Islam

Ajakan Kompromi (TA 164)

Kalau dilihat urutan surat al Kafirun (surat ke 109), ini turun pada urutan ke 17, jadi sudah lumayan banyak surat-surat yang turun mendahului. Namun, seperti surat-surat sebelumnya, temanya masih mengenai ajaran Tauhid.

 

Kondisi di semenanjung Aran saat itu, selain masih mengakui adanya Allah, sesuai dengan ajaran Nabi Ibrahim, merekapun juga menyembah Illah-illah yang lain, berupa berhala-berhala, baik yang disimpan di dalam Ka’bah, maupun yang dipajang di setiap rumah.

Sebelumnya, mereka sangat menyukai dan menghormati Nabi Muhammad karena kejujuran dan perilakunya yang luhur. Namun, setelah Nabi bertekad menghilangkan semua Tuhan-Tuhan yang lain selain Allah SWT, mereka berubah menjadi sangat menentangnya.

Setelah semua usaha untuk mematahkan ajaran Rasul, termasuk kekerasan maupun tawaran penyuapan tidak kunjung membawa hasil, mereka kemudian menawarkan kompromi. Mereka akan mengakui agama baru dari Nabi, sepanjang Nabi juga menghormati sesembahan moyang mereka.

 

Atau mereka menawarkan, biarlah satu tahun mereka menyembah Allah Yang Esa, namun tahun berikutnya Nabi juga menyembah berhala mereka. Atau mereka tidak akan mengganggu Nabi, sepanjang Nabi juga bersedia mengusap-usap patung Lata dan Uzza mereka.

Dalam Al Qur’an semua jelas dan terang. Hitam atau Putih. Haram atau Halal. Dibolehkan atau Dilarang, tidak ada abu-abu, apalagi kompromi. Atas ajakan kompromi itu, turunlah surat Al Kafirun,
“Katakanlah: Hai orang-orang kafir, aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah dan kamu bukan penyembah Tuhan yang aku sembah. Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Tuhan yang aku sembah. Untukmu agamamu, dan untukkulah, agamaku”. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close