Kesehatan

resensi buku The Miracle of Enzyme

miracle of enzymeHari Ulang tahun YAKES Telkom Sabtu, 20 April 2013 membagi buku The Miracle of Enzyme , bagi yang belum baca bisa juga menengok resensi ini
The Miracle of Enzyme (Self Healing Program)
Penulis : Hiromi Shinya,MD
Terbit : 2010
Bahasa : Indonesia
Judul Asli : The Enzyme Factor
File Type : DJVU
Buku yang sangat luar biasa, karya Dr. Hiromi Shinya, perintis pembedahan kolonoskopis tanpa insisi perut (teknik Shinya). Dia meyakini bahwa tubuh manusia mempunyai kemampuan yang sangat menakjubkan yaitu bisa menyembuhkan dirinya sendiri. Menurut Hiromi, kunci dari semua itu adalah karena adanya Faktor Enzim !
Dr. Hiromi memperlihatkan hasil penelitiannya bahwa suplemen kalsium dan produk susu bisa menyebabkan osteoporosis. Menurutnya, operasi pembedahan dan obat-obatan tidak bisa mengobati kanker, bahkan obat-obatan justru sering membuat pemakainya menjadi lebih sakit, demam justru bisa menyehatkan, rasa cinta dan gembira bisa meningkatkan daya tahan tubuh.
Buku karya dokter kelahiran Jepang setebal 300 halaman ini telah banyak menguak misteri kesehatan yang tidak terpikirkan sebelumnya. Hal ini tentunya banyak membantu masyarakat betapa pentingnya menjaga kesehatan. Buku ini banyak mengulas pola makan sehat abad ke-21 berdasarkan temuan ilmiah mutakhir.
Secara medis, umur tubuh kita tergantung dari pola makan kita, apa yang kita makan dan pola istirahat kita. Kesehatan kita di masa yang akan datang sangat tergantung dari apa yang kita makan di masa sekarang. Beragam penyakit yang kita derita dimasa yang akan datang adalah akumulasi dari berbagai makanan buruk yang kita konsumsi saat ini. Seandainya sekarang kita tidak sakit, bukan berati saat ini kita sehat. Bisa jadi saat ini kita sedang membangun penyakit lewat kebiasaan-kebiasaan kita yang tidak menyehatkan, dan akan baru nampak hasilnya dimasa yang akan datang atau disaat kita telah semakin tua.
Sebagai seorang ahli usus terkemuka di dunia, Guru Besar Kedokteran Albert Einstein College of Medicine, USA ini tentu tidak bermaksud mencari sensasi. Kepakarannya sudah diakui dunia internasional. Dialah dokter pertama di dunia yang melakukan operasi polip dan tumor di usus tanpa harus membedah perut. Dia telah bergelut dalam dunia kedokteran selama kurang lebih 40 tahun dan telah mengobati berbagai macam pasien mulai dari presiden, perdana menteri, artis, musisi dan banyak lagi pasien yang tidak terkenal. Kini usianya sudah 70 tahun, artinya dia sudah begitu berpengalaman dalam menjalani praktek kedokteran. Lebih dari 300.000 usus orang Amerika dan Jepang yang pernah merasakan tangan dinginnya.
Saat memeriksa usus pasiennya, Hiromi juga sekaligus melakukan penelitian. Tujuannya adalah untuk mengetahui kaitan wujud dalamnya usus dengan kebiasaan makan dan minum pasiennya. Hasilnya ditemukan bahwa setiap pasien yang ususnya tidak baik dipastikan akibat pola makan atau minumnya tidak bermutu yang umumnya bersumber dari susu dan daging.
Sebagaimanan kita ketahui, tugas usus adalah menyerap makanan. Tugas tersebut tidak akan berjalan mulus apabila makanan yang masuk tidak memenuhi syarat si usus. Dampaknya, ususnya kecapean, sari makanan yang diserap pun tidak banyak. Akibatnya, pertumbuhan sel-sel tubuh kurang baik, daya tahan tubuh sangat jelek, sel radikal bebas bermunculan, penyakit timbul, dan kulit cepat menjadi tua. Bahkan bagi makanan yang tidak berserat seperti daging, bisa menyisakan kotoran yang menempel di dinding usus, menjadi tinja stagnan yang kemudian membusuk dan menimbulkan penyakit lagi. Hal itulah yang membuat Hiromi tidak merekomendasikan daging sebagai makanan. Dia hanya menganjurkan makan daging itu cukup 15 persen dari seluruh makanan yang masuk ke perut.
Hasil pengamatan Hiromi menunjukkan bahwa bentuk usus orang yang memiliki pola makan dan minum buruk akan terlihat benjol-benjol, luka-luka, bisul-bisul, bercak-bercak hitam, dan menyempit di sana-sini. Ini artinya tidak memenuhi syarat yang diinginkan usus. Sedangkan usus orang yang pola makan dan minumnya baik, digambarkannya sangat bagus, bintik-bintik rata, kemerahan, dan segar.
Hal lain yang menjadi sorotan Dr.Hiromi adalah cara makan. Dia berpendapat, cara makan yang benar adalah dikunyah minimal 30 kali, bahkan untuk makanan yang agak keras kalau perlu sampai 70 kali. Manfaatnya makanan menjadi lebih lembut dan bisa saat dimulut makanan bisa bercampur dengan enzim secara sempurna. Sama halnya dengan kebiasaan minum setelah makan bukanlah kebiasaan yang baik. Minum itu, sebaiknya setengah jam sebelum makan, agar air sudah sempat diserap usus lebih dulu.
Hiromi juga menganjurkan agar setelah makan sebaiknya jangan tidur sebelum empat atau lima jam kemudian. Ketika kita tidur sebaiknya perut dalam keadaan perut kosong. Kalau semua teorinya diterapkan, orang bukan saja lebih sehat, awet muda dan panjang umur.
Bagi kita yang suka makan, buku karya Hiromi ini bisa menjadi berita gembira. Betapa tidak, dia justru menganjurkan orang untuk makan makanan yang enak. Jika kita makan makanan yang enak, hati kita menjadi senang. Nah, hati senang bisa membuat pikiran tenang sehingga terjadilah mekanisme dalam tubuh yang bisa membuat enzim-induk bertambah.
Pada bagian lain, Hiromi memberikan 7 kunci emas agar kita bisa hidup sehat, yaitu : (1) Makan Makanan Yang Baik, (2) Minumlah air yang sehat, (3) Pembuangan Yang Teratur, (4)Olahraga Secukupnya, (5) Istirahat yang cukup, (6) Pernapasan dan meditasi dan (7) Kebahagiaan dan cinta.
Terlepas dari adanya beberapa pihak yang meragukan kebenaran teori yang dibeberkan oleh Dr.Hiromi, tapi setidaknya dia berhasil menyajikan sebuah buku yang begitu inspiratif, enak dibaca dan mudah dicerna oleh kalangan manapun.

