Wifi atau modem) yang terhubung ke mikrokontroller.
Kepala BPPI Kemenperin Ngakan Timur Antara menjelaskan pengoperasian Digital Impinger ini lebih mudah dan dapat juga dioperasikan melalui smartphone.
Pengaturan kecepatan alir pompa2 vakum dan waktu operasional lebih akurat. Secara berkala, Digital Impinger akan mengirimkan data melalui jaringan internet seperti Wifi atau modem ke server. Data ini dapat dilihat pada komputer PC, laptop atau smartphone.
“Data dari Digital Impinger yang dikirim ke server, disimpan dalam database. Data ini dapat di akses dan ditampilkan sesuai kebutuhan kapan pun dan dimanapun. Data juga dapat dikalkulasi ulang dan dibuat secara statistik dalam bentuk grafik atau format lain,” paparnya.
Digital Impinger yang dibuat tim peneliti BBIHP Makassar ini dilengkapi 4 sensor (NH3, O3, H2S dan CO). Alat ini dapat dioperasikan sebagai impinger manual, karena BBIHP merancang tempat atau instalasi untuk botol2 impinger 4 buah untuk mengantisipasi pengujian gas2 lain yang gak ada sensornya, seperti gas belerang oksida (SOx), nitrogen oksida (NOx), dll. Pengoperasiannya menggunakan smartphone.
“Sebagai perbandingan, alat uji udara ambien yang hanya memiliki sensor dengan fungsi yang sama di pasaran saat ini, harganya bisa Rp150 juta. Alat ini tidak bisa dioperasikan sebagai impinger manual karena tidak memiliki tempat pemasangan botol2 impinger. Hanya bisa mengukur kualitas udara ambien sesuai sensornya” jelasnya. (wn; Bahan dari : https://www.indotelko.com/kanal?c=in&it=digital-impinger-iot)-FatchurR *