Psikologi

Keajaiban Dapat  Lahir Dari Sebuah Senyuman

Senyum ataumesem-dan tawa ataungguyu, pada dasarnya anugerah yang diberikan Tuhan hanya kepada menungsa. Walau binatang seolah bisa senyum dan tertawa, tetapi tidak semanis senyumnya menungsa. Belum juga sebulan sejak dilahirkan, jabang bayi bisa tersenyum, tapi belum bisa tertawa.

 

Senyum sang bayi ternyata mampu membuat bahagia pada keluarganya. Anehnya, kepandaian tersenyum yang sudah diperoleh sejak lahir itu semakin sulit dilakukan ketika seseorang beranjak dewasa. Apalagi kalau sdh pangsiun seperti kita.

 

Hasil penelitian menyebutkan anak usia 6 tahun bisa tertawa 300 – 400 kali sehari, tapi rata-rata orang dewasa hanya tertawa 15 kali. Berbahagialah bagi Anda yang di usia senjanya masih bisa sedekah dengan senyum dan tawa. Karena senyum dan tawa dapat membuat Anda dan orang lain menjadi bahagia. Bonusnya tubuh Anda menjadi sehat. Jel apa ora hebat?

 

Secara tersenyum sebenarnya dapat melatih otot wajah sehingga raut muka terlihat menarik. Kira-kira mirip mesemnya pak Narto atau pak Pras lah. Jika senyum itu tulus dari hati, senyum akan memberikan energi segar pada seluruh sistem kerja tubuh. Karena itu, latihlah terus diri kita agar bisa senyum dan tertawa. Sebab, salah satu anugerah terbesar dari Tuhan adalah bisa tersenyum dan tertawa.

 

Kata para pakar, tapi bukan pak Karjo,  senyum dan tawa bisa meningkatkan sistem kekebalan tubuh, karena dengan tertawa akan terjadi kombinasi antara tarikan dan hembusan napas yang panjang. Saat tertawa akan menghirup lebih banyak oksigen dan meningkatkan kapasitas vital dan oksidasi paru-paru, serta mengencangkan otot-otot perut.

 

Tak heran bila senyum dan tertawa digolongkan sebagai bentuk meditasi dinamis atau relaksasi, sebagai penangkal stres yang paling baik, mudah dan murah. Logis ga tuh? (Takut diketawain pak Wid sama pak Narto).

 

Biasanya, orang tertawa karena ia bahagia, atau karena merasa ada yang lucu. Tertawa muncul jika individu berada dalam kelompok, mereka merasa sama-sama nyaman, merasa sama-sama bebas dan terbuka. Tetapi sampai usia sekitar 2 bulan, seorang bayi biasa tertawa sendiri tanpa alasan. Jadi, sebenarnya apa yang membuat orang bisa tersenyum dan tertawa?

 

Para ahli berpendapat bahwa usia memegang peranan penting. Hal ini bisa menjelaskan mengapa Anda tidak bisa tertawa melihat badut yang sedang melawak, sementara anak Anda tertawa terbahak-bahak. Sebaliknya, Anda bisa tertawa mendengarkan para politikus sedang melawak, namun anak Anda sama sekali tidak tertarik dengan lawakannya.

 

Selain dipengaruhi oleh usia, perbedaan rasa humor juga dipengaruhi oleh latar belakang budaya dan masyarakat atau lingkungannya. Karena itu, orang yang sama belum tentu akan tertawa pada lawakan yang serupa jika situasi lingkungannya berbeda.

 

Senyuman memang bukan sesuatu yang berharga, tetapi mengandung keuntungan yang banyak. Orang yang menerima senyuman akan merasa mendapatkan sesuatu yang menggembirakan, sedangkan orang yang memberi senyuman tidak akan merasa rugi, karena bisa memberi tanpa kehilangan apa-apa.

 

Senyuman yang tulus akan memberikan kebahagiaan dalam rumah tangga, menimbulkan semangat dalam bekerja dan menjadi perekat dalam persahabatan. Senyuman itu ibarat perhiasan batin yang mempercantik perhiasan lahir yang kurang menarik. Sayang banyak orang yang tidak menyadari akan pentingnya perhiasan batin ini.

 

Seseorang yang cantik atau ganteng akan terlihat tidak menarik jika wajahnya jarang tersenyum. Akan tetapi, orang yang secara lahiriah biasa-biasa saja, akan terlihat menarik jika wajahnya selalu dihiasi dengan senyuman yang tulus.

 

Senyuman yang dipaksakan justru akan terlihat semakin tidak menarik. Semua orang dapat menilai mana senyum yang asli yang keluar dari lubuk hati dan mana senyum palsu yang dibuat-buat.  Karena senyuman sesungguhnya adalah cerminan dari perasaan gembira.

 

Jika perasaan sedang marah, maka senyumannya akan terlihat hambar. Namun berusaha tersenyum dikala bersedih, menjadi sangat berarti ketika kita tengah mencoba melepaskan diri dari perasaan sedih tersebut dan membantu diri kita agar tidak terlalu larut dalam kedukaan.

 

Dalam kondisi sesulit apapun, usahakan untuk tetap bisa tersenyum. Biarkan diri kita rileks, hadapi kenyataan hidup ini dengan senyuman. Dengan rasa ikhlas, kita akan bisa mengambil hikmah dari apa yang tengah kita hadapi. Lalu ciptakan suasana hati dalam kegembiraan dengan senyuman.

 

Keajaiban dapat lahir dari sebuah senyuman. Dengan senyum dan tawa, hidup menjadi lebih indah. Dan tanpa kita sadari,  sesungguhnya kita telah mendapatkan surga sebelum waktunya. Itu sebabnya, di setiap foto, saya selalu berusaha memberikan senyuman sebagai sedekah kepada siapa saja yg melihatnya. (Muchtar AF; dari grup WA-VN)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close