Bercermin dari cinta cicak
Ketika sedang merenovasi rumah, seseorang mencoba merontokan tembok. Rumah di Jepang biasanya punya ruang kosong di antara tembok yang terbuat dari kayu. Ketika tembok rontok, dia menemukan cicak terperangkap diantara ruang kosong itu. Kakinya melekat pada sebuah surat.
Dia merasa kasihan dan penasaran. Dia mengecek, ternyata surat itu ada disitu 10 tahun lalu ketika rumah itu pertama dibangun. Apa yang terjadi? Bagaimana cicak itu bertahan dengan terperangkap 10 tahun? Dalam keadaan gelap 10 tahun, tanpa bergerak sedikit pun, itu hal mustahil dan tak masuk akal.
Bagaimana cicak itu dapat bertahan hidup 10 tahun tanpa pindah dari tempatnya sejak kakinya melekat pada surat itu. Bagaimana dia makan? Orang itu menghentikan kerjanya dan memperhatikan cicak itu. Apa yang dilakukan dan apa yang dimakannya. Kemudian, tidak tahu dari mana datangnya, seekor cicak lain muncul dengan makanan di mulutnya.
Orang itu merasa terharu melihat hal itu. Ternyata ada seekor cicak lain yang selalu memperhatikan cicak yang terperangkap itu selama 10 tahun. Sebuah cinta, cinta yang indah. Cinta dapat terjadi bahkan pada hewan yang kecil seperti dua ekor cicak itu. apa yang dapat dilakukan oleh cinta? Tentu saja sebuah keajaiban.
Cicak itu tidak pernah menyerah dan tidak pernah berhenti memperhatikan pasangannya selama 10 tahun. Bayangkan bagaimana hewan yang kecil itu dapat memiliki karunia yang begitu menganggumkan. Jangan pernah mengabaikan orang yang anda kasihi. (http://iphincow.com/2010/01/09/belajar-cinta-dari-cicak/)-FatchurR
————–
Artikel lainnya, monggo silahkan :
- Hilangnya perasaan kepada pasangannya
- Jejak Sepatu di Karpet
- Dari rumah jompo; sang opa kesepian
- Ketika aku berkeinginan
————-
Hilangnya perasaan kepada pasangannya
Australia-Setiap orang punya karakter dan kebiasaan masing2. Ada beberapa karakter dan kebiasaan yang bisa memicu perpisahan pasangan. Menurut peneliti Australia, 17 hal yang diklaim kerap membuat seseorang hilang rasa suka dan berakhir memicu perpisahan hubungan.
“Bagi perempuan, hal paling membuatnya hilang perasaan ke kekasihnya adalah kemalasan. Hal kedua adalah penampilan berantakan/jorok. Hal ketiga yang membuat perempuan kehilangan perasaannya, lelaki yang terlalu manja,” demikian Daily Mail mengenai studi ini, dikutip (5/11).
Poin ke-4 perempuan kehilangan rasa sukanya pada lelaki tidak adanya rasa humor, sementara poin kelima adalah gaya bercinta yang buruk. Kelima poin ini merupakan hasil studi yang dilakukan oleh Western Sydney University, Australia.
Hasil studi ini tak jauh dengan daftar yang membuat lelaki hilang rasa suka pada perempuan. Hal utama adalah penampilan yang berantakan atau jorok. Poin kedua kemalasan. Tak ada rasa humor ada di posisi ketiga, dan terlalu manja menempati posisi keempat.
Uniknya, posisi ke-5 dari hal yang membuat lelaki kehilangan ketertarikan pada perempuan, bila jarak rumahnya terlalu jauh, definisinya, jarak tempuh lebih dari tiga jam dari rumah lelaki. Meski urutannya berbeda, peneliti memperkirakan ada
hal sama yang kerap membuat lelaki dan perempuan kehilangan rasa sukanya kepada pasangan, berikut ini adalah daftarnya:
– Penampilan tidak rapi/jorok
– Kemalasan
– Terlalu manja
– Kurang rasa humor
– Jarak tempuh tempat tinggalnya terlalu jauh
– Cara bercinta yang buruk
– Kurang kepercayaan diri
– Terlalu banyak nonton televisi atau main video game
– Kurang bergairah untuk bercinta
– Keras kepala
– Terlalu banyak bicara
– Terlalu pendiam
– Terlalu terus terang
– Tak ingin punya keturunan
– Punya anak
– Terlalu atletik
– Kurang atletik
(Nadia Felicia/NAD; Daily Mail-dan http://m.beritasatu.com/cinta/320045-halhal-yang-membuat-kisah-cinta-berakhir.html)-FatchurR
—————-
Jejak Sepatu di Karpet
(Sebuah kisah nyata); Seorang ibu rumah tangga punya 4 anak laki-laki. Urusan belanja, cucian, makan, kebersihan dan kerapihan rumah dapat ditanganinya dengan baik. Rumah selalu rapih, bersih dan teratur dan suami serta anak2nya menghargai pengabdiannya itu. Cuma satu masalah, ibu yang pembersih ini sangat tidak suka kalau karpet di rumahnya kotor.
