Wisata Sehat Ke Pulau Giliyang Surga Tersembunyi Di Sumenep
(lifestyle.sindonews.com)- Sudah gregetan ingin liburan? Sabar dulu, karena Anda harus menentukan destinasi yang sesuai standar Cleanliness, Health and Safety (CHS), yang diterapkan pemerintah menjelang kenormalan baru wisata di Indonesia ini.
Tapi tahukah Anda, Indonesia punya pulau yang indah dan sehat karena memiliki oksigen terbaik no. 2 di dunia. Pulau yang sehat dan sangat cocok untuk destinasi pertama yang wajib Anda kunjungi usai pandemi COVID-19 ini berlalu. Namanya Pulau Giliyang (Gili Iyang).
Pulau sehat ini di kecamatan Dungkek, kabupaten Sumenep, Jatim. Pulau Giliyang terbagi jadi dua desa, yaitu Desa Bancamara dan Desa Banra’as. Hasil penelitian, Pulau Giliyang memiliki udara terbaik ke-2 dunia setelah Yordania (dan terbersih di Indonesia). Dalam penelitian Pusat Pemanfaatan Sains Atmosfer dan Iklim LAPAN (2006), kadar oksigen Pulau Giliyang 3,4- 4,8% di atas normal.
Badan Lingkungan Hidup (BLH) Sumenep mengkaji ulang di Pulau Giliyang (2016). Mereka menemukan konsentrasi oksigen di Pulau Giliyang berkisar 21,5% atau 215.000 ppm. Udara yang teramat segar ini terbukti jadi rahasia umur panjang masyarakat Giliyang. Rata-rata usianya 80-100 tahun.
Karena keunikannya itu, Pemkab Sumenep mencanangkan Pulau Giliyang jadi destinasi Wisata Kesehatan. Hal ini dapat dilihat dari pembangunan infrastruktur wisata di pulau yang terletak di Kecamatan Dungkek, sekitar 28 km dari pusat Kabupaten Sumenep tersebut.
Asal usul pulau Giliyang
Konon Pulau Gili Iyang dikenal 2 nama berbeda yaitu Gili Iyang dan Gili Elang. Menurut masyarakat ada 2 sejarah berbeda mengenai pulau itu. Nama pertama “Gila Iyang” pemberian dari nenek moyang yang artinya gila. Sebab dulu pulau ini dijadikan tempat pembuangan orang gila dan saat ditemukan pertama kali pulau ini juga dihuni oleh orang gila.
Nama kedua “Gila Elang” atau biasa disebut “Pulo Elang” yang berarti pulau yang hilang dalam bahasa Madura, kerena menurut cerita masyarakat zaman penjajahan Belanda ini adalah pulau yang tidak ditemukan atau hilang, sementara pulau-pulau lainnya telah ditemukan oleh pasukan tentara Belanda.
Sejarah Pulau Gili Iyang ditemukan Daeng Masaleh (1962). Konon menurut sesepuh di Pulau Gili Iyang, Daeng Masaleh dari Sulawesi yang dituntun oleh ikan hiu sampai akhirnya menemukan daratan pulau. Beliau pertama kali membabat hutan membuka jalan di Pulau Gili Iyang. Saat ini Pulau Gili Iyang berpenduduk mayoritas dari suku Madura.
Pulau eksotis
Kandungan oksigen yang tinggi bukan hanya berasal dari banyaknya pepohonan rimbun, tapi juga dari perputaran udara yang terjadi di Pantai Pulau Giliyang. Pantai di pulau ini ditumbuhi banyak pohon sehingga membuat suasana di pantai cukup dingin dan terhindar dari terik matahari.
Selain pasir pantai yang putih, di sini juga terdapat batu karang yang menghiasi. Anda juga bisa menemukan tumpukan tulang yang sengaja dipajang oleh warga sekitar. Tulang tersebut merupakan tulang ikan paus yang sengaja dipajang agar dilihat para wisatawan.
Di Giliyang juga terdapat banyak gua. Ada sekitar 17 gua yang ada di pulau ini. Salah satunya adalah Goa Air dengan kedalaman 150 meter. Walaupun lokasinya berdekatan dengan pantai namun air yang ada di sini adalah air tawar.
Satu hal lagi yang membuat tempat ini begitu alami, yaitu tak ada aliran listrik sampai dengan 2017. Sebelumnya, untuk memenuhi kehiudupan mereka, masyarakat Giliyang menggunakan lampu berbahan minyak dan aki sebagai penerangan.
Hanya sebagian dari masyarakat ini yang menggunakan panel surya. Baru pada 2017, aliran listrik akhirnya masuk ke tempat ini. Namun sampai dengan Mei 2019, aliran listrik di Giliyang hanya selama 12 jam dalam sehari, sedangkan beberapa pulai tetangganya sudah mencapai 24 jam dalam sehari. Tak heran, masyarakat di Pulau Giliyang sangat menyatu dengan alam.
Anda pun dapat menikmati kuliner ikan segar Giliyang, membeli kerajinan tangan penduduk lokal, dan menginap di homestay yang sudah disediakan.
Hanya berjalan-jalan di pantai sangat mengasyikan. Karena pantainya indah dan airnya jernih. Anda juga bisa snorkeling untuk melihat keindahan batu karang menjadi pilihan yang tepat. Keindahan sunset dan sunrise pulau Giliyang pun semakin melengkapi indahnya perjalanan wisata yang tak terlupakan.
Cara ke Pulau Giliyang
Jika tiba di Surabaya, Anda lanjutkan perjalanan melewati Jembatan Suramadu untuk tiba di Sumenep. Setelah sampai di Sumenep, lanjut ke Pelabuhan Dungkek, Sumenep. Jika tidak membawa kendaraan pribadi, Anda bisa naik Mobil Penumpang Umum (MPU) yang ada setiap hari, tujuan Sumenep sampai Pelabuhan Dungkek.
Dari Pelabuhan Dungkek ke Pulau Gili Iyang, ada perahu motor nelayan siap mengantar. Tiap harinya perahu berangkat pukul 10.00 WIB. Jika Anda ingin sewa perahu pulang-pergi juga bisa Anda sewa.
Waktu yang diperlukan dari Pelabuhan Dungkek ke Pulau Gili Iyang Madura sekitar 45 – 60 menit jika cuaca normal. Saat tiba di Pulau Giliyang sebenarnya tidak ada penginapan, namun bagi yang ingin bermalam dapat menyewa Homestay atau rumah warga lokal dengan biaya yang relatif lebih murah.
Pasti menjadi pengalaman yang menyenangkan bila liburan ke pulau sehat ini bukan? Jadi, patikan Pulau Giliyang ada dalam daftar agenda liburan Anda nanti ya!
(wid; Widaningsih; Bahan dari : https://lifestyle.sindonews.com/read/48994/156/wisata-sehat-ke-pulau-giliyang-surga-tersembunyi-di-sumenep-madura-1590620702)-FatchurR *