Psikologi

Sapaan Bernilai Nyawa

(bkpp.demakkab.go.id)-Pernahkah Anda menyesal melakukan kebaikan? Saya harap tidak, karena setiap kebaikan selalu punya cara unik untuk kembali kepada pemberi kebaikan. Seperti kisah berikut ini :

 

Dikisahkan Karyawati ini bekerja di Pabrik yrodusen makanan beku. Setiap hari, sebelum pulang ia bertugas menghitung jumlah stock barang yang tersisa di Gudang. Tentu Gudang itu bukan sembarang Gudang, melainkan sebuah freezer raksasa.

 

Hari itu, saat masih di Gudang, rekannya buru-buru pulang tak sempat mengecek secara teliti dan langsung mengunci Gudang tanpa melihat dia masih berada di dalam. Begitu sadar terkunci, wanita ini segera berlari ke pintu, menggedor dan memanggil – manggil, sayangnya tak ada yang mendengarnya.

 

Meski tahu, sudah jam pulang, dan kemungkinan besar rekannya tak ada di sekitar Gudang, wanita ini tak mau putus asa. Ia terus berteriak hingga suaranya serak, menggedor hingga tangannya sakit.

 

Setelah berlalu beberapa jam, ia makin kedinginan dan kelaparan. Tenaganya tidak tersisa banyak. Tubuhnya hampir membeku, bibirnya membiru dan rambutnya tertutup bunga es, akhirnya dia tak sadar. Tepat saat itulah, seseorang datang membuka pintu dan menyelamatkannya

 

Sosok penolong itu Satpam Pabrik. Ia segera dibawa ke Pos Satpam, diberi minum hangat dan mesin pemanas. Setelah kondisinya membaik, ia berterima kasih, namun juga merasa heran bagaimana sang Satpam mengetahui dia masih berada di gudang penyimpanan.

 

Salah satu Satpam senior itu berkata, kau sudah menolong dirimu sendiri. Ternyata, kebiasaan wanita ini setiap datang dan pulang bekerja dia menyapa Satpam yang bekerja di Pos jaga. “Selamat pagi, Pak!”

“Pulang dulu ya, Pak. Sampai ketemu besok.”

 

Bagi Satpam yang telah bekerja 8 tahun di Pabrik ini, wanita itu satu-satunya yang meluangkan waktu menyapanya. Karenanya, hari itu Satpam merasa ada yang kurang. Pasalnya jam pulang berlalu lama, namun ia belum mendengar suara ramah yang biasa menyapa. Maka, Satpam itu mengecek sekali lagi seluruh ruangan di Pabrik.

 

Dia menemukan wanita itu pingsan di Gudang makanan. Siapa sangka kebiasaan kecil menyapa,  ramah dan senyum tulus, bisa menyelamatkan nyawa wanita itu. Kisah ini menginspirasi kita, tak ada kebaikan yang sia-sia. Jika hal sepele dan semudah senyuman juga satu kalimat ramah. Kebaikan akan selalu diingat, dan ia juga akan selalu kembali, dengan cara yang tak pernah disangka – sangka.

 

Setiap menabur kebaikan, sejatinya kita sedang menabung kebaikan untuk diri kita sendiri.  (Kiriman H.  Djuhana;  Bahan  dari Nur Chasanah, S.Psi:  https://bkpp.demakkab.go.id/2020/02/sapaan-itu-ternyata-harganya-senilai.html)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close