Ia bisa meledak dan marah berkepanjangan gara-gara melihat jejak sepatu di atas karpet, dan suasana tidak enak berlangsung seharian. Padahal, dengan 4 anak laki-laki di rumah, hal ini mudah sekali terjadi dan menyiksanya.
Atas saran keluarganya, ia menemui psikolog bernama Virginia Satir. Setelah mendengarkan cerita sang ibu dengan penuh perhatian, Virginia Satir tersenyum dan berkata : “Ibu harap tutup mata ibu dan bayangkan apa yang akan saya katakan”. Ibu itu kemudian menutup matanya.
“Bayangkan rumah ibu yang rapih dan karpet ibu yang bersih mengembang, tak ternoda, tanpa kotoran, tanpa jejak sepatu, bagaimana perasaan ibu?”
Sambil tetap menutup Mata, senyum ibu itu merekah, mukanya yang murung berubah cerah. ia tampak senang dengan bayangan yang dilihatnya. Virginia Satir : “Itu artinya tidak ada seorangpun di rumah ibu. Tak ada suami, tak ada anak2, tak terdengar gurau canda dan tawa ceria mereka. Rumah ibu sepi dan kosong tanpa orang2 yang ibu kasihi”.
Seketika muka ibu itu berubah keruh, senyumnya langsung menghilang, napasnya mengandung isak. Perasaannya terguncang. Pikirannya langsung cemas membayangkan apa yang tengah terjadi pada suami dan anak-anaknya.
“Sekarang lihat kembali karpet itu, ibu melihat jejak sepatu dan kotoran disana, artinya suami dan anak-anak ibu ada di rumah, orang2 yang ibu cintai ada bersama ibu dan kehadirannya menghangatkan hati Ibu”. Ibu itu mulai tersenyum kembali, ia merasa nyaman dengan visualisasi tersebut.
“Sekarang bukalah Mata Ibu”. Ibu itu membuka matanya.
“Bagaimana, apa karpet kotor masih jadi masalah buat ibu?” Ibu itu tersenyum dan geleng kepalanya.
“Aku tahu maksud anda” ujar sang ibu, “Jika Kita melihat dengan sudut yang tepat, maka hal yang tampak negatif dapat dilihat secara positif”.
Sejak itu, sang ibu tak pernah lagi mengeluh soal karpetnya, karena setiap melihat jejak sepatu di sana, ia tahu, keluarga yang dikasihinya ada di rumah. Kisah di atas adalah kisah nyata. Virginia Satir adalah seorang psikolog terkenal yang mengilhami Richard Binder dan John Adler untuk menciptakan NLP (Neurolinguistic Programming).
Teknik yang dipakainya di atas disebut Reframing, yhaitu bagaimana kita membingkai ulang sudut pandang Kita, sehingga sesuatu yang tadinya negatif dapat menjadi positif, salah satu caranya dengan mengubah sudut pandangnya. Beberapa contoh pengubahan sudut pandang :
Saya BERSYUKUR;
1. Untuk istri yang mengatakan malam ini Kita hanya makan mie instan, karena itu artinya ia bersamaku bukan dengan orang lain.
2. Untuk suami yang hanya duduk malas di sofa nonton TV, karena itu artinya ia berada di rumah dan bukan di bar, kafe, atau di tempat mesum.
3. Untuk anak2 yang ribut mengeluh banyak hal, itu artinya mereka di rumah dan tidak jadi anak jalanan.
4. Untuk Tagihan Pajak yang besar, itu artinya saya bekerja dan digaji tinggi.
5. Untuk sampah dan kotoran bekas pesta yang harus saya bersihkan, itu artinya keluarga kami dikelilingi banyak teman.
6. Untuk pakaian yang mulai kesempitan, karena itu artinya saya cukup makan.
7. Untuk rasa lelah-capai-penat di penghujung Hari, itu artinya saya masih mampu bekerja keras.
8. Untuk kritik yang saya dengar tentang pemerintah, itu artinya masih ada kebebasan berpendapat.
9. Untuk bunyi alarm keras jam 5 pagi yang membangunkan saya, artinya saya masih bisa terbangun, masih hidup.
10. Untuk setiap permasalahan hidup yang kita hadapi, karena itu artinya Tuhan sedang membentuk dan menempa saya untuk menjadi lebih kuat. (Kang Yin-A68)
————–
Dari rumah jompo; Opa kesepian
Pembicaraan teman saya dan sang OPA yg menatap kosong. Opa mulai cerita tentang hidupnya. Sejak masa muda saya menghabiskan waktu saya utk terus mencari usaha yg baik utk keluarga saya, khususnya utk anak2 yg sangat saya cintai. Sampai saya mencapai puncaknya, kami bisa tinggal di rumah yg sangat besar dgn segala fasilitas yg sangat bagus.
