Psikologi

Grand Parenting

Menyiasati Kehidupan Di Zaman Now

Sahabatku,

Salah satu amalan yang paling utama sebagai ciri orang yang bertakwa adalah berbakti kepada orang tua. Sekalipun telah berkeluarga, kewajiban seorang anak untuk berbakti kepada orang tua tidak akan pernah gugur.

 

Orang tua adalah tempatnya ridho Allah Swt. Maka, untuk menggapai ridho Allah adalah dengan jalan mendapatkan ridho dari orang tua. Itulah keutamaan berbakti kepada orang tua. Dengan berbakti kepada orang tua, seorang anak akan diluaskan rezeki dan dipanjangkan umur oleh-Nya. Setiap kebaikan dan ketaatan terhadap orang tua akan membawa kita ke jalan menuju surga.

 

Sebagai anak harus mau belajar bagaimana memahami kehidupan orangtuanya, yang tentu saja semakin hari semakin renta. Berbahagialah bagi Anda yang kini mendapati kedua orangtuanya masih hidup. Ini merupakan kesempatan emas bagi anak-anak untuk berbakti kepada orangtuanya. (QS. Lukman [31]:14).

 

Ingat bahwa tubuh orang tua itu tidak didesain kuat untuk mengasuh  cucu, juga termasuk kemampuan finansialnya. Jika tidak karena terpaksa, jangan bebankan pola pengasuhan anak kepada Eyangnya. Kalaupun Eyangnya terpaksa harus mengasuh cucu, buatlah kesepakatan dulu.

 

Untuk menghindari salah paham dalam pola pengasuhan cucu, sesekali beri kesempatan pada Eyangnya mengikuti Seminar GRAND PARENTING, atau baca majalah dan buku2 tentang pola pengasuhan cucu, agar bisa mengetahui cara mengasuh, mendidik, dan membimbing cucu dengan pola asuh yang tepat dan benar, sesuai dengan zamannya. Sekali lagi, sekarang ini sudah Zaman Now lho.

 

Sebagai Eyang masa kini, ia juga harus mau bermigrasi  ke dunianya cucu, dunia _gadget_ dan dunia _internet._ Jika tidak, maka  ia akan sering merasa kesal, mudah tersinggung dan stres. Jelaskan kepada ortu Anda bahwa perbedaan pola asuh akan menimbulkan kebingungan pada cucunya, dan penerapan disiplin juga akan sulit berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

 

Karena itu, jalin kesepakatan dan keakraban antara  Eyang, anak dan mantu dalam pola pengasuhan cucu agar tidak terjadi salah paham.

 

Sahabatku,

Salah dalam mengasuh anak yang pernah dilakukan Eyangnya dulu, jangan salah dalam mengasuh cucu. Kenapa? Jika kita amati, ternyata banyak orang tua yang lebih sayang cucu daripada ke anaknya. Apalagi jika cucunya baru satu atau dua, dan keuangan Eyangnya masih sangat memungkinkan.

 

Sebagian orang tua memiliki pemahaman bahwa mengasuh cucu merupakan kesempatan menebus kesalahan yang dulu pernah ia lakukan selama mengasuh anak-anaknya. Ada juga perasaan lebih bebas dalam mengasuh cucu-cucunya, karena tak lagi dibebani tanggung jawab. Sehingga mereka lebih permisif dalam memanjakan cucu yang lucu dan pintar itu.

 

Sebagai Eyang akan merasa senang jika bisa membanjiri cucunya dengan berbagai hadiah. Alasannya, kalau bukan untuk cucu, lalu untuk siapa?  Akhirnya, cucu menjadi sangat manja. Cucu berani membantah perintah ayah bundanya dengan berlindung kepada Eyangnya.

 

Saking sayangnya kepada cucu, terkadang Eyangnya juga membela saat ayah bundanya sedang memarahinya. Eyangnya tidak menyadari bahwa sikap yang demikian, bisa berpengaruh buruk pada perkembangan jiwa sang cucu.  Eyang ….Oh Eyan.

 

Jadi apa yang harus dilakukan oleh para Eyang di usianya yang sudah semakin senja?  Nikmati saja hari tuanya dengan baik. Hari tua adalah saat untuk menyenangkan dan memanjakan diri. Bukan saatnya untuk bekerja keras, apalagi banting tulang.

 

Bukan lagi waktunya untuk mengejar harta dan menumpuk materi. Hari tua adalah saat  terbaik untuk meningkatkan kualitas ibadah. Apalagi bisa bermain dengan cucu, tapi bukan menjadi _baby sitter._ Bukan pula menjadi satpam kalau Anda sebagai anaknya  sedang bepergian.

 

Terima dengan ikhlas semua bentuk kemunduran fisik. Berikan pengertian bahwa itu hanya sebagai proses penuaan. Hindari utang yang memberatkan, apalagi  ada unsur riba. Berilah kesempatan untuk bergabung dalam komunitas hobi/olahraga/rohani.

 

Kemudian rajin bercanda via FB/BBM/WA/sarana silaturahim lainnya. Tapi jangan _copas_ melulu. Kenapa? Sadari bahwa hobi _copy paste_ itu hanya membuat orang menjadi malas untuk berpikir. Yang baca pun bosan, karena sdh terima berita, gambar atau video yg sama dari WAG lain.

 

Dampak senang ber _copy paste,_ pelakunya menjadi cepat pikun. Hilangkan rasa kecewa, dendam, sakit hati dan kebencian. Jangan mudah salah paham apalagi marah tanpa sebab,  karena hal ini bisa bikin Anda mati mendadak.

 

Sahabatku,

Ketika kita mau berhenti dari mengeluh dari sulitnya menghadapi problema kehidupan,  ketika  kita  mau berserah diri kepada Tuhan, insya Allah kebahagiaan akan muncul dari dalam diri kita sendiri. Jadi, kebahagiaan bisa kita raih apabila  kita mampu menjaga keseimbangan antara kepentingan dunia dan akhirat, mau bersyukur, dan ikhlas dalam mengamalkan apa yang kita miliki.

 

Sesungguhnya, kebahagiaan itu sangat sederhana. Jika kekayaan tidak membahagiakan orang-orang kaya, dan jika kemiskinan juga tidak membuat sedih orang-orang miskin, maka kebahagiaan tidak harus dari sesuatu yang bersifat materi.

 

Karena itu, mari kita ciptakan hari tua yang sehat dan sejahtera,  masih bisa tetap survive,  dan bahagia bersama anak dan cucu. Mari kita usahakan agar anak-cucu kita bisa menjadi generasi yang kuat, generasi yang beriman, berilmu, dan rajin beramal  saleh, generasi yang kelak akan mendoakan kita, ketika kita telah tiada. (Bandung, 12/1/18; Muchtar AF; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close