Islam

Pagar hidup

Pagar hidup yang menghiasi gedung itu sangat memikat hati, menyejukan mata dan menentramkan jiwa. Betapa tidak di pagar itu di tanam bonsai yang dipapat secara apik, kemudian di depan pagar itu di tumbuhi oleh berjenis-jenis bunga-bungaan yang teratur sangat asri dan artistik. Bunga itu dikelompokan-kelompokan, disusun, diatur. Di design, dibulat-bulatkan, dipetak-petakan, digunting, dipangkas dan dirapikan.

 

Baru sampai pagarnya saja kita sudah terkesima. Indah menyenangkan dan menyejukan, semua ditata dengan sangat menggiurkan. Pagar hidup ini banyak saya saksikan di gedung mewah, di rumah elite, di hotel besar. Padahal harga tanah dan harga tanaman di tempat gedung itu berdiri bukan main mahalnya, tapi selalu saja ada tempat yang disediakan untuk pagar hidup, betapapun mahalnya tanah dan tanaman-tanaman serta perawatannya.

 

Taman dan kebun bunga yang indah, walaupun mahal, tapi karena dia menimbulkan sesuatu yang lebih berharga lagi. Ialah kenyamanan, ketentraman dan kesejukan, kesejukan mata, kesejukan hati, kesejukan jiwa dan fikiran, serta menjadi paru-paru untuk pengunjung gedung dan rumah itu. Maka melihat pagarnya saja sudah senang hati ini apalagi berada di dalam gedungnya, punya daya pikatnya sendiri, menimbulkan keinginan untuk masuk gedung dan betah berlala-lama disana.

 

Pagar menunjukan bagaimana penghuni kata seseorang, yang diluar menunjukan yang didalam kata sebagian lagi, yang lahir menunjukan yang batin, ungkapan yang sering kita dengar.     Maka kita lihat bermacam-macam jenis pagar. Ada pagar hidup ada pula pagar mati, ada pagar gelap ada pula pagar terang.

 

 

Ada pagar tinggi dan ada pula pagar rendah, dan ada pagar yang seram dan menakutkan. Ada pagar yang menutup habis, sehingga tak tahu kita apa yang berada dibalik, siapa dibelakang pagar ndak kelihatan dan ndak tampak.

 

Ada pagar yang terbuat dari besi, ada yang terbuat dari batu, kayu, bambu, papan, dan bermacam-macam jenisnya. Bahkan tidak sedikit pagar yang diukir, diberi nama, dipasangkan lambang. Ada pagar yang lurus ada pula pagar yang miring dan tak sedikit pula pagar yang melingkar.

 

Bahkan adapula pagar yang dililit oleh kawat berduri, sehingga menyentuhnya sajapun akan terluka. Dan adapula pagar yang dialiri aliran listrik, sehingga siapa yang menyentuh akan terkejut, karena kena sengatan listrk. Dan yang terkenal adalah pagar tembok besar di negeri cina, sebagai salah satu keajaiban dunia.

 

Pada umumnya pagar digunakan untuk membikin batas, untuk menyatakan hak milik dan untuk merasa aman dan tentram. Dengan adanya pagar, penghuni merasa terlindung, meras aman. Pagar digunakan juga sebagai benteng pertahanan. Makanya walau sudah dipagar tinggi-tinggi, di gembok lagi kemudian disediakan pula penjaganya, mulai dari satpam sampai kepada anjing herder.

 

Belum merasa aman juga di pagar itu dipasang kamera untuk meneliti siapa yang berada di pagar, teman atau musuh atau orang berbuat jahat. Maka dari dalam kamar si pemilikrumah dengan leluasa dapat memonitor keadaan disekitar rumah dan disekitar pagarnya.

 

Dengan begitu si pemilik bangunan atau rumah akan merasa dirinya terlindung, aman, nyaman, tentram, bisa tidur nyenyak. Untuk mencari keamanan, manusia memagar diri, memagar rumah dan memagar pekarangan.

 

Dan kita merasa pagar hidup yang terdiri dari tanaman-tanaman dan bunga-bungaan adalah merupakan pagar idola yang dicita-citakan dan diimpikan, disamping merasa aman, jiwapun tentram dan hatipun damai, betapa tidak, menikmati pagar hidup berwarna warni, harum semerbak, indah kemilau, disinari lagi oleh cahaya sinar matahari pagi, siapa yang tak kepingin memiliki semua itu.

 

Mungkin semua kita mendambakan pagar yang seperti ini, namun biayanya cukup besar. Tapi ada lagi pagar hidup yang menentramkan, menyejukkan, dan melindungi kita dari apapun, siapa yang berada dalam pagar ini akan terlindung dan dijanjikan baginya keselamatan dunia dan akhirat.

 

Pagar itu ialah Al Qur’an dengan segenap ayat-ayat-Nya yang hidup dan menghidupkan, yang sejuk dan menyejukan, yang teduh dan meneduhkan. Yang menghilangkan resah dan gelisah, yang dengan-Nya kita merasa aman dan terlindung. Tempat kita mengadu kalau terbentur.

 

Teman disaat kesunyian, penunjuk jalan disaat menemukan kebuntuan. Adakah pagar di dunia ini yang lebih indah dari Al Qur’an? Pagar yang akan memagar kita kemanapun pergi dan dimanapun berada. Pagar yang membikin kita mulia disisi sesama dan disisi-Nya. Pagar yang mengangkat derajat dan akan memiliki ahklakul karimah.

 

Kemana lagi mau kita cari pagar yang sekokoh, sekuat dan hidup seperti Al Qur’an ini?. Lalu kenapa pagar ini sering kita abaikan?. Petunjuknya sering kita lupakan, dia hanya dibuka sewaktu-waktu saja?. Bawalah pagarmu kemana kau pergi dan lindungilah dirimu dengan pagar itu.

 

Jangan tinggalkan dia, jangan patahkan dia dan jangan campakan dia, nanti kamu tersia-sia. Disaat sekarang dimana orang mudah melompati dan memasuki pagar, dimana maling banyak bergentayangan, dimana perampok banyak yang brutal, disaat keamanan terancam dari kiri dan kanan, dari atas dan bawah.

 

Maka pada saatnyalah semua orang yang hidup di zaman ini , memagar dirinya, memagar keluarganaya dan memagar keimanannya dan memagar ibadahnya. Dan pagar yang terbaik untuk semua itu, tak lain dan tak bukan adalah kitab suci kita Al Qur’an. Kepadanya kita kembali lagi menggali dan menjadikannya way of life, pegangan dan pandangan hidup.

 

Jangan tunggu esok atau lusa, mulai detik ini, mulai saat ini Al Qur’an tak akan kita tinggalkan, kemana pergi kita selalu bersamanya. Karena Al Qur’an membawa kebahagiaan pada manusia. Untuk semua itu saya teringat satu firman suci-Nya dalam Al Qur’an surat Ath Thalaaq ayat 11 :

“( dan mengutus ) seorang Rasul yang membacakan kepadamu ayat Allah yang menerangkan ( bermacam hukum ) supaya dia mengeluarkan orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dari kegelapan kepada cahaya. Dan siapa beriman kepada Nya dan mengerjakan amal yang saleh niscaya Allah akan memasukannya kedalam surga yang mereka kekal didalamnya selamanya. Sesungguhnya Allah memberikan rezki yang baik kepadanya”. (B.Tinggi 1 Mei 1993 ;  Oleh :Dr. H. K. Suheimi; Kiriman SPS)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close