Lain di desa lain di kota
Di desa, petani nyimpen padi atau beras. Zakat fitrah ya pakai beras. Di kota, Jakarta, boleh beras 3,5 liter boleh juga uang. Agar Afdol, saya memilih zakat dalam bentuk beras. Ke pasar Rawa Mangun, saya membeli beras untuk lima orang, sekeluarga. Menunggu penjual melayani, antri. Mana pula pasar luar biasa padat, berjubel untuk lewat saja sudah syusyah…
Lima bungkus plastik beras, masuk kardus dan saya memikul turun tangga, menuju ke Pangkalan Bajay. Berat, sesak dan lumayan repot. Di Mesjid Syuhada, jalan Logan, saya bawa naik beras, tiga kali bolak-balik, maklum tempatnya diatas.
Ternyata saya menjadi minoritas.. tidak banyak yang berzakat beras, umumnya mereka zakat dalam bentuk uang. Praktis, tinggal di lipat di dompet. Jadi pengalaman anda, Beras atau uang? (SH; Creator of Fundamen Top40; Visit http://fundamen40.blogspot.com; dan http://rumahkudidesa.blogspot.