Mercon
Setelah subuh, menjelang terbit matahari, saat saya jalan-jalan pagi. Sering saya temui ibu-ibu menyapu halaman. Kadang saya temui malah ibu-ibu yang sangat sepuh, terbungkuk-bungkuk menyapu halaman. Ini tanda kebiasaan orang desa sejak dulu yang suka kebersihan. Malu bila halamannya kotor.
Tapi pada pengujung bulan Ramadhan dan setelah lebaran, di mana-mana, di halaman, jalan, lapangan luar biasa kotornya. Sobekan bekas mercon bertaburan menyepetkan mata. Saya curiga bekas mercon ini sengaja tidak disapu, sebagai prestise. Saya duga mercon ini ada gengsi, makin banyak membakar petasan makin naik pamor keluarga. Makin kaya.
Tapi orang desa membakar petasan atau kembang api sama sekali tidak kalah dengan gaya orang kota. Saya sangat heran berapa saja uang yang dibakar untuk mercon dan kembang api. Apakah ini ulah keluarga mereka orang kota yang mudik ke desa? Wallahu Alam.
Tapi sepuluh hari setelah lebaran, saya lihat halaman sudah bersih kembali. Jalan-jalan menyenangkan, nyaman menikmati kebersihan jalan. Syukurlah. (SH; Kutipan http://rumahkudidesa.blogspot.