Kesehatan

Penyakit jantung koroner

Banyak teman teman Pensiunan yang dioperasi jantungnya dan kini telah dapat menikmati hidupnya dengan normal, aktif ber olah raga, berorganisasi, kegiatan bermanfaat lainnya seolah mereka tidak pernah sakit jantung. Walau terlambat mereka melakukan pencegahan dengan baik. Tentu bagi anda yang sehat mengenal penyakit ini, selanjutnya “Berparadigma hidup sehat”

 

Arteri koroner adalah pembuluh darah di jantung yang menyuplai makanan bagi sel-sel jantung. Penyakit jantung koroner terjadi bila pembuluh arteri koroner ini tersumbat / menyempit karena endapan lemak. Secara bertahap menumpuk di dinding arteri. Proses penumpukan itu disebut aterosklerosis, dan bisa terjadi di pembuluh arteri lain, tidak hanya pada arteri koroner.

 

Kurangnya pasokan darah karena penyempitan arteri koroner berakibat nyeri dada yang disebut angina. Biasanya terjadi saat beraktivitas fisik atau stress. Bila darah tidak mengalir sama sekali karena arteri koroner tersumbat, penderita dapat mengalami serangan jantung yang mematikan. Serangan ini dapat terjadi kapan saja, bahkan ketika Anda sedang beristirahat.

 

Penyakit jantung koroner (PJK) dapat menyebabkan daya pompa jantung melemah sehingga darah tidak beredar sempurna ke seluruh tubuh (gagal jantung). Penderita gagal jantung sulit bernafas karena paru-parunya dipenuhi cairan, merasa sangat lelah, dan bengkak di kaki dan persendian.

 

Faktor Risiko

1. Kadar Kolesterol Tinggi.

Penyebab PJK adalah endapan lemak pada dinding arteri koroner, yang terdiri dari kolesterol dan zat buangan lain. Untuk mengurangi risiko PJK, Anda harus menjaga kadar kolesterol dalam darah. Kolesterol adalah senyawa lemak kompleks yang secara alamiah dihasilkan tubuh dan bermanfaat bagi pembentukan dinding sel dan hormon.

 

Dua pertiga kolesterol diproduksi oleh hati (liver), sepertiga lainnya diperoleh langsung dari makanan. Kolesterol diedarkan dalam darah melalui molekul yang disebut lipoprotein. Ada dua jenis lipoprotein, yaitu low-density lipoprotein (LDL), and high-density lipoprotein (HDL).

 

LDL mengangkut kolesterol dari hati ke sel-sel tubuh. HDL berfungsi sebaliknya, mengangkut kelebihan kolesterol ke hati untuk diolah dan dibuang keluar. LDL yang berlebihan dapat menyebabkan penumpukan kolesterol pada dinding arteri sehingga disebut “kolesterol jahat”.

 

Kadar LDL yang optimal adalah 100- 129 mg/dL. Kelebihan LDL menyebabkan HDL “kewalahan” membuang kolesterol yang berlebih. Total kolesterol yang dianjurkan (HDL + LDL) adalah di bawah 200 mg/dL (border line = 240).

 

2. Tekanan Darah Tinggi/Hipertensi.

Tekanan darah tinggi menambah kerja jantung sehingga dinding jantung menebal/kaku dan meningkatkan risiko penyakit jantung koroner. Ada dua pengukuran tekanan darah. Tekanan sistolik adalah tekanan darah yang memancar dari jantung ke seluruh tubuh.

 

Tekanan diastolik adalah tekanan darah yang kembali mengisi jantung. Secara umum orang dikatakan menderita hipertensi bila tekanan darah sistolik/diastoliknya di atas 140/90 mmHg.

 

3. Trombosis.

Trombosis adalah gumpalan darah pada arteri / vena. Bila trombosis terjadi pada pembuluh arteri koroner, maka Anda berisiko terkena PJK. Trombosis biasanya berada pada dinding pembuluh yang menebal karena aterosklerosis. Merokok meningkatkan risiko trombosis hingga beberapa kali lipat.

 

4. Kegemukan.

Kegemukan (obesitas) meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan diabetes. Orang yang kegemukan juga cenderung memiliki kadar HDL rendah/LDL tinggi.

 

5. Diabetes mellitus.

Diabetes meningkatkan risiko PJK, terlebih bila kadar gula darah tidak dikontrol dengan baik. Dua pertiga penderita diabetes meninggal karena penyakit jantung dan gangguan kardiovaskuler lainnya.

 

6. Penuaan.

Risiko PJK meningkat seiring usia. Makin tua, makin menurun efektivitas organ tubuh, termasuk sistem kardiovaskulernya. Lebih dari 80% penderita PJK berusia di atas 60 tahun. Lelaki cenderung lebih cepat terkena dibanding perempuan, yang risikonya meningkat drastis setelah menopause.

 

7. Keturunan.

Risiko Anda lebih tinggi bila orang tua Anda juga terkena penyakit jantung koroner, terlebih bila mulai mengidap di usia kurang dari 60 tahun.

 

Cara Mengurangi Risiko

Meski tidak dapat melawan penuaan dan mempengaruhi garis keturunan, Anda dapat melakukan hal berikut untuk mengurangi risiko penyakit jantung koroner:

 

a)        Mengurangi konsumsi daging berlemak jenuh tinggi.

b)        Memperbanyak makan buah, sayuran dan biji-bijian yang mengandung antioksidan tinggi (Vitamin A, C dan E). Antioksidan mencegah lemak jenuh berubah menjadi kolesterol.

c)        Menghindari stres yang dapat menimbulkan ketidakseimbangan fungsi tubuh, meningkatkan tekanan darah serta membuat Anda merokok dan makan berlebihan.

d)        Tidak merokok dan minum kopi berlebihan.

e)        Rajin berolah raga. Olah raga aerobik selama 30 menit setiap hari, 3-4 kali seminggu dapat memperkuat jantung, membakar lemak dan menjaga kesimbangan HDL dan LDL.

(http://majalahkesehatan.com/penyakit-jantung-koroner/)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close