Aku cinta Indonesia

Petani Cabai Ciwidey Terapkan Tekno Solar Dryer Dome

(ekbis.sindonews.com)-BANDUNG; Pengembangan kawasan pertanian cabai terus dilakukan pada sentra2 produksi utama yaitu di Kab :Bandung, Garut, Tasikmalaya, Majalengka dan Sukabumi.

 

Ditjen Hortikultura melalui Distanprov Jabatr memfasilitasi pembangunan Solar Dryer Dome (SDD) atau teknologi pengering cabai menggunakan cahaya matahari kepada Kelompok Tani Hataki di Desa Cibodas Kecamatan Pasir Jambu, Kab-Bandung.

“Produksi cabai di Prov-Jabar terus meningkat dari 2015 sebanyak 353.498 jadi 409.221 ton (2017). Sejalan pengembangan kawasan di kawasan itu juga ditingkatkan olahan cabai untuk menaikkan nilai tambah,” ujar Kasi PPHH Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat Cakrawati.

Keberhasilan pembangunan ini berkat kerja sama yang baik antara Distankab Bandung dengan Kelompok tani penerima. “Kerja sama ini disertai motivasi dan komitmen petani cabai yang tinggi. Kelompok tani ini sudah lama mendambakan teknologi SDD ini,” tambah Cakrawati.

 

Teknologi SDD ini solusi pengeringan tradisional pakai sinar matahari. Keuntungannya, mempersingkat waktu pengeringan cabai yang biasanya 8 hari menggunakan oven, jadi 4 hari  pakai SDD.

Keuntungan lain, produk jadi lebih bersih, higienis, kualitas produksi lebih baik dalam mempertahankan warna, kulit, dan rasa aslinya. Media ini bersuhu 60 C dan jumlah kapasitas pengeringan yang besar sampai 800 kg. Teknologi SDD untuk petani cabai Bandung ini langkah awal penerapan teknologi pengeringan cabai di Indonesia.

“Keberadaan teknologi ini jadi solusi buat petani cabai saat panen raya dan harga cabai murah sehingga dapat dilakukan pengeringan secara dini dapat disimpan waktu lama” ucap Samsuardi, Kasi Pengolahan Hasil Sayuran dan Tanaman Obat.

Bandung, sentra produksi cabai kriting dan cabai rawit di Prov-Jabar. Daerah penghasil cabai berada di Kec-Pengalengan, Ciwidey, Pasir Jambu, Pacet, Ibun dan Paseh. Pada 2018 produksi cabai : 318.543 kuintal untuk cabai merah dan 131.481 kuintal untuk cabai rawit.

Felly Fitriani, Kasi Sayuran DistanKab Bandung mengatakan, “Fasilitasi teknologi SDD membantu petani cabai karena saat panen raya dan harga cabai murah maka petani tidak mau panen cabai karena biaya panen lebih tinggi dari biaya produksi. Berkat teknologi, petani tidak khawatir saat panen raya.”

Dia bercerita pernah harga cabai jatuh hingga Rp4 ribu per kg. Saat2 inilah, ujarnya kelompok tani bisa langsung menerapkan teknologi ini untuk pengeringan, termasuk komoditas hortikultura lainnya.

 

Nandang, anggota Kelompok Tani Hataki Desa Cobodas, Kec-Pasir Jambu Kab-Bandung senang dengan bantuan ini. “Teknologi pengering ini memperpanjang usaha kelompok di bidang pengolahan cabai karena selama ini terbatas budidaya. Kadang tidak tertolong saat harga cabai murah,” ujar Nandang.

Cabai keriting yang telah dikeringkan menghasilkan bubuk cabai berkualitas. Warna cabai, tetap merah dan tidak terjadi perubahan warna. Waktu simpan 6 bulan dan tingkat penyusutan 70% dari cabai basah.

Nandang bercerita, produk bubuk cabai yang dihasilkan masih dalam penjajakan masuk ke restoran Thailand di Jakarta melalui perantara mahasiswa ITB magang di sini dan sudah membawa sampelnya.

“Selain Solar Dryer Dome untuk cabai, ke depan akan dimanfaatkan untuk pengeringan komoditas pertanian lain karena Ciwidey itu sentra hortikultura,” ujar Diah Ismayaningrum, Kasubdit Pengolahan Hortikultura. (akr; Sudarsono;  Bahan dari : https://ekbis.sindonews.com/read/1395031/34/petani-cabai-ciwidey-terapkan-teknologi-solar-dryer-dome-1554990619)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close