Wisata dan Kuliner

Manajemen Danau Toba mengtadopsi Angkor Wat

0172-Manajemen Danau Toba mengtadopsi Angkor Wat-a13 16/1p 01

Jakarta-Danau Toba, danau terbesar di Asia Tenggara di Sumatera akan dikelola Badan Otorita Pengelola Kawasan Pariwisata D-Toba. Dalam pengelolaannya akan dikembangkan konsep single management dan single destination seperti manajemen Angkor Wat di Kamboja.

 

Dalam siaran pers dari Kementerian LHK (11/1), Danau Toba merupakan danau vulkanik berukuran 100 kilometer x 30 kilometer hasil letusan supervolcano Toba pada 73.000-75.000 tahun lalu. Sisa magma berukuran sangat besar membentuk sebuah pulau yang saat ini dikenal dengan Samosir bahkan wilayah Danau Toba meliputi tujuh kabupaten di Sumatera Utara.

 

Dalam pengelolaannya, dikembangkan konsep single management dan single destination seperti manajemen Angkor Wat yang mengangkat pariwisata Kamboja. Pemerintah akan membangun infrastruktur pendukung seperti bandara, jalan tol, rel KA, perhotelan, dan pusat perbelanjaan, serta meningkatkan kualitas lingkungan Danau Toba.

 

Terkait lingkungan, Menteri LHK Siti Nurbaya mengatakan, penurunan kondisi lingkungan di Danau Toba saat ini disebabkan erosi dan pembakaran lahan, limbah yang bersumber dari limbah domestik, limbah keramba jaring apung dan limbah peternakan sekitar Danau Toba, serta pemanfaatan bantaran danau yang kurang tepat.

 

Akibatnya, kualitas air di Danau Toba tercemar, sejak 2012 sudah berkategori cemar sedang, terjadi sedimentasi di sejumlah tempat dan jumlah wisatawan berkurang. Untuk mengatasinya, Siti Nurbaya menyampaikan perlu Gerakan Aksi Terpadu Pelestarian Danau Toba. Gerakan itu meliputi 12 aksi :

 

  1. Koordinasi delapan Pemkab Pemangku Wilayah (Simalungun, Tobasa, Samosir, Taput, Humbahas, Karo, Dairi, Asahan)
    2. Penegakan/implementasi peraturan perundang-undangan secara konsisten
    3. Danau sebagai halaman depan hotel dan pemukiman
    4. Instalasi Pengelolaan Air Limbah septic tank komunal di kawasan pemukiman
  2. Instalasi Pengelolaan Air Limbah Biogas di usaha peternakan
    6. Mengendalikan Keramba Jaring Apung
    7. Reboisasi/penghijauan secara kontinyu menggunakan pohon toleran kebakaran dan tanah berbatu
    8. Sistem pertanian campuran/agroforestry
  3. Pengembangan teknologi tepat guna berbasis 3R
    10. Pengembangan kelembagaan masyarakat
    11. Pemberdayaan tokoh agama dan tokoh adat
    12. Pengelolaan kawasan berbasis Model DAS Mikro/MDM. (Tri Listiyarini/TL; Investor Daily dan http://www.beritasatu.com/food-travel/340317-manajemen-danau-toba-akan-adopsi-angkor-wat.html)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close