Menjalankan Bisnis Dengan Target Ceruk Pasar
(dailysocial.id; Belajar dari CEO Bustiket Theo Rusli di sesi #SelasaStartup)-Agar startup Anda tampil beda dengan startup lain yang menawarkan layanan atau produk serupa itu menghadirkan produk yang niche (ceruk) dan belum banyak digarap perusahaan rintisan lain.
Namun langkah ini perlu effort besar dan strategi yang efektif agar memperoleh product market fit dan meraup keuntungan. Di sesi #SelasaStartup kali ini, CEO Bustiket Theo Rusli membagikan cara ampuh untuk bisa bertahan menjalankan bisnis saat menyasar pasar niche.
Memiliki Solusi
Karena sifat unik dan sulit diterapkan, pastikan Anda punya solusi ampuh jika target pasar kategori khusus dan terbatas. Bustiket, yang merupakan platform mempertemukan operator bus dan pembeli secara online, menyadari tingkat repetisi pembelian tiket bus antar kota dan antar provinsi tidak sebanyak pembelian tiket bus reguler pada umumnya.
Bustiket harus menghadirkan solusi digital menyasar pasar yang tergolong masih konvensional. Untuk itu pastikan produk, teknologi, dan platform yang ditawarkan, bisa memberi solusi atas permasalahan yang ditemui pasar.
Fokus ke Kebutuhan Konsumen
Terdapat kategori2 konsumen yang wajib diketahui. Masing2 memerlukan pendekatan yang berbeda, terutama jika startup Anda menawarkan produk unik dengan jumlah konsumen yang tergolong niche.
Mulai konsumen yang tertarik dengan layanan atau produk, mereka yang hanya memanfaatkan produk atau layanan karena diskon atau promo, hingga konsumen yang gemar memberi feedback positif hingga negatif terkait dengan pengalamannya saat memanfaatkan produk. Lakukan pendekatan yang relevan ke konsumen itu, yang akan berpengaruh ke produk atau layanan yang dimiliki.
Memberi Value
Definisi di sini, bagaimana layanan atau produknya bisa memberikan value bagi orang banyak dan bisa menjadi produk yang lebih baik dibanding yang ditawarkan alternative player. Untuk itu ciptakan model bisnis efektif, agar konsumen tetap loyal memakai produk atau layanan Anda dan enggan berpaling ke produk lainnya.
Adaptasi dan pivot
Hal ini wajib diterapkan semua startup. Ketika model bisnisnya dinilai tidak mampu berjalan secara positif, ada baiknya startup beradaptasi dan segera melakukan pivot. Meskipun terlihat cukup menyulitkan dan terkesan mengubah konsep bisnis, namun melakukan pivot terkadang bisa memberikan end result yang lebih baik, karena telah belajar dari kesalahan terdahulu.
Tim yang solid
Banyak pendiri startup menyebutkan talenta itu asset/investasi yang berpengaruh pada pertumbuhan startup. Upayakan Anda memiliki orang yang dipercaya sejak awal dan memiliki skill yang relevan. Ketika bisnis makin berkembang, rekrut talenta yang tepat dan bisa mengerti visi dan misi perusahaan, agar bisa maju bersama mengembangkan bisnis. (Bahan dari : https://dailysocial.id/post/-memahami-pentingnya-design-thinking-saat-merintis-startup)-FatchurR *