Sifat Egoisme tidak mau kalah(2/2)
(K.H. Abdullah Gymnastiar)-Gaya Mendidik Otoriter
Gaya mendidik otoriter, kaku, dan kurang komunikatif menghasilkan anak2 tertekan, tidak aman, hingga ujungnya ia lari dari kenyataan. Juga di kantor2 yang pimpinannya otoriter, pastimembuat karyawannya tertekan.
Misal saat pimpinan datang ke ruang kerja karyawan, semua tegang dan panik. Karena kalau pimpinan datang, ang dilihat kesalahan2 karyawannya saja. Ini salah! Itu Salah! Jarang memuji, jarang menghargai, jarang menyapa dengan baik, wajah menyeramkan karena jarang senyum. Disiplin karyawan jadi disiplin takut atau disiplin semu, padahal mereka tertekan, sakit hati, dan benci ke pimpinanya.
Ciri perusahaan seperti ini ditandai perputaran keluar-masuk karyawan yang tinggi. Semua karyawan dari level tertinggi sampai terendah maunya keluar. Kalauada yang bertahan, bukan karena senang di sana, kebanyakan yang bertahan karena butuh saja. Butuh uangnya, bukan butuh suasananya.
Hati2lah pemimpin otoriter, dan bersiaplah jadi orang yang tak disukai karena banyak yang teraniaya. Orang otoriter itu marahnya saja biasanya dilakukan di sembarang tempat, asal dia ketemu dengan yang dimarahinya, dan me-ledak2. Padahal kemarahan seperti itu justru akan mempermalukan si pemarah itu sendiri karena orang yang melihatnya akan mengeluarkan penilaian negatif padanya.
Misal, “Kok marahnya gitu2 amat”. Orang2 marah omongannya jelek, kasar. Ketika marah, yang dimarahi bukan nurut, justru orang itu mengeluarkan penilaiannya sendiri. Walau manggut2, tapi hati tidak pernah bisa dibohongi, tidak pernah bisa dibeli dengan kemarahan. Yang ada orang itu sakit hati, dongkol dan merendahkan orang yang marah walau saat itu ia tidak berani mengekspresikannya.
Perlu diwaspadai, pemimpin otoriter membuahkan bibit2 anak didik otoriter. Seperti guru otoriter, akan menghasilkan anak-anak didik yang otoriter pula dan nakal. Guru otoriter di kelas, diantara sifat2nya maunya menang sendiri, kata2 tajam, dan suka mempermalukan. Kelakuan ini akan jadi bumerang bagi guru itu, seperti tidak disukai pelajarannya, tidak disenangi perangainya, dan kontra produktif.
Apalagi perilaku2nya bertentangan dengan sikap2 yang dituntunkan Rasulullah SAW yang berpribadian yang sangat indah, santun, dan berakhlak mulia.
Bagi yang bagus perangainya, berwajah ceria, serta mulia akhlaknya maka ia laksana mawar yang kuncup di musim semi, dia akan beroleh banyak teman yang membawa kedamaian dan ketentraman, semua pintu terbuka baginya.
Orang pemberang, mudah marah, egois, dan otoriter harus menggedor pintu untuk bisa sekedar berbincang dengan kawan. Karenanya, yang terbaik adalah keramahan akhlak dan keceriaan. Rasulullah SAW sendiri adalah seorang yang senantiasa berwajah cerah ceria penuh sungging senyuman, insya ALLOH. (Dari grup WA sebelah)-FatchurR * Tamat………..