Dmkn pula dengan anak2 saya, mereka semua berhasil sekolah sampai keluar negeri dgn biaya yg tidak pernah saya batasi. Akhirnya mereka semua berhasil dlm sekolah juga dalam usahanya dan juga dalam berkeluarga.
Tibalah dimana kami sbg orangtua merasa sdh saatnya pensiun dan menuai hasil panen kami. Tiba2 istri tercinta saya yg selalu setia menemani saya dari sejak saya memulai kehidupan ini meninggal dunia karena sakit yg sangat mendadak. Sejak kematian istri, tinggallah saya hanya dgn para pembantu. Anak2 semua tdk ada yg mau menemani krn mereka sdh mempunyai rumah yg juga besar.
Hidup saya rasanya hilang, tiada lagi yg mau menemani tiap saat saya perlukan. Tdk sebulan sekali anak2 mau menjenguk saya atau memberi kabar melalui telepon. Lalu tiba2 anak sulung saya datang dan mengatakan kalau dia akan jual rumah karena selain tdk effisien toh saya dpt ikut tinggal dengannya.
Dgn hati yg berbunga saya menyetujuinya , toh saya juga tdk perlu rumah besar lagi tanpa ada orang2 yg saya kasihi di dalamnya. Stlh itu saya ikut dgn anak yg sulung. Namun apa yg saya dapatkan? Setiap hari mereka sibuk sendiri2 kalaupun mereka ada di rumah tak pernah sekalipun mereka mau menyapa saya.
Semua keperluan saya pembantu yg memberi. Untunglah saya selalu hidup teratur dari muda
maka meskipun sdh tua saya tdk pernah sakit2an. Lalu saya tinggal di rumah anak saya yg lain.
Saya berharap klo saya akan mendptkan sukacita didlmnya,tapi rupanya tidak.
Yg lebih menyakitkan semua alat2 utk saya pakai mereka ganti, mereka menyediakan semua peralatan
dari kayu dgn alasan utk keselamatan saya tp sebetulnya mereka sayang dan takut klo saya memecahkan alat2 mereka yg mahal2 itu.
Setiap hari saya makan n minum dari alat2 kayu atau plastik yg sama dengan yg mereka sediakan
utk para pembantu dan anjing mereka. Setiap hari saya makan n minum sambil mengucurkan airmata n bertanya di manakah hati nurani mereka?
Akhirnya saya tinggal dgn anak terkecil, yg dulu saya kasihi melebihi yg lain karena dia dulu adlh anak yg memberi kesukacitaan pd kami. Stlh bbrp lama saya tinggal disana akhirnya anak saya n istrinya mendatangi saya lalu mengatakan bhw mrk akan mengirim saya utk tinggal di panti jompo dgn alasan spy saya punya teman utk berkumpul n juga mereka berjanji akan selalu mengunjungi saya.
Kini 2 tahun saya disini tapi tdk sekalipun mereka yg datang mengunjungi saya apalagi membawakan makanan kesukaan saya. Hilanglah harapan saya tentang anak2 yg saya besarkan dgn segala kasih sayang n kucuran keringat. Saya bertanya2 mengapa kehidupan hari tua demikian menyedihkan padahal saya bukanlah orangtua yg menyusahkan semua anak2 saya. (Wiwik Handayani-A68; dari grup sebelah)
—————–
Ketika aku berkeinginan
Aku ingin hidup KAYA… Aku lupa, HIDUP itu sebuah KEKAYAAN.
~KETIKA… Aku takut MEMBERI… Aku lupa, bahwa SEMUA yang aku miliki juga adalah PEMBERIAN.
~KETIKA… Aku ingin jadi yang TERKUAT… Aku lupa, dalam KELEMAHAN…. Tuhan memberiku KEKUATAN.
~KETIKA…Aku takut RUGI… Aku lupa, HIDUPKU… Adalah KEBERUNTUNGAN, karena AnugerahNYA.
+Hidup ini sangat indah… ketika kita selalu BERSYUKUR kepadaNYA
~BUKAN… karena hari ini INDAH kita BAHAGIA… Tapi karena kita BAHAGIA… hari ini menjadi INDAH.
~BUKAN… karena tak ada RINTANGAN kita jadi OPTIMIS, Tapi kita OPTIMIS. RINTANGAN jadi tak terasa.
~BUKAN… karena MUDAH kita YAKIN BISA… Tapi karena kita YAKIN BISA… semuanya menjadi MUDAH.
~BUKAN… karena semua BAIK kita TERSENYUM… Tetapi kita TERSENYUM maka semua menjadi BAIK.
Tak ada hari yang MENYULITKAN kita, kecuali kita SENDIRI yang membuat SULIT.
~ANDAI… kita tidak menjadi jalan besar… cukuplah menjadi jalan setapak yang dapat dilalui orang.
~ANDAI… kita tidak dapat menjadi matahari… cukuplah menjadi lilin yang dapat menerangi sekitar kita.
~ANDAI… kita tidak dapat berbuat sesuatu untuk seseorang… cukuplah berdoa untuknya. (Surjadi MK-72; dari grup sebelah)-FR