Iptek dan Lingk. Hidup

Moorisa Tjokro Perempuan Indonesia Jadi Autopilot Software Engineer Tesla(3/3)

Kurangnya Panutan Perempuan Di Dunia STEM

Walau begitu, Moorissa mengatakan, ia merasa beruntung, karena tidak pernah mengalami diskriminasi atau perbedaan di dunia kerja yang didominasi lelaki ini. Menurutnya, perempuan cenderung lebih “nurut” dan mengiakan.

 

“Mungkin ini karena saya dibesarkan di Indonesia, jadi sering ngomong sorry dan mungkin ini bukan cuman cewek aja, tapi minoritas di bidang tertentu, gitu. Jadi self-esteem (rasa percaya diri.red) kita juga bisa turun, karena kita representing a minority (mewakili minoritas.red),” ungkapnya.

 

Mengingat jarang perempuan yang terjun ke dunia STEM, Moorissa melihat Kurangnya Panutan Perempuan Di Dunia STEM sebagai “tantangan terbesar.” Hal ini menyebabkan kurangnya motivasi pada perempuan untuk mencapai posisi eksekutif, khususnya di dunia teknologi dan otomotif.

 

“Karena jarang, untuk melihat posisi itu perempuan, karena enggak ada, gitu. Hampir enggak ada,” ucap Moorissa. Pernyataan ini dudukung Brenda Ekwurzel, ilmuwan senior di bidang iklim, yang  Director of Climate Science untuk program iklim dan energi di lembaga Union of Concerned Scientists di Washington, D.C. Kurangnya arahan tentang karir di bidang STEM adalah salah satu faktor kendala.

 

“Tidak punya mentor ketika kamu sedang mempelajari perjalanan karier yang berbeda dan mencari tahu apa yang perlu dilakukan untuk bisa sukses. Sebagai ilmuwan tidak hanya perlu mengerti soal sains dan melakukan penelitian. Ada banyak hal lain, seperti mencari dana dan apa yang perlu dilakukan,” jelasnya kepada VOA.

 

Kini, makin banyaknya perempuan yang menempuh pendidikan formal dan berhasil sukses, perlu ada lebih banyak arahan dan dukungan yang bisa meningkatkan karier mereka. “Cari orang yang dapat membantumu, siapa pun mereka. Bertanya jika punya pertanyaan,” tambah Ekwurzel.

 

Moorissa tetap optimistis, dengan adanya berbagai organisasi yang meningkatkan pemberdayaan perempuan di bidang STEM, seperti Society of Women Engineers. “Ini penting untuk generasi kita di masa depan” tegasnya. Dalam meraih cita-cita di bidang apa pun, pesanya satu, yaitu “follow your heart” atau ikuti kata hati.

 

“Walau mungkin banyak yang enggak setuju atau berpikir keputusan kita bukan terbaik, we have to follow our hearts (dan) karena saat kita follow our hearts, kita enggak mungkin nyesel,” pesan Moorissa.

 

“Dan ketika kita tahu yang kita suka, sebesar-besarnya tikungan, jalan, atau mountains, ada sedikit semangat menekuni bidang itu” pungkasnya. Untuk ke depan, Moorissa bercita-cita membangun yayasan yang bertujuan memberantas kemiskinan di Indonesia.

 

(aky/fmh; Agregasi Voa; Bahan dari : https://otomotif.okezone.com/read/2020/12/03/52/2320668/moorissa-tjokro-perempuan-indonesia-yang-jadi-autopilot-software-engineer-tesla)-FatchurR * Tamat…….

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close