Kesehatan

Cegah Pada Anak Sebelum Terlambat(3/3)

(suaramerdeka.com)-Fisik dan Lingkungan

Health Claim Senior Manager Sequis dr.Yosef Fransiscus mengatakan DM tergolong penyakit yang berpotensi makan biaya besar untuk perawatan medis.

 

Dan DM tipe 1 harus terus menerus dikontrol dengan insulin. Untuk itu, orang tua perlu memperhatikan perubahan pada fisik dan kebiasaan anak serta jika terjadi penurunan produktivitas.

 

“Anak jangan dilatih banyak makan nasi tapi lebih banyak protein seperti ayam, ikan, tahu, tempe serta sayur dan buah yang tidak manis. Hindari kebiasaan makan2an siap saji, kurangi asupan gula dan cemilan tinggi gula seperti donat, es krim, dan bantu anak agar tidak stres” ujarnya.

 

Dr Yosef menyarankan agar orang tua mencari banyak referensi tentang penyakit DM dan menerapkan gaya hidup sehat fisik di dalam keluarga. “Menekan angka DM mulailah dari rumah. Dengan memberi kesempatan serta mendorong anak dan remaja agar banyak melakukan aktivitas fisik karena sangat baik untuk membantu metabolisme tubuh,” ujarnya.

 

Ketika divonis DM maka Ia harus mengubah gaya hidupnya jadi lebih sehat. Hal ini karena DM tidak bisa disembuhkan sehingga pasien harus mengontrolnya atau akan menyebabkan komplikasi atau gangguan pada organ lain. “Biasanya penderita DM disarankan diet gula dan kalori serta OR. Jika pasien mematuhi diet nya dan OR cukup biasanya penderita dapat hidup panjang tanpa masalah kesehatan” tambahnya.

 

Mengingat jumlah penderita DM terus bertambah dan siapapun dapat terkena DM maka mencegah prevalensi diabetes diharapkan jadi salah satu fokus kita. Berdasarkan International Diabetes Federation (IDF) diabetes jadi beban global jika kita tidak bersegera mengurangi tingkat prevalensi diabetes.

 

Menurut IDF 425 juta orang di dunia mengidap DM. Dari jumlah itu anak dan remaja di bawah usia 20  pengidap DM-tipe 1 dan jumlahnya meningkat jadi lebih dari satu juta. Ini urgensi, jika kita tidak segera menanggulanginya, jumlah penderita DM meningkat jadi 629 juta pada 2045.

 

Pada saat yang sama jumlah orang dengan gangguan toleransi glukosa berisiko tinggi menjadi diabetes juga jumlahnya cukup tinggi yaitu lebih dari 325 juta. (Andika Primasiwi/CN26/SM Network; Bahan dari : https://www.suaramerdeka.com/kesehatan/baca/147671/ketahui-diabetes-pada-anak-sebelum-terlambat)-FatchurR *Tamat………

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close