Islam

Muadz bin Jabal (TA 167)

Mu’adz menangis terisak-isak saat ia pamit dan mendengar Rasul bersabda, “Wahai Mu’adz, mungkin engkau tidak akan bertemu lagi denganku. Kelak kau hanya melewati masjid dan kuburanku”   Selama perjalanan ke Yaman, ia kembali terisak ingat sabda itu, suara dengan nada getir dari Rasul seolah terngiang kembali.

 

Sepuluh tahun sudah ia bersama-sama orang yang sangat dihormati dan dicintai itu. Ingin ia kembali ke Madinah dan tinggal dalam naungan kehangatan Rasulullah, namun Nabi telah menugaskannya untuk berangkat menjalankan da’wah ke Yaman.

Ia ingat dialog, saat Rasul mengutusnya ke Yaman,
“Wahai Mu’adz bin Jabal, bagaimana engkau akan memecahkan persoalan agama?”, Mu’adz menjawab,
“Aku akan merujuk kepada Kitab Allah”, lebih lanjut Rasul kembali bertanya,
“Andaikan engkau tidak mendapatkan jawabannya dalam Kitab Allah?”, dan Mu’adz kembali menjawab,
“Aku akan mencari jawabnya dalam Sunnah Rasul-Nya”, Rasul bertanya lagi,
“Andaikan engkau tidak pula memperoleh jawaban pada Sunnah Rasul-Nya?, … dan Mu’adz menjawab,
“Aku akan berijtihad dengan pendapatku sendiri”.
Wajah Rasul cerah mendengar jawaban Mu’adz dan beliau bersabda,
“Segala puji bagi Allah, yang telah memberi petunjuk kepada utusan Rasul-Nya”.
“Wahai Mu’adz, berangkatlah berda’wah ke sana. Tugasmu tidak ringan. Negeri itu adalah negeri para ahli kitab dan engkau akan banyak beradu pendapat dengan mereka”.
Rasul menugaskan utusannya itu bukan sembarangan. Mu’adz adalah ahli Fiqih yang sulit dicari tandingannya pada zaman itu. Ia bisa disejajarkan dengan Umar bin Khaththab dalam menjunjung tinggi fungsi akal dan berani mengeluarkan pendapat ijtihadnya.

Mu’adz termasuk diantara orang Madinah yang menjadi pemeluk Islam pertama. Saat itu usianya baru 18 tahun dan ia ikut berbaiat saat perjanjian Aqabah ke 2. Sepeninggal Nabi, ia menjadi rujukan tempat orang bertanya.

Ia wafat masih sangat muda, pada usia 36 tahun pada jaman pemerintahan Khalifah Umar bin Khaththab. Saat Mu’adz wafat, Umar berkata, “Andaikan Mu’adz bin Jabal masih hidup, aku mengangkatnya menjadi Khalifah penggantiku dan ketika aku menghadap kehadirat Tuhanku dan Ia bertanya,

 

“Siapakah yang kamu angkat sebagai pemimpin umat Muhammad”, dengan ridla-Nya aku akan menjawab, “Aku pilih Mu’adz setelah aku mendengar Nabi berkata, Mu’adz bin Jabal adalah imam para ulama di hari kiamat”. Wallahu a’lam bishawab. (Sadhono Hadi; dari grup FB ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close