Sluman Slumun Slamet
Dahulu, zaman simbahnya Simbah, ungkapan kalimat sluman slumun slamet begitu sering di dengar, semacam mantra wajib setiap menjumpai situasi gawat diluar kemampuan manusia. Misalnya saja jika ada petir menggelegar me-nyambar2 tiada henti, atau hujan disertai angin kencang yang menakutkan.
Juga saat ada gempa bumi, Simbah pasti akan berucap mantra ritualnya; sluman slumun slamet, sluman slumun slamet., sluman slumun slametĀ dst. Demikian juga ketika melewati daerah yang dianggap angker, maka mantra ritual akan terucap kembali: sluman slumun slamet, sluman slumun slamet.
Konon, kata2 sluman slumun slamet, bukan sembarang kata tanpa arti, namun mengandung makna yang mendalam. Sluman, konon dari kata Sulaiman, (nama nabi) dalam masyarakat Jawa populer dalam cerita Kancil yang cerdik selalu selamat menghadapi hewan2 besar, karena mengandalkan nama besar Nabi.
Slumun, konon penggalan kata2 doa yang maknanya Ā± permohonan keselamatan, yaitu dari kata slomun. Slamet, kata slamet sampai sekarang akrab digunakan masyarakat jawa, yang maknanya selamat, terhindar dari bahaya. Bahkan kata slamet masih banyak digunakan untuk nama orang ; Slamet Subagyo, Slamet Muryadi, Slamet Rahardjo dsb.
Petuah Simbah : ” _Sakwuse pinaringan slamet, aja lali ngluhurake lan ngaturake atur panuwun marang Gusti Pangeran kang paring keslametan_. ” (Kira2 artinya : Setelah kita dikaruniai selamaat, jangan lupa berterimaa kasih kepada Allah); (Dyon Soemodihardjo; dari grup WA-VN)-FR