Hadiah Natal terindah(1/3)
Kisah memilukan dimanapaun bisa terjadi seperti dikisahkan dari titusbercerita.blogspot.co.id berikut ini, monggo dinikmati saja : Nasib Egar tak sebaik hatinya. Pendidikan, pria (30) itu rendah dan hanya pekerja bangunan miskin. Bagi yang hanya berjuang hidup melewati hari demi hari, Natal tak banyak beda dengan hari2 lain, karenanya yang terjadi pada malam natal itu tidak banyak yang diingatnya.
Malam itu di seluruh negeri meriah dengan suasana natal. Tiap orang mempersiapkan diri menghadapi makan malam berlimpah. Tapi di kantong Egar hanya ada $10, jumlah yang pas2an untuk makan malam dan tiket bis ke Baldwin. Dia mungkin dapat pekerjaan untuk hidupnya selama beberapa berikutnya.
Jelang malam, lonceng dan lagu2 natal terdengar, senyum dan salam natal diucapkan tiap menit, Egar menunggu kedatangan bis pukul 20:00 ke Baldwin. Salju turun deras. Suhu pada tingkat menyakitkan dan perut Egar mulai lapar. Ia lihat jam di stasiun, dia beli hamburger dan kentang goreng ukuran ekstra, karena ia butuh banyak energi untuk memindahkan salju sepanjang malam nanti.
“Sekarang malam natal, tiap orang, dan saya sekalipun, harus makan lebih special dari biasanya.” Di tengah jalan ia lewati bangunan raksasa. Pesta mewah berlangsung. Ia mengintip ke jendela. Itu pesta kanak2. Ratusan murid TK dengan baju warna-warni bermain dengan riang.
Orang tua mereka saling mengobrol satu sama lain, tertawa keras dan saling olok. Pohon terang raksasa di tengah ruang, kerlap-kerlip lampu memancar keluar jendela dan mencapai puluhan mobil2 mewah di pekarangan. Di bawah pohon terang terletak ratusan hadiah2 natal berbungkus warna-warni. Di atas meja2 raksasa ada puluhan piring dengan macam2 makanan dan minuman. Perut Egar makin lapar.
Ia dengar bunyi perut kosong di sebelahnya. Ia toleh, dan lihat gadis kecil, berjaket tipis, lihat ke ruangan penuh perhatian. Umurnya (10). Ia tampak kotor dan tangannya gemetar. “ya ampun, nona kecil”, Egar tanya dengan pandangan tidak percaya, “udara begitu dingin. Dimana orangtuamu?”
Gadis itu tidak bicara apa2. Ia hanya melirik Egar, lalu memperhatikan kembali anak2 kecil di dalam ruangan, yang kini bertepuk tangan dengan riuh karena Sinterklas masuk ke dalam ruangan.
“Sayang…, kau tidak bisa ke dalam” Egar menarik napas. Ia kasihan gadis itu. Keduanya memperhatikan pesta diam2. Sinterklas kini membagikan hadiah pada anak2, dan mereka meloncat ke sana-sini, memamerkan hadiah2 kepada orang tua mereka yang terus tertawa.
Mata gadis itu bersinar. Jelas ia bayangkan pegang salah satu hadiah itu, dan imajinasi itu menimbulkan secercah sinar di matanya. Saat bersamaan Egar bisa dengar bunyi perutnya lagi. Egar tidak bisa lagi menahan hatinya. Ia pegang tangan gadis itu dan berkata “Mari, akan saya belikan hadiah untukmu.” “Sungguh?”, gadis itu tanya dengan nada tidak percaya.
“Ya. Tapi kita akan mengisi perut dulu.”
Ia bawa gadis itu di atas bahunya dan berjalan ke depot kecil. Tanpa berpikir tentang tiket bisnya ia beli 2 buah roti sandwich, 2 bungkus kentang goreng dan 2 gelas susu coklat. Sambil makan ia cari tahu tentang gadis itu.
Namanya Ellis dan ia baru kembali dari toko minuman. Ibunya bekerja paruh waktu sebagai kasir. Dia dalam perjalanan pulang ke rumah anak yatim St.Carolus, sekolah kecil yang dibiayai pemerintah untuk anak2 miskin. Ibunya baru memberi sepotong roti tawar untuk makan malamnya. Egar menyuruh gadis itu menyimpan rotinya untuk besok.
Ketika mereka bercakap, Egar terus berpikir tentang hadiah yg bisa didapat untuk Ellis. Ia kini hanya punya $5 di kantongnya. Ia kenal sopir bis, dan ia yakin sopir itu setuju bila ia bayar bisnya kali berikutnya. Tapi tidak banyak toko2 yang buka saat ini, dan yang buka umumnya menaikkan harga2nya. Ia ragu2 apakah ia bisa membeli sesuatu seharga $5.
By Kisah Inspirasi); Bersambung…….
Monggo lengkapnya klik aja : (http://titusbercerita.blogspot.co.id/2011/11/natal-hadiah-natal-terindah.html)-FatchurR