Pengalaman Anggota

Mengenang pak Marie

JAKARTA, (PR)-Maaf pengalaman dibawah ini terlambat saji. Berikut awalnya : Mantan Mekeu masa Orba Mar’ie Muhammad meninggal dunia, Minggu 11/12/2016. Sebelum meninggal, mantan menteri pada Kabinet Pembangunan VI itu menjalani perawatan di RS Pusat Otak Nasional.

 

“Innalillahi wa innaillaihi rojiun. Beliau kkembali ke hadirat Allah SWT Mantan menkeu ini pukul 01.40 WIB. Mohon dimaafkan segala kesalahan dan dosa2 almarhum selama ini dan semoga semua amal ibadah beliau bisa diterima di sisi Allah SWT.” Demikian isi kabar duka yang diterima redaksi ”PR”.

 

Waktu itu Jenazah disemayamkan di rumah duka di Jalan Taman Brawijaya III Nomor 129 Kebon Baru, Jaksel. Mar’ie yang lahir di Surabaya 3/4/1939 menjabat sebagai Menkeu periode 1993 hingga 1998.

 

Sebelum jadi menteri, Mar’ie pernah bekerja di Ditjen Pengawasan Keuangan Negara, anggota DPR, menjadi direktur di salah satu BUMN, dan menjabat sebagai dirjen pajak. Mar’ie pernah jadi Ketua PMI  periode 1999-2009 dan terlibat penanganan pasca tsunami di Aceh-2004. (Yusuf Wijanarko; http://www.pikiran-rakyat.com/nasional/2016/12/11/mantan-menteri-keuangan-marie-muhammad-meninggal-dunia-387509)-FatchurR

——-

Berikut pengalaman SH Pensiunan Telkom bersama Mar’ie Muhaman

Marie Muhamad wafatTahun 80an, telepon boleh dikatakan barang mewah. Pemohon sambungan telepon kadang harus menunggu ber-bulan2-tahunan untuk dapat telepon. Tambahan sambungan telepon otomat saat itu hanya dari pabrik Siemens, Jerman.

 

Peralatan masih harus impor dan mengutang dari pemerintah Jerman lewat lembaga keuangannya, KFW. Penambahan per tahun tidak sampai 100.000 nomor.

Pembahasan hutang baru tentu harus seijin Depkeu, sehingga pada rapat yang dipimpin oleh Dirjen Postel, Pak Soekarno Abdurahman, selalu hadir wakil dari Depkeu, Pak Mar’ie yang saat itu menjabat Direktur Dana Luar Negeri. Menyaksikan kedua tokoh yang mumpuni dalam jabatan masing2 beradu argument, sangatlah menyenangkan.

 

Keduanya kompeten dan tangkas berbicara. Keduanya santun, sekalipun berbeda pendapat dan selalu menghargai dan menghormati lawan bicara termasuk ke peserta rapat yang masih yunior. Keduanya sudah makan asam garam dalam pengalaman dan sarat akan ketauladanan.

Pak Soekarno Abdurahman sudah lama wafat, dan barusan saya mendengar pak Mar’ie menyusul dipanggil oleh-Nya. Semoga keduanya diampuni dosanya, diterima amal ibadahnya, dilapangkan kuburnya dan dibukakan pintu surganya. Aamiin. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close