(rs.ui.ac.id)- Hampir 2 tahun masyarakat dunia termasuk Indonesia berjuang melelahkan karena pandemi Covid-19. Di Indonesia, sejak pertama kali (Maret 2020) ada lebih dari empat juta kasus dengan lebih dari 138.000 meninggal (data minggu ke-2/September 2021
Kita harus beradaptasi via new normal era dengan penerapan prokes itu kebutuhan, keharusan menjaga diri dan sesama. Prokesnya himbauan untuk melindungi diri dari virus Sars-Cov-2 berupa mencuci tangan, menjaga jarak minimal 2 mtr, bermasker, membatasi mobilitas, dan menghindari keramaian.
Yang terbanyak perkembangannya dalam bermasker. Di awal pandemi, Centre for Disease Control and Prevention (CDC) dan WHO mewajiban masker bagi orang sakit. Dan ada kelangkaan masker medis di awal pandemi karena masyarakat berbondong belanja masker medis.
Harga masker medis jadi tak masuk akal hingga ada aturan mengenai bermasker kain 3 lapis bagi masyarakat umum. Lanjut masker medis di pasaran beredar normal berharga wajar dan masyarakat mulai bermasker medis sebagai bagian dari keseharian mereka.
Perkembangan model, warna, dan bentuk masker kini beragam mulai dari masker medis biasa, duckbill, KF 94, dan KN-95 dengan klaim jumlah lapisan 3 lhingga 6 lapisan.
Bulan April 2021 CDC memandu cara meningkatkan efektivitas masker yang diterapkan. Penggunaan masker secara konsisten dengan baik dan benar penting untuk memutus penyebaran covid-19.
Bermasker double dengan masker medis lebih dulu lalu dilapisi masker kain, lebih efektif meningkatkan efektivitas masker untuk melindungi diri kita dari covid-19. Hasil Penelitian penggunaan masker dengan cara itu mampu menyaring partikel batuk dari seseorang hingga 85,4%.
Penggunaan double masker selainn menambah jumlah lapisan, juga meningkatkan keeratan atau kekencangan masker, dan membuat masker lebih sesuai (fit) pada kontur muka kita.
Masker medis saja menyaring partikel 56,1% dan masker kain saja menyaring partikel 51,4%. Bermasker double dengan dua masker bedah atau menambah lapisan pada masker N95, tidak disarankan.
Bermasker double satu dari langkah sederhana yang dapat dilakukan meningkatkan performa masker. Hal lain membuat simpul pada kanan dan kiri masker medis hingga terbentuk seperti respirator KN95 yang dapat menahan partikel hingga 77%.
Itu memastikan masker medis yang kita pakai punya kawat yang dapat disesuaikan bentuk hidung kita, dan menggunakan mask fitter atau brace yang dapat dipasang di atas masker medis. Langkah membuat simpul meningkatkan kecocokan masker bedah lebih sesuai dengan muka kita.
Keeratan/kekencangan bermasker ini penting. Hasil Studi efektivitas masker N95 atau KN95 melindungi lebih tinggi jika dilihat dari kualitas bahannya, namun sedikit sesuai bentuk wajah pemakainya.
Peneliti dari University of Cambridge, melakukan tes kecocokan yang berbeda, menemukan masker berperforma tinggi seperti masker N95, KN95 atau FFP2 yang tidak dipasang dengan benar, kinerjanya tidak lebih baik dari masker kain.
Perbedaan wajah tiap orang seperti bentuk hidung, lemak di wajah, dan pipi membuat masker kadang tidak terpasang dengan “pas”.
Jadi, pastikan masker kita terpasang erat, “pas” di muka, menutupi hidung hingga dagu, nyaman dan aman. Jangan lupa Prokes lain : Mencuci tangan, menjaga jarak minimal 2 meter, membatasi mobilitas, menghindari keramaian, dan menghindari makan bersama.
Jaga kebersihan lingkungan dan pastikan ventilasi udara di rumah baik. Tingkatkan imun dengan makanan bergizi seimbang, istirahat cukup, beraktivitas fisik, dan telah divaksin. Faktor yang tidak boleh dilupakan jaga kualitas iman Kita dengan tetap beribadah kepada Tuhan YME.
Mari kita saling menjaga. Bila Anda mengalami gejala seperti flu atau terkonfirmasi positif COVID, segera konsultasikan kondisi Anda pada Dokter (Yakes). Untuk pasien tanpa gejala atau gejala ringan, lakukan isolasi mandiri dan manfaatkan fasilitasbttelemedicine. Salam sehat!
Ema Fiki Munaya SKM MKM; Bahan dari : https://rs.ui.ac.id
