Opini dan sukses bisnis

Minyak Ulat Dari Mahasiswa Malang Siap Ke Eropa

(bbc.com)-Minyak goring dari ulat Jerman yang dikembangkan mahasiswa universitas di Malang direncanakan segera dikomersialkan dan perusahaan2 di Eropa siap jadi pembeli. Namun sebagian pembaca bertanya, apakah minyak itu haram atau halal.

 

Soal halal-haram itu sebagian dari 1.200 komentar terkait minyak dari tim mahasiswa Brawijaya, Malang, melalui FB BBC Indonesia. Tim mahasiswa di proyek Biteback, insect mineral oil, meraih juara-2 lomba Thought For Food, lomba teknologi ketersediaan pangan yang berkesinambungan, di Swiss-2018. Proyek ini untuk mengurangi konsumsi minyak sawit yang dituduh penyebab kerusakan hutan.

 

Seorang anggota tim, Mushab Nursantio mengatakan setelah menang lomba mereka kembangkan bisnis di Eropa dalam satu tahun terakhir dan ada 6 perusahaan di Eropa yang siap bekerja sama. “Bulan depan akan memulai pembangunan pilot plant dan menyelesaikan kerja sama uji coba dengan perusahaan2 multi nasional yang juga konsumen terbesar minyak sawit.”

 

Dan Mushab menjawab sebagian dari lebih 1.000 komentar dan pertanyaan Anda:

Bukannya semua serangga halal? Pertanyaan Hendri Desmans

Pembaca di FB BBC Indonesia termasuk Yance Tumundo usul “Kuncinya, kalau usahanya ingin berhasil jalan yang harus ditempuh adalah kerja sama dengan MUI  apalagi bergerak dibidang makanan.”

 

Pernyataan yang dijawab Hendri Desmans dengan “bukannya semua serangga halal ya.”

Pembaca lain, Rusli Alby mengangkat hal yang sama dan menulis, “Apapun ceritanya kita perlu tanya dulu MUI . Diperbolehkan atau sebaliknya. Jadi supaya tidak timbul was was dalam hukum agama.”

 

Menjawab ini, Mushab mengatakan, “Serangga umumnya halal, dan tak perlu disembelih…ada contoh perwarna makanan warna merah alami dan bahan bakunya serangga sudah dinyatakan halal.”

 

BBC Indonesia juga tanya ke Arwani Faishal, anggota komisi Fatwa MUI yang menyatakan menentukan halal tidaknya “perlu fatwa MUI karena serangga jenisnya banyak  dan apakah ada darah mengalir (dari ulat saat akan diproses).” Semut dan laron serta kutu kasur dipastikan halal. Ulat Jerman ini dikembangkan dari jenis kumbang mealworm dengan daur hidup cepat dan perlu 30an puluh hari.

 

Apa kandungannya? Pertanyaan dari Novida Wanty Panggabean

Minyak dari ulat Jerman ini “kandungan lemaknya lebih sehat karena lemaknya rendah dan omega-3 tinggi, juga rendah kolesterol.”

 

Dosen Fakultas Teknologi Pertanian Nur Hidayat mengatakan, dikutip di blog BiteBack di TFF, bahwa minyak ini memiliki kandungan tinggi asam lemak Polyunsaturated Fatty cocok untuk konsumsi minyak. “Produk ini  solusi alternatif minyak masak berkelanjutan,” tambahnya.

 

Inovasi keren di awal saja dan menghilang-Pertanyaan Firly Saputra

“Tergantung pendekatan inovatornya, di Indonesia. Kalau sebatas jadi inovator, tapi tak ada niat komersialiasi, ya mindsetnya seperti itu. Kami dari awal tujuannyanya komersialisasi.”

“Punya inovasi dan cari funding dan pasarnya, sekarang sih, sudah dapat akses,” jawab Mushab.

 

Buka peluang usaha peternakan-Hasan Si Jalu Pengestu

Mushab : Karena pengembangan ulat Jerman ini murah, budidaya ini “membuka peluang masyarakat menengah yang ingin berwira usaha dengan modal dan risiko yang rendah.”

“Serangga ini berpotensi besar yang misalnya tak punya lahan berbinis. Dan bisa pakai  ruang di rumah masing2, dengan satu kamar kosong (untuk mengembangkan kumbang) untuk penghasilan tambahan.”

 

“Budidaya ini efisein, satu kumpang bisa menghasilkan 500 telur dan jadi ulat tiap2 minggu.Pakan dikasih limbah organik pasar atau limbah industri sereal dari limbah penggilingan gandum,” tambahnya.

 

“Modalnya kira2 tiap bulan, sekitar 500 kumbang, kurang dari Rp100.000 tapi bisa dijual antara Rp300.000 sampai Rp500.000,” tambah Mushab.  (Bahan dari : https://www.bbc.com/indonesia/trensosial-41602634?ocid=wsindonesia.chat-apps.in-app-msg.whatsapp.trial.link1_.auin)-FatchurR *

 

*** Peluang yang perlu dicoba bagi pensiunan dan tentu meminta bantuan pihak lain untuk mengajarkannya (FR)

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close