Beberapa hal menarik dari isi buku ini antara lain :
Menu makanan yang baik 85-90% makanan nabati, 10-15% protein hewani. Di buku ini juga dijelaskan, mengapa ikan lebih baik jika dibandingkan dengan daging.
Susu sapi pada dasarnya memang untuk anak sapi.
Sebagian besar penyakit disebabkan oleh kebiasaan, bukan keturunan.
Makan daging tidak akan memberi stamina.
Sebaik-baiknya cairan bagi tubuh adalah air putih.
Gula, Kafein, alkohol, dan zat-zat tambahan yang terkandung dalam minuman merengut cairan dari dalam sel-sel tubuh dan darah.
Makan sebelum tidur bukanlah kebiasaan yang baik.
Biasakan mengosongkan perut 3-4 jam sebelum tidur.
Hasil penelitian Dr. Hiromi tentang “keajaiban tubuh” akan merevolusi cara pandang kita
terhadap tubuh manusia, nutrisi, pengobatan, dan kesehatan. Kuncinya : hanya dengan
memahami Enzim !
Untuk mengetahui informasi lebih lanjut, tentu Anda harus memiliki bukunya. Buku terbitan penerbit Qanita tersebut sudah tersedia di seluruh jaringan toko buku Gramedia, Gunung Agung dan toko buku lainnya di kota Anda. Dan … bisa searching dan download.(Sub)

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close