Dubai Miliki Mal Seluas 100 Lapangan Sepak Bola Senilai 28T
(economy.okezone.com)-DUBAI; Rencana pembangunan ritel berteknologi tinggi dibuka di Dubai, Uni Emirates Arab (UEA), baru2 ini. Dubai Square diestimasi akan menghabiskan dana USD2 miliar (Rp28 triliun, kurs 14.164/USD).
Mega Mal sebesar 100 lapangan sepak bola itu akan jadi pusat ritel terbesar di dunia. Dubai Square akan berada di atas lahan 8 juta kaki persegi, dua kali lebih besar dari Dubai Mall, dan akan jadi area pecinan terbesar di Timur Tengah. Ground floor Dubai Square dikhususkan untuk tempat konser musik atau teater dengan teknologi canggih seperti 3D projection mapping .
“Dubai Square menembus batas ritel modern dan tempat bersantai menggunakan teknologi generasi masa depan,” ungkap Emaar Properties yang juga mengembangkan Dubai Creek Harbour bersama Dubai Holding seperti dikutip cnn.com . “Mal ini dirancang untuk era digital yang terkoneksi,” tambahnya.
Fitur lain di dalam Dubai Square meliputi ruang ganti VIP, ruang uji coba smart dengan cermin interaktif, dan koleksi busana beragam. Gaya omnichannel yang menghubungkan toko fisik dan digital akan dilengkapi dengan teknologi baru.
Pembayaran bisa melalui smartphone , komputer, atau meja kasir. “Pengalaman berbelanja berbeda dari sebelumnya karena pelanggan dapat menggunakan aplikasi mobile , aplikasi barcode , dan identifikasi frekuensi radio,” ungkap Emaar Properties.
Meski dirancang untuk umum, seluruh teknologi era baru itu dipasang untuk menangkap pasar milenial yang melek teknologi. Emaar Properties menyadari generasi saat ini telah mendorong terciptanya revolusi baru di Dubai, tak terkecuali di pusat perbelanjaan.
Ahli ritel Nicolas Rubeiz mengatakan Timur Tengah itu target pasar potensial mengingat struktur demografinya unik. Angka kelahiran anak dan populasi remajanya tinggi. “Hampir separuh penduduk negara Timur Tengah usia di bawah (25). Banyak dari mereka yang memahami teknologi. Hal ini jadi potensi pasar yang besar dalam 2 dekade ke depan,” ujar Rubeiz.
Pembangunan Dubai Square juga menunjukkan bisnis ritel konvensional di Dubai menjanjikan. Namun, pada 2017, angka penjualan di Dubai melambat. Euromonitor International melaporkan pertumbuhan tahunan untuk ritel konvensional di Dubai anjlok signifikan 1,4% bila dibanding setahun sebelumnya. Mereka memprediksi angka itu akan kembali pulih tahun ini.
“Penurunan itu tidak membuat Dubai waswas. Sebagian mal meraih hasil yang memuaskan meski sebagian lainnya berjuang keras,” kata Rubeiz. CBRE juga melaporkan pada awal tahun ini Dubai menjadi wilayah dengan penetrasi ritel internasional tertinggi bila dibandingkan dengan kota lain di dunia.
Para ahli mengatakan, meski pasar ritel konvensional berada di bawah tekanan, masa depannya masih cerah. Hal ini didorong kuat oleh dukungan konsumen yangh menyukai keramahan selama berbelanja.
Selain itu Dubai diyakini akan kebanjiran pengunjung saat jadi tuan rumah Dubai World Expo 2020 . “Secara personal, saya tidak melihat bisnis ritel di Dubai meredup,” ujar Rubeiz.
“Orang optimistis melihat kota seperti Singapura dan Hong Kong serta pesimistis melihat Dubai karena kota baru. Tapi di sini saya kira terjadi kesalahpahaman karena Dubai itu kota yang berpikir ke depan”. (fbn; Bahan dari : Koran Sindo dan https://economy.okezone.com/read/2019/03/24/470/2034191/dubai-miliki-mal-sebesar-100-lapangan-sepak-bola-senilai-rp28-triliun?page=1)-FatchurR *