Iptek dan Lingk. Hidup

Pagi Bersalju Dan Fakta Unik Embun Es Dieng Di Akhir Juli 2020

(m.liputan6.com)-BANJARNEGARA; Embun es atau dikenal embun upas di dataran tinggi Dieng muncul pada dasarian akhir Juli 2020, (pagi, 25/7/20). Momen langka ini kerap menjadi buruan pelancong milenial yang gemar menabung kenangan.

 

Sayangnya, embun es yang tampak bagai salju pagi hari tahun ini tak bisa leluasa dieksplorasi lantaran kawasan wisata Dieng baru dibuka untuk umum pada bulan Agustus-2020 lantaran Covid-19 yang tak kunjung berlalu.

 

Ada fakta unik tentang embun upas di Dieng. Menurut penjelasan Stasiun Geofisika kelas III Banjarnegara, fenomena embun es ini salah satu anomali cuaca ekstrem disebabkan beberapa faktor.

 

Embun upas biasa terjadi di dataran tinggi terutama pada puncak musim kemarau. Di wilayah tropis seperti Indonesia, suhu yang dingin hanya terjadi di dataran tinggi. Hal ini disebabkan lapisan troposfer, suhu udara mengalami penurunan seiring ketinggian suatu tempat. Makin tinggi suatu tempat, suhunya semakin dingin.

 

Sehingga peristiwa embun es di Indonesia hanya mungkin terjadi di dataran tinggi. Kompleksitas bentuk muka tanah seperti gunung dan lembah turut menyumbang variasi suhu permukaan.

 

Terjadi pada puncak musim kemarau

“Faktor berikutnya vegetasi dan danau di sekitar yang berkontribusi pada variasi kelembapan udara di lokasi itu” kata staf Stasiun Geofisika Banjarnegara, M. Burhanudin yang dihubungi melalui telepon.

 

Embun upas terbentuk saat wilayah Jateng memasuki musim kemarau. Ketika musim ini, kondisi langit relatif tidak ada tutupan awan. Siang hari, radiasi matahari langsung menerpa daratan sehingga akan terasa lebih terik. Sebaliknya, malam hari radiasi matahari yang tersimpan siang hari terpancar tanpa hambatan.

 

Tanpa awan, tidak ada yang menahan radiasi panas matahari, sehingga suhu udara di permukaan terasa sangat dingin terutama pada dini hari jelang pagi. “Suhu bisa mencapai 5®C, bahkan di bawah nol. Pada suhu inilah biasanya embun es terbentuk,” ujar dia.

 

Faktor ke-4 adalah aliran massa udara di wilayah belahan bumi selatan, termasuk Jateng, didominasi angin timuran yang membawa massa udara dingin dan kering dari Benua Australia. Faktor ini saling terkait dan mendorong munculnya fenomena embun beku di dataran tinggi Dieng.

 

Dieng Dibuka 1 Aguustus 2020

Kawasan Wisata Dataran Tinggi Dieng, Banjarnegara dibuka tanggal 1/8/2020. Pengelola wajib menjalankan protokol kesehatan di kawasan wisata. Kawasan ini dibuka untuk umum setelah ditutup beberapa bulan akibat Covid-19. Pembukaan ini selain sebagai pengobat rindu pecinta wisata sejarah, juga menggerakan perekonomian dan kontribusi pada penerimaan pendaptan daerah.

 

Sebelumnya, destinasi wisata Komplek Candi Arjuna dan Kawah Sikidang dibuka mulai tanggal 20 sampai 31 Juli. Namun, selama periode ini pengelola menerapkan pembatasan.

 

Antara lain dengan membatasi satu kali trip maksimal 140 orang dan waktu kunjung maksimal 60 menit. Setiap 20 orang didampingi satu orang pemandu wisata. Hal ini untuk menghindari kerumunan sebagai upaya mencegah penyebaran virus corona.

 

Pada tahap ini, wisatawan dibatasi dari wilayah Jateng dan DIY. Satu minggu kemudian dievaluasi dan kembali menggelar simulasi tahap kedua pada tanggal 27 Juli 2020.

 

Wisatawan juga diimbau beli tiket dengan pesan ke nomor WA 0823 2369 0676. Pembayaran bisa tunai di lokasi dengan cara menaruh uang di nampan yang tersedia.

 

“Kami buka untuk umum dengan tetap menerapkan peraturan kesehatan, social distancing, dan manajemen trip,” kata Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Banjarnegara, Agung Yusianto.

 

(Oleh Rudal Afgani Dirgantara; pada Bahan dari : https://m.liputan6.com/regional/read/4315447/pagi-bersalju-dan-fakta-unik-kemunculan-embun-es-dieng-akhir-juli?utm_source=Digital+Marketing&utm_medium=Partnership&utm_campaign=Line)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close