Kesehatan

Penyakit Lebaran-Hari besar lain

Perayaan hari raya dan libur lebaran sudah berlalu, banyak orang sudah mulai kerja dan beraktivitas seperti sedia kala. Namun ada juga beberapa orang yang terpaksa harus menunda dan perlu beristirahat lebih lama karena mengalami sakit selepas perayaan hari raya.

 

Di beberapa rumah sakit dan balai pengobatan lain yang rame dikunjung pasien di hari ini, termasuk di rumah sakit tempat saya bekerja. Berikut ini saya coba ulas beberapa penyakit yang paling sering dikeluhkan atau mengalami kekambuhan beberapa hari setelah perayaan hari raya berakhir.

1. Radang sendi (asam urat)
Nyeri sendi banyak penyebabnya, namun yang termasuk paling sering terjadi adalah diakibatkan oleh peningkatan kadar asam urat yang dapat mengendap di persendian. Terbentuknya kristal endapan tersebut dapat menimbulkan gejala nyeri persendian mulai yang ringan hingga nyeri hebat serta menyebabkan pembengkakan di sekitar sendi. Mengonsumsi makanan yang mengandung purin/asam urat tinggi saat lebaran seperti kacang-kacangan, seafood, jeroan, dll. menjadi salah satu penyebab terbesar kambuhnya jenis penyakit ini.

2. Sakit jantung (Kholesterol)
Pada saat lebaran banyak hidangan yang menyajikan menu seperti daging-dagingan, masakan bersantan, berbagai olahan seafood, telur, dan makanan berminyak-berlemak lainnya yang notabene mengandung kolesterol tinggi. Seperti kita ketahui bahwa salah satu resiko timbulnya penyakit jantung adalah karena tingginya kadar kolesterol jahat di dalam darah sehingga menyebabkan timbulnya sumbatan di dalam pembuluh darah yang berakibat munculnya berbagai jenis penyakit termasuk salah satunya yang cukup populer adalah penyakit jantung koroner.

3. Hipertensi/tekanan darah tinggi
Meningkatnya tekanan darah dapat dipengaruhi oleh banyak faktor termasuk usia dan keturunan, faktor lain dapat juga dipengaruhi oleh aktivitas dan asupan makanan. Saat hari raya banyak disajikan makanan dengan kandungan natrium/garam tinggi, makanan instan/snack ringan, juga makanan berlemak yang dapat memicu peningkatan tekanan darah seseorang. Selain itu faktor pikiran dan kelelahan juga turut andil meningkatkan tekanan darah seseorang.

4. Diabetes
Kadar gula darah menjadi penentu berat-ringannya penyakit yang satu ini. Tingginya kadar gula dalam darah dapat menjadi penanda seseorang mengalami gejala penyakit diabetes. Terutama bagi mereka yang memang sudah positif menderita penyakit ini terkadang karena luapan kebahagiaan dan kemenangan saat hari raya menjadi tidak terkontrol dalam menjalankan pola makan dan dietnya. Banyaknya hidangan kue lebaran dan minuman (sirup) yang rasanya manis saat hari raya menjadi penyumbang terbesar risiko kekambuhan penyakit diabetes ini.

5. Stress
Banyak faktor yang menyebabkan seseorang mengalami resiko stress saat merayakan hari raya. Beberapa penyebab yang paling sering di antaranya keharusan untuk mengurus rumah sendirian di kala pembantu mudik, macet parah saat perjalanan mudik lebaran, banyaknya pengeluaran uang yang harus dikeluarkan saat merayakan lebaran di situasi kondisi perekonomian yang sulit, hal-hal tersebut tanpa disadari bisa meningkatkan tingkat stressor seseorang di mana pada akhirnya orang menjadi tidak bersemangat, menjadi mudah lelah, gampang terserang penyakit karena otomatis imunitas tubuhnya menjadi menurun.

6. Influenza
Influenza yang ditandai dengan gejala demam, batuk dan pilek disebabkan karena tertular oleh virus influenza. Saat hari raya kita bertemu banyak orang dengan status kesehatan yang berbeda-beda, termasuk mungkin ada di antara mereka yang sedang mengalami penyakit flu ini. Penularan virus ini sangat cepat, sehingga bagi mereka yang kondisi imun/kekebalan tubuhnya kurang baik dapat dengan mudah tertular oleh mereka yang saat itu sedang mengalami penyakit flu.

7. Radang tenggorokan (faringitis)
Salah satu penyebab utama dari faringitis adalah infeksi kuman/bakteri. Salah satu gejalanya biasanya penderita akan merasa kesakitan saat menelan. Saat hari raya banyaknya makanan manis, asin dan pedas yang dikonsumsi seseorang dapat menimbulkan terjadinya iritasi pada tenggorokan yang pada akhirnya juga memicu timbulnya penyakit radang tenggorokan.

8. Obesitas/Kegemukan
Jangan sepelekan kegemukan, karena dari situasi tersebut sebenarnya muncul berbagai jenis penyakit baru seperti masalah jantung, diabetes, kanker, dsb.. Banyak di antara kita yang mengalami keberhasilan diet/turun berat badan saat berpuasa. Namun setelah berhenti puasa justru mengalami lonjakan berat yang cukup signifikan karena kita tidak bisa mengatur pola makan yang baik agar berat kita tetap ideal. Ditambah dengan sajian makanan yang cukup menggoda saat hari raya menyebabkan kontrol nafsu makan juga menjadi rusak sehingga kita jadi banyak makan dan tanpa terasa berat badan juga semakin naik.

9. Sakit Maag (gastritis)
Tingginya asam lambung dapat memicu timbulnya sakit maag/radang lambung yang ditandai dengan sensasi rasa nyeri di ulu hati, mual, keringat dingin, pusing dan muntah. Penyakit ini dipengaruhi dengan pola makan kita. Biasanya dapat kambuh jika kita telat makan, namun di sisi lain juga bisa kambuh karena kita kebanyakan makan-makanan tertentu. Seperti saat lebaran di mana kita mengonsumsi banyak makanan yang rasanya asam/kecut, pedas, coklat, minum kopi, makanan bersantan, berminyak dan berlemak, dll. di mana kesemuanya itu dapat memicu timbulnya penyakit maag.

10. Diare
Banyaknya berbagai jenis makanan yang masuk ke dalam saluran pencernaan/usus dan bercampur menjadi satu, ada makanan yang mudah dicerna ada juga yang sulit dicerna, ada yang aman bagi usus namun juga ada beberapa yang dapat menyebabkan gangguan pada usus. Oleh sebab itu, setelah lebaran meningkatnya kasus diare lebih karena konsumsi makanan yang kurang baik dan tidak cocok bagi kesehatan saluran cerna kita sehingga reaksi tubuh/saluran cerna berusaha untuk mengeluarkannya.

Marilah kita budayakan hari raya tidak berlebihan dan bermewah-mewahan. Namun terkadang perilaku manusianya seringkali menimbulkan berbagai persoalan bagi dirinya sendiri. Semoga setelah ini kita selalu diberikan kemudahan, kesehatan dan umur panjang sehingga masih bisa bertemu dengan bulan ramadhan di tahun yang akan datang. Aamiin. (Penulis: WAhyu Triasmara, MD; RS Purwa Husada; Purworejo-Jateng)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close