Bukan Keluarga Biasa(1/6)
(duniaarie.blogspot.com)-Tak sedikit keluarga berhasil mendidik anak-anaknya hingga mayoritas punya karier dan prestasi di bidang yang digeluti. Bagaimana mereka melahirkan generasi seperti itu? Apa “gizi” yang diberikan?
Rasanya tiap orang ingin melahirkan generasi atau anak sukses. Arti sukses, bukan hanya berkontribusi positif, juga menonjol, berprestasi, dan berkibar di bidangnya. Entah itu wirausaha (entrepreneur), profesional, artis, pejabat publik, atau profesi lain.
Tak mudah menciptakan generasi sukses. Apalagi, jika semua anak meniti jalur yang moncer profesinya, pasti jauh lebih sulit. Di Indonesia tak sedikit (orang tua) yang melahirkan generasi sukses, di lingkup bisnis dan lembaga publik (birokrasi). Di dunia bisnis, ada beberapa keluarga.
Miisalnya, keluarga Firmansyah, dan putra-putri: Erry Firmansyah, Rinaldi Firmansyah dan Evi Firmansyah. Mereka sukses di BUMN. Erry Dirut PT Bursa Efek Indonesia dan Rinaldi Dirut Telkom, adik perempuannya, Evi, Wadirut BTN.
Di dunia bisnis, ada keluarga Wirjawan (pasangan Wirjawan Djojosoegito dan Paula Warokka). Putranya : Gita Wirjawan, orang no.1 di JP Morgan Indonesia, dan mundur untuk mendirikan Ancora Capital. Lalu, Dian Budiman Wirjawan (Dirut PT Danareksa), Wibowo Suseno Wirjawan (Dirut PT Jakarta International Container Terminal dan Dirut PT Terminal Peti Kemas Koja), serta Rianto Ahmadi Djojosoegito, Wapresdir PT Allianz Life Indonesia.
Keluarga Satar juga. Emirsyah Satar Presdir Garuda Indonesia. Rizal Satar, Presdir Pricewaterhouse Coopers FAS. Kemal Satar wirausahawan properti. Di jajaran entrepreneur contohnya, yang masing-masing putranya sukses dibisnis sendiri.
Keluarga Wanandi. Sofjan Wanandi sukses mengembangkan Grup Gemala, Biantoro Wanandi mengorbitkan Grup Anugerah (Anugerah Pharmindo Lestari, dll.), dan Rudy Wanandi membesut bisnis asuransi PT Asuransi Wahana Tata. Jusuf Wanandi aktif sebagai intelektual. Jusuf aktivis dan pendiri Centre for Strategic and International Studies (CSIS).
Keluarga pendidik (dosen), acungan jempol untuk keluarga Sri Mulyani (putra-putri pasangan Prof. Drs. Satmoko dan Prof. Dr. Retno Sriningsih). Sri Mulyani satu dari 10 bersaudara. Karier 9 saudaranya juga sukses. Sri tak usah dibahas. Dia Menkeu, dosen UI, sempat mengepalai Bappenas dan bekerja di IMF. Sembilan saudara Sri rata-rata juga lulusan S-3 dan S-2.
Contohnya, Agus Pramudiyanto, anak-1 (kakak tertua Sri), guru besar UI dan pejabat eselon 1 Kemenkes. Saudara yang lain, Asri Purwanti, mengajar di FK Undip. Nining Triastuti, arsitek dari ITB, dan ambil S-3 di FEUI dan dosen FE UI. Ada Nanang Untung Cahyono, alumni Jurusan Teknik Kimia ITB yang pernah bekerja di Exxon, Arun dan profesional di Pertamina;
Sekanjutnya Atik Umiyatun Hayati, insinyur ITB, eselon 1 Bappenas; Sri Harsi Teteki, alumni FK Undip, kini profesional di Telkom (Yakes) dan Perusahaan Farmasi; dan Sutopo Patria, alumni FK Undip, ambil studi jenjang S-3. Punya 10 putra-putri yang semua berkarier bagus dan prestasi yang luar biasa.
Di profesi kedokteran, ada drg. Noto Husodo Widodo. keluarga unik dan spektakuler. Tak kurang dari 18 orang berprofesi sebagai dokter gigi. Drg. Noto adalah 4 bersaudara, jadi dokter gigi bersama saudaranya, Harjanto Widodo. Uniknya, Noto yang menikah dengan dr. Lydiana Gunawan dikaruniai 3 anak semua drg, yakni drg. Joyce Niti Widodo,. Drg. Grace Niti Widodo dan drg. Arifo Adhianto Widodo.
Uniknya lagi, Joyce menikah dengan Felix Hartono Koerniadi juga drg. Terus, Grace menikah dengan drg, yakni drg. Benny M. Soegiharto. Mayoritas keponakan drg. Noto juga dokter gigi, atau menikah dengan dokter gigi. Total tak kurang dari 18 dokter gigi di keluarga ini. Ada yang buka klinik dan ada yang kerja RS besar.
(oleh Sudarmadi; Arie Fiantisca; Bahan dari : http://duniaarie.blogspot.com/2009/08/mereka-bukan-keluarga-biasa.html; Dikutip dari situs http://www.swa.co.id/swamajalah/sajian/details.php?cid=1&id=8629-FatchurR * Bersambung ………