Wisata dan Kuliner

Masjid Tertua Di China Huaisheng

(republika.co.id)-JAKARTA; JAKARTA; Masjid Huaisheng di Guangzhou, Cina, bangunan bernilai sejarah. Rumah ibadah itu didirikan paman Rasulullah SAW, Sa’ad bin Abi Waqqas. Kisah kedatangan Sa’ad ke Cina bermula dari keberhasilan pasukan Muslim menaklukkan Persia di era Khalifah Utsman bin Affan.

 

Kaisar Persia Yazdegerd III (632-651), melarikan diri dari singgasananya saat pasukan Muslim  menggempur Ibukota Persia. Dia minta perlindungan antara lain  ke Kaisar Tai Tsung. Awalnya, penguasa Dinasti Tang itu tak menggubris karena enggan berhadapan dengan pasukan Muslim yang  militan.

 

Kaisar berikutnya, Yong Hui, bervisi ambisius, yakni ingin melebarkan kekuasaan ke arah barat. Namun, upaya militer Yong Hui gagal. Bahkan, pasukan Muslim di bawah komando Ahnaf bin Kais al-Tamimi berhasil membunuh Yazdegerd III di tepi Sungai Oxus.

 

Sebagai bentuk protes, Khalifah Utsman mengirim utusan ke ibukota pemerintahan Dinasti Tang di Chang’an (kini kota Xi’an, Provinsi Shaanxi, RRC). Utusan itu dipimpin Sa’ad bin Abi Waqqas, yang sebelumnya terlibat penaklukan Persia.

 

Menyebut Sa’ad bin Abi Waqqas, ada dua sumber tentang perannya dalam persebaran Islam di Negeri Tirai Bambu. Mengutip Perkembangan Islam di Tiongkok karya Ibrahim T Y Ma (1979), Sa’ad bin Abi Waqqas seorang sahabat yang ikut perjalanan hijrah dari Makkah ke Abbesinia (Ethiopia).

 

Namun, dia pilih menetap di sana beberapa waktu. Lalu, dia memimpin pelayaran mengarungi Samudra Hindia hingga sampai di pesisir Laut Cina Selatan. Kapal layar mereka tiba di Guangzhou pada 616. Usai itu, Sa’ad kembali lagi ke Arab.

 

Masih menurut TY Ma, ada sumber lain yang menyebut ketokohan Sa’ad bin Abi Waqqash. Kali ini, dituturkan era Khalifah Utsman bin Affan dibentuk tim delegasi ke China. Tim dipimpin Sa’ad bin Abi Waqqash ini diterima penguasa Dinasti Tang, Kaisar Kao-tsung. Sa’ad dan tim dilayani sebagaimana tamu kerajaan. Keamanan terjamin di Cina. Peristiwa ini terjadi 20 tahun pasca-wafatnya Rasul SAW.

 

Setelah ada kesepakatan, kaisar itu mengizinkan Sa’ad tinggal dan boleh menyebarkan Islam di Guangzhou. Dakwah berlangsung 18 tahun. Sa’ad terus menyebarkan risalah Islam di negeri Cina hingga wafatnya di usia (80). Beberapa sumber menyebutkan, jasad paman Rasulullah SAW itu dikebumikan di sekitar kompleks Masjid Huaisheng.

 

Selain Masjid itu, rumah ibadah juga dibangun di era dinasti klasik. Misal Masjid Qingjing di Quanzhou dan Masjid Xianhe di Yangzhou. Keduanya diwilayah kekuasaan Dinasti Song. Juga Masjid Fenghuang di Hangzhou dibangun masa Dinasti Yuan. Ke-4 rumah ibadah itu–Huaisheng, Qingjing, Xianhe, dan Fenghuang–kini dijuluki 4 Masjid Kuno di Cina. Pemerintah menggolongkan bangunan cagar budaya.

 

(Hasanul Rizqa;  Bahan  dari : https://republika.co.id/berita/ppaehb458/mengenal-masjid-tertua-di-china-huaisheng  )-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close