Mengenal dan manfaat biopori
Kondisi kota besar seperti misalnya DKI Jakarta, Surabaya, Bandung yang lahan resapan airnya sedikit sekali dan penggunaan air tanah yang berlebihan menyebabkan penurunan permukaan tanah dan mengakibatkan sulitnya mendapat air berkualitas baik dan cukup di kawasan itu.
Keseimbangan lingkungan yang harus terus dilestarikan dan dijaga makin rusak dan tidak terkendali. Untuk itulah diperlukan gerakan pelestarian alam sekitar yang dilakukan bersama oleh semua pihak serta berkesinambungan. Salah satu cara mencegah mengalirnya air hujan ke selokan yang terbuang percuma ke laut lepas adalah dengan pembuatan lubang biopori resapan atau LBR.
Biopiro menurut organisasi.org adalah lubang ber-ะค 10-30 cm; panjang 30 -100 cm yang ditutup sampah organik yang berfungsi menjebak air yang mengalir di sekitarnya sehingga jadi sumber cadangan air bagi air bawah tanah, tumbuhan sekitar dan dapat membantu pelapukan sampah organik menjadi kompos yang bisa dipakai untuk pupuk tumbuhan.
Tujuan / Fungsi / Manfaat / Peranan Lubang Resapan Biopori / LRB :
1. Memaksimalkan air yang meresap ke dalam tanah sehingga menambah air tanah.
2. Membuat kompos alami dari sampah organik daripada dibakar.
3. Mengurangi genangan air yang menimbulkan penyakit.
4. Mengurangi air hujan yang dibuang percuma ke laut.
5. Mengurangi resiko banjir di musim hujan.
6. Maksimalisasi peran dan aktivitas flora dan fauna tanah.
7. Mencegah terjadinya erosi tanah dan bencana tanah longsor.
Tempat yang dapat dibuat / dipasang lubang biopori resapan air :
1. Pada alas saluran air hujan di sekitar rumah, kantor, sekolah, dsb.
2. Di sekeliling pohon.
3. Pada tanah kosong antar tanaman / batas tanaman.
Cara Pembuatan Lubang Biopori Resapan Air :
1. Membuat lubang silindris di tanah berdiameter 10-30 cm, kedalaman 30-100 cm dan jarak antar lubang 50-100 cm.
2. Mulut lubang dapat dikuatkan dengan semen setebal 2 cm dan lebar 2-3 centimeter serta diberikan pengaman agar tidak ada anak kecil atau orang yang terperosok.
3. Lubang diisi dengan sampah organik seperti daun, sampah dapur, ranting pohon, sampah makanan dapur non kimia, dsb. Sampah dalam lubang akan menyusut sehingga perlu diisi kembali dan di akhir musim kemarau dapat dikuras sebagai pupuk kompos alami.
4. Jumlah lubang biopori yang ada sebaiknya dihitung berdasarkan besar kecil hujan, laju resapan air dan wilayah yang tidak meresap air dengan rumus = intensitas hujan (mm/jam) x luas bidang kedap air (meter persegi) / laju resapan air perlubang (liter / jam).
Catatan : terbuka peluang bagi sahabat pensiunanย dan dapat pula dikoordinir P2tel Cabang / Komisariat untuk beramal, menyelamatkan bumi dan bermanfaat disisa usia ini untuk mengimplementasikannya, mengenalkan dan memotivasi masyarakat untuk membuat lubang resapan biopori untuk ikut serta melestarikan kondisi alam sekitar. (http://www.organisasi.org/1970/01/pengertian-biopori-cara-membuat-lubang-resapan-biopori-air-lrb-pada-lingkungan-sekitar-kita.html)-FatchurR