OlahRaga buat Lansia (3)
(Savannah, Georgia) – Orang tua yang bermain game BrainFitness menunjukkan perbaikan signifikan pada area memori yang rusak dalam 6 bulan dibanding kelompok kontrol aktif yang mengalami kemunduran ringan (penemuan yang dipaparkan di American Association of Geriatric Psychiatry 2010 Annual Meeting).
Karen Miller, PhD, Universitas California di Los Angeles melaporkan perbedaan signifikan ini diobservasi 6 bulan. Ini dilakukan setelah randomisasi antara kelompok intervensi yang diberikan pelatihan game Dakim BrainFitness dengan kelompok kontrol, walau setelah 2 bulan pelatihan, kelompok kontrol juga diberi pelatihan yang sama dengan kelompok intervensi.
Dinilai dengan 4 tes memori yang berbeda, kelompok yang bermain game BrainFitness selama 6 bulan penuh memperoleh 2 poin pada Memory Score, meningkat dari 10,4 menjadi 12,1 secara bertahap.
Berbeda dengan kelompok kontrol yang hanya bermain sejak bulan kedua hingga bulan keenam.
Kelompok ini mengalami penurunan ringan dari 10,2 menjadi 10,1. Jumlah subjek yang disertakan dalam pengujian ini sebanyak 38 orang tua. 22 Orang dengan rata-rata umur 82 tahun kepada pada kelompok intervensi dan 16 lainnya dengan rata-rata umur 83 tahun di kelompok kontrol.
“Pada bulan ke-6, kelompok intervensi bermain 2x lipat lebih banyak (93 sesi) dibanding kelompok kontrol yang 40 sesi. Jadi inilah manfaat jangka panjang memperbaiki ingatan keseluruhan. Manfaat maksimum akan anda peroleh jika anda terus bermain.” Kata Dr. Miller pada Medscape Psychiatry.
Pilot Study
Sebelum me-launching percobaan klinik ini, Dr.Miller bersama kolega-koleganya mengadakan Pilot Study yang melibatkan 22 subjek dengan rata-rata umur 74 tahun yang telah bermain Dakim BrainFitness ataupun kelompok kontrol lain.
Partisipan dianjurkan bermain game 5x seminggu, tiap sesi makan waktu 30 menit selama 2 bulan. Pada akhir bulan kedua Pilot Study, dapat dilihat dampak kecil pada satu tes memori. Menyadari bahwa versi khusus game BrainFitness tidak memenuhi aspek pelatihan memori, termasuk encoding dan memori jangka-panjang, investigator UCLA membantu Dakim untuk mendesign ulang gamenya.
Versi yang dipakai uji coba terakhir mampu melatih memori jangka-pendek, berpikir kritis, visual spatial skills, memori jangka-panjang, kalkulasi dan bahasa. “Ada 300-400 variasi permainan atau format (episode) yang teracak dimainkan. Tidak ada format yang sama dimainkan tiap kali bermain,” kata Dr. Miller.
“Ada 5 level yang dapat dipilih, terserah ingin pilih level atas atau lebih rendah, tergantung aspek memori masing-masing,” tambahnya. Dr. Miller menekankan untuk melihat efek pelatihan pada memori, subjek diharuskan melakukan tes atau uji memori secara reguler, lewat perilaku gaya hidup seperti latihan dan reduksi stres.
Dia yakin pelatihan menggunakan komputer akan bermanfaat mencegah kemunduran ingatan pada mereka yang memiliki ingatan yang baik. Alat pelatihan memori seperti program yang dimodif dan dipakai grup UCLA menguntungkan subjek yang rusak amnestic memory maupun tanpa kerusakan.
Menurut pengalaman Dr. Miller, subjek dengan kerusakan yang banyak di otaknya cenderung memburuk dengan cepat walau menggunakan alat BrainFitness secara reguler. “Makin lama seseorang menggunakan program BrainFitness, justru makin memperbaiki kemampuan verbal-visual memorynya. Walau tidak punya keahlian komputer, kita dapat menggunakannya” kata Dr. Miller.
Preliminary Results
Gary Small, MD, Universitas California di Los Angeles berkata pada Medscape Psychiatry, rencana awal penelitian mereka ini adalah sebagai “encouraging” (sebagai pendorong) dan program Dakim BrainFitness merupakan alat yang populer di pasaran dimana alat tersebut dipakai.
” Alat-alat ini disesuaikan dengan generasi tua (Lansia), dilengkapi layar sentuh, sehingga mereka bisa menikmatinya,” tambahnya. Di lain sisi, produsen game BrainFitness harus memastikan, manfaat gamenya tercapai. Yaitu untuk kesenangan si pemain dan untuk melatih semua area memori.
“Masalahnya apakah semua program ini mampu memperbaiki kemampuan kognitif si pemain?” Kata Dr. Small, harus ada kombinasi jenis permainan dan teknik bermain agar game ini mampu memperbaiki kemampuan kognitif seperti yang telah dilakukannya pada pelatihan. Tergantung perusahaan game sendiri, apakah mereka berniat untuk melakukan hal tersebut. Bersambung………..
(http://www.morphostlab.com/artikel/permainan-olahraga-otak-memperbaiki-kemunduran-ingatan-pada-orang-dewasa-lanjut-usia.html)
Judul aslinya : Permainan Olahraga otak memperbaiki Kemunduran Ingatan pada Orang dewasa lanjut usia. (By: Pam Harrison)-FatchurR