Selingan

Jembatan ideal bagi pesepeda dan pejalan kaki

(bbc.com/indonesia)- Winston Churchill suatu kali memandang kaum pesimis sebagai orang yang melihat kesulitan di tiap kesempatan, sedang para optimistis lihat kesempatan di setiap kesulitan.

 

Ini membuat Kevin Shane asal New Jersey digolongkan seorang optimis dalam skala tiada tara, jika dilihat dari proposal yang berani mengurangi kesengsaraan penglaju atau komuter di Manhattan dengan membangun jalur sepanjang kira2 satu mil untuk pejalan kaki dan pesepeda yang menyebrangi Sungai Hudson.

 

“Saya berpikir itu ide besar dan gila” kata Shane, yang menggambarkan dirinya wirausahawan dan konsultan crowdfunding yang bekerjasama dengan arsitek Jeff Jordan membayangkan Liberty Bridge, yang akan dibangun setinggi 6 mt di atas sungai Hudson menghubungkan Manhattan dan Jersey City.

 

Jembatan itu memberi pilihan bagi 100.000 orang penglaju yang selama ini berkereta PATH dari New Jersey ke Manhattan tiap hari. Namun kedua orang ini membayangkan lebih dari sekadar jembatan pejalan kaki. Rancangan Jordan memasukkan jalur ini ke dalam kerangka besar, lengkap dengan area untuk duduk, taman, kafe dan toko2.

 

Singkatnya, bayangkan Ponte Vecchio di kota Florence. Jembatan dan suasana seperti taman juga bisa menjadi daya tarik wisawatan dengan menawarkan pemandangan menakjubkan pencakar langit di Manhattan, New York. Jembatan untuk pejalan kaki –dalam kehidupan nyata dan juga yang masih dalam proposal– mengubah pemandangan kota di seluruh dunia.

 

Misal jembatan pejalan Taibet di Teheran, Iran, atau jembatan Bob Kerrey penghubung Omaha, Nebraska, dan Council Bluffs, Iowa serta Millennium Bridge di London dan Jembatan Helix di Singapore dan Garden Bridge untuk pejalan kaki-pesepeda, yang akan dibangun di atas sungai Thames di London.

 

Yang membedakan Jembatan Liberty dengan para sepupunya di seluruh dunia ini adalah penggagasnya. Bagaimana mungkin seorang wirausahawan tanpa pengalaman apapun di bidang rancangan perkotaan berani mengusulkan ide berani itu?

 

“Wirausahawan itu pencari solusi,” jawab Shane, yang bergelar sarjana dari Babson College di Boston di bidang keuangan dan kewirausahaan yang memulai beberapa usaha rintisan. “Mereka lihat masalah,  juga kesempatan di saat sama. Saya alami masalah (perjalanan) tiap hari. Ini makan waktu 90 menit pergi kerja ke Manhattan. Kebanyakan orang duduk sambil mengeluh, tapi saya berpikir  pemecahan.”

 

Saat ini, usulan Shane belum rinci, terutama soal pendanaan. Beberapa ribu orang menandatangani petisi yang setuju pada konsepnya dan Shane menyatakan liputan media setempat memperlihatkan adaya komentar dukungan dari politisi setempat.

 

Secara keseluruhan, jembatan ini ide gila, aku Shane. Di sisi lain, mulai dari Fulton Folly ke konsep hyperloop Elon Musk, memperlihatkan dunia dipenuhi ide liar yang terwujud (suatu saat terwujud)”. “Coba lihat ide telepon pintar atau mobil swakemudi?” kata Shane. “Ide gila bisa mengubah cara kita melakukan segala sesuatu.”  (Ken Weysocki; Bahan dari : http://www.bbc.com/indonesia/vert_aut/2015/11/151113_vert_aut_jembatan)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close