Hoax-Berakidah
(satriadharma.com)-Dunia medsos kita dikepung ber-macam2 hoax, termasuk yang diklaim ‘berakidah dan bersyariah’. Ini meresahkan dan mengkhawatirkan. Salah satunya video : “Mengapa rumah sakit di Mekkah sepi?” Video itu disebarluaskan via WA grup
Video itu menampilkan foto2 kamar dan ranjang RS yang katanya video rumah sakit di Mekkah yang sepi dan tak ada pasiennya. Tidak sama dengan di Indonesia katanya (RSnya penuh pasien). Rahasianya katanya pada AKIDAH dan SYARIAH. 😯
Katanya, ada dokter dari luar Mekkah yang praktek 6 bulan di Mekkah dan selama itu tidak ada pasien yang datang. Dia heran. Ada apa ini kok gak ada warga Mekkah yang sakit? Setelah ditanyakan dan diselidiki, orang Mekkah punya metode khusus kalau sakit sehingga mereka tidak ke dokter, apalagi masuk rumah sakit.
Katanya orang Mekkah kalau sakit melakukan 7 langkah atau cara sehingga gak perlu masuk RS, yaitu : Pertama, sholat 2 rakaat. Insya Allah sembuh. Kalau belum sembuh kedua lalu baca al-Fatihah. Kalau cara kedua belum berhasil maka cara ketiga bersedekah. Insya Allah akan sembuh. Jika ini juga belum berhasil, cara keempat istigfar. Semoga langsung sembuh.
Kalau penyakit membandel maka cara ke-5 yang ditempuh minum madu dan habbatus sauda. Ini obat luar biasa yang membuat kita sembuh dan tidak perlu ke dokter. Belum berhasil? Cara ke-6 makan bawang putih dan buah zaitun. Ini tokcer. Dan kalau semua cara belum berhasil, mereka melakukan cara terakhir, yaitu mendatangi dokter yang saleh. Apa boleh buat.
Katanya berkat cara Berakidah Dan Bersyariah ini maka RS di Mekkah sepi dan tidak ada pasien. (Di video ditunjukkan kamar RS dan bed yang kosong). Bagaimana kita bisa mengetahui bahwa ini hoax?
Jika Anda kritis maka Anda akan curiga. Mosok sih cara ‘berakidah dan bersyariah’ membuat para dokter menganggur karena tidak dapat pasien? Dan kalau Anda mau sedikit browsing maka Anda menemukan data yang akan membuktikan kebohongan klaim pada video tsb.
Gak harus cerdas untuk kritis dan tidak langsung percaya klaim ini. Klaim ini ‘too good to be true‘. Ibnu Sina, Bapak Kedokteran Modern, mungkin akan bangkit dari kuburnya jika ini benar. Respon sederhana jika kita dapat info ini dengan tanya pada diri sendiri benarkah? Maka Anda langsung ke tahap berikutnya, yaitu membuat analisis dan mencari kebenaran dari analisis itu.
Sebagai contoh, jika JARANG orang Mekkah masuk RS maka Konsekuensi Logisnya, Hanya Ada Sedikit RS Di Mekkah. Untuk apa membangun banyak RS jika jarang ada orang sakit yang perlu dirawat di RS kan? Kita tinggal cari fakta menguatkan perkiraan kita. Browsing di Google dengan kunci ‘number of hospitals in makkah’ dan kita akan tahu berapa banyak RS di kota Mekkah.
Kalau benar sedikit pasien di Makkah maka RS juga sedikit. Coba cek saja berapa jumlah RS di Makkah. Ada 35 RS di Mekkah padahal jumlah penduduknya 1,5 juta. Apakah jumlah ini sedikit atau banyak? Bandingkan dengan jumlah RS di kota Anda. (Kota Surabaya dengan populasi 2,7 juta punya 40 RS)
Jika di Makkah pasiennya jarang maka berlaku sama untuk di negara Saudi Arabia. Kan metode “7 Langkah Berakidah dan Bersyariah” juga bisa diterapkan di kota lain di Arab Saudi. Berapa jumlah RS di Saudi Arabia?. Kalau tidak ada pasien maka RS di sana tidak akan bertambah. Faktanya RS di sana banyak dan bertambah terus.
“There are about 415 governmental hospitals and 127 private hospitals in Saudi Arabia, 270 of them are under Ministry of Health umbrella.[1]”https://en.m.wikipedia.org/…/List_of_hospitals_in_Saudi_Ara…
Apakah jumlah RS sekian itu banyak atau sedikit? Cek saja jumlah penduduknya. Populasi di Saudi Arabia 32 juta an orang (ini bisa dicari di Google) dan hampir sama dengan Jateng yang 33,75 juta jiwa. Tetapi jumlah RS di Jateng hanya 105 buah yang pemerintah dan swasta (cari di Google juga). Jadi jumlah RS di Arab Saudi jauh lebih banyak ketimbang Jateng. Kalau dilihat dari jumlahnya, 5x lipat.
Lebih banyaknya RS di Arab Saudi tidak berarti lebih banyaknya pasien di sana. Tapi itu sudah cukup mematahkan hoax bahwa RS di Arab Saudi kosong karena tidak ada pasien (di video tsb ditunjukkan RS yang kamarnya kosong tanpa pasien).
Pertanyaannya apa tujuan orang membuat hoax seperti itu? Mengapa ada orang yang membuat video hoax ini dan apa sebenarnya yang hendak ia tuju?
Sebagai muslim kita harus tahu bahwa menebar hoax adalah perbuatan haram dan sangat dibenci dalam ajaran Islam.
Menebar fitnah dan kebohongan itu buruk bagi peradaban, dan mereka-mereka yang memproduksi hoax di sosial media sebenarnya adalah orang-orang yang mendustakan ajaran dan nilai Islam. (Satria Dharma; Bahan dari : https://satriadharma.com/2018/02/01/hoax-berakidah-dan-bersyariah/)-FatchurR *