Opini dan sukses bisnis

Mengenal Tanaman Porang Manfaat-Budidaya Dan Cobain Bisnis(1/2)

(tirto.id)- Porang, tanaman umbi-umbian populer dibicarakan, lantaran kisah sukses petani porang di desa Kepel, Jatim yang berhasil jadi miliader karena bisnis ekspor porang. Apa porang ini? Porang atau (iles-iles) adalah tanaman umbi-umbian dari spesies Amorphophallus muelleri.

 

Manfaat porang untuk bahan baku tepung, kosmetik, penjernih air, juga pembuatan lem dan “jelly” yang akhir akhir ini kerap diekspor ke negeri Jepang. Umbinya mengandung glucomannan berbentuk tepung  yaitu serat alami yang larut dalam air biasa untuk aditif makanan sebagai emulsifier dan pengental, dan untuk bahan pembuatan lem ramah lingkungan dan pembuatan komponen pesawat terbang.

 

Demikian dilansir laman resmi Kementan. Porang toleran dengan naungan hingga 60% dan tumbuh pada jenis tanah apa saja di ketinggian 0 – 700 mdpl. Sifat tanaman ini memungkinkan dibudidayakan di lahan hutan di bawah naungan tegakan tanaman lain. Bibitnya bisa dari potongan umbi batang atau umbinya yang telah memiliki titik tumbuh atau umbi katak (bubil) yang ditanam langsung.

 

Pertanian.go.id menulis, porang bernilai strategis untuk dikembangkan, karena berpeluang besar untuk diekspor. Catatan Badan Karantina Pertanian menyebutkan, ekspor porang (2018) sebanyak 254 ton, dengan nilai ekspor Rp 11,31 miliar ke negara Jepang, Tiongkok, Vietnam, Australia dll.

 

Umbi porang kini banyak berasal dari hutan dan belum banyak dibudidayakan. Ada sentra pengolahan tepung porang saat ini, seperti di daerah Pasuruan, Madiun, Wonogiri, Bandung serta Maros.

Budidaya Umbi Porang

Pemprov Jatim berkomitmen membudi-dayakan porang yang dikelola Lembaga Masyarakat Desa Hutan (LMDH) Kab-Nganjuk dan sekitar. “Porang ini tak banyak diketahui manfaatnya tapi adalah komoditas unggulan Jatim karena hampir 100% diekspor,” ujar Gubernur Khofifah saat ketemu pembudidaya porang di hutan Desa Bendoasri, Kec-Rejoso, Nganjuk, sebagaimana dikutip Antara.

 

Di wilayah hutan ini budidaya porang dikelola LMDH Artomoro dan Trimulyo di lahan lebih dari 500  ha. Ketua LMDH Artomoro Rianto saat dikonfirmasi tidak tahu kalau hasil budi dayanya yang perhektar bisa menghasilkan 15 ton porang ini jadi komoditas ekspor. Gubernur Khofifah akan menggandeng tim ahli dari Unbra, Malang, untuk meneliti demi meningkatkan produktifitas budidaya porang.

 

“Saya ingin Unbra menurunkan tim mengkaji untuk meningkatkan budidaya porang sehingga berbagai permasalahan yang ini dilami petani bisa diatasi dengan baik”. Mantan Mensos ini ingin agar jangan sampai bibit tanaman porang bisa sampai lepas ke luar negeri. “Jangan sampai bibitnya ditanam di luar negeri dan malah negara lain yang berhasil mengembangkan budidaya porang,” tuturnya.

 

Rumah Budidaya Porang juga dilakukan masyarakat di sela hutan jati yang diwenangi Perum Perhutani Unit II KPH Madiun. Kata Suyatno, Ketua Masyarakat Pengelola Sumberdaya Hutan (MPSDH) Wono Lestari yang masuk Resor Pemangku Hutan (RPH) Panggung, Kesatuan Pemangkuan Hutan (BKPH) Dagangan Madiun, saat wartawan ke lapangan yang difasilitasi “The Global Forest and Trade Work” (GFTN) WWF Indonesia.

 

Dalam pertemuan itu, mewakili 80 lebih petani di sekitar hutan jati yang membudidayakan tanaman Porang, ia jelaskan dengan kerja sama berbentuk program PHBM (Pengelolaan Hutan Bersama Masyarakat), kini warga merasakan peningkatan kesejahteraan. MPSDH Wono Lestari, katanya, mendapat hak pengelolaan 112 ha lahan disela hutan jati di KPH Madiun, yang dimanfaatkan untuk menanam Porang, yang bernilai ekonomi cukup tinggi.

 

Harga Jual Porang di Pasaran

“Harga Porang bisa Rp2.500 untuk satu umbi dengan berat 4 Kg” katanya dan dalam hitungan normal 100 pohon Porang bisa menghasilkan Rp1 juta. Untuk luasan 1 ha, bisa ditanam 6.000 bibit, sehingga bisa menghasilkan 24 ton/ha, yakni dengan penghitungan 6.000 dikalikan 4 Kg.

 

“Dengan demikian, maka dalam hitungan kasar, jika satu ha bisa menghasilkan 24 ton, dan dikalikan dengan harga Rp2.500/kg, kurang lebih bisa menghasilkan Rp60 juta,” katanya.

 

(Yulaika Ramadhani; Editor : Agung DH; Bahan dari : https://tirto.id/mengenal-tanaman-porang-manfaat-harga-budidaya-nilai-bisnis-ekCF)-FatchurR *Bersambung……..

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close