Selingan

Wayang-Antareja(5)-Menangkap pelaku

Tanpa diketahui Gatutkaca dan Antareja, sebenarnya dari awal Sembadra dihanyutkan di sungai, ada seseorang yang mengawasi dari kejauhan. Dia akan mendekati Dewi Sumbadra, namun keburu Antareja hadir dan berselisih dengan Gatutkaca. Ketika itu dia menjauh dari mereka. Ketika Sembadra dihanyutkan kembali, dia memantau dari jauh. Dia tunggu saat  tepat mendekati Dewi Sumbadra.

Gatutkaca dan Antareja yang selalu mengawasi Sembadra dan menemukan banyak orang yang mencurigakan, akhirnya capek sendiri. Maka mereka tidak sadar lalu mengendorkan pengawasannya.

Rakit bergerak di tikungan sungai dan di sebelahnya ada hutan lebat. Rakit bergerak ke pinggir sehingga berada di bawah dedaunan pohon2 besar yang menaunginya. Tiba2 dari balik hutan, seseorang ke sungai,  masuk ke air dan menarik rakit ke pinggir. Karena dilakukan ter-gesa2, Sembadra yang pura2 mati jadi terkejut.

Ketika membuka matanya, di kaget sebab seseorang telah berada di dekatnya dan siap memeluknya. Mungkin akan membopong dan membawanya pergi, sebab Sembadra dikira mati. Seketika itu Sembadra berteriak. ” Toloooooong !”

Gatutkaca dan Antareja kaget atas teriakan Sembadra dan bergegas ke sumber teriakan. Pada saat itu orang di dekat Sembadra bermaksud mau segera membekap mulutnya, agar teriakannya tidak terdengar dari tenpat lain, namun terlambat, Gatutkaca dan Antareja telah sampai di situ.

Dengan marah, Gatutkaca dan Antareja menghajar orang itu. Orang itu yang merasa badannya lebih besar yakin bisa mengalahkan. Maka terjadi perkelahian. Namun dikeroyok dua pemuda, lama kelamaan orang itu kalah dan berlutut. Menyerah. ” Ampun Gatutkaca, aku minta maaf”, katanya.
Gatutkaca dan Antereja tidak melanjutkan pengeroyokannya.

” Mengapa Uwa Burisrawa melakukan ini semua?”, tanya Gatutkaca ke orang itu yang bernama Burisrawa. Gatukaca dan Antareja mengikat tangan Burisrawa. Pada saat itu Sembadra telah mendekati mereka. “Kakang Burisrawa, teganya kamu melakukan ini kepadaku”, kata Sembadra dengan marah.
” Sembadra, Sembadra”, kata Burisrawa.
” Aku belum bisa melupakanmu. Aku mencintaimu”, sambungnya.
” Bukankah dari dulu aku bilang tidak mencintaimu dan kini aku telah bersuami” Kata Sembadra.
” Ya ya, kamu benar. Tapi aku tetap menunggumu jadi istriku”, jawab Burisrawa.
” Dasar orang gila! Tidak tahu malu!”, sambung Sembadra .

Secara tidak sadar, ingatan mereka terlempar ke masa lalu. Masa ketika mereka bertemu di acara perkawinan, yang membuat Burisrawa kasmaran.

Burisrawa
Prabu Salya adalah raja dari Kerajaan Mandaraka. Prabu Salya punya permaisuri Dewi Setiawati. Pasangan bahagia ini punya lima anak, yaitu Dewi Erawati, Dewi Surtikanti, Dewi Banowati, Raden Burisrawa dan Raden Rukmarata.

Ketiga puteri Prabu Salya cantik, demikian juga si bungsu Rukmarata tampan. Hanya Burisrawa yang lahir berujud setengah raksasa, hal ini karena kutukan dewa ke Prabu Salya yang ketika muda membunuh mertuanya yang berujud raksasa, yaitu Begawan Bagaspati (Baca tulisan saya : Bagaspati-Setiawati).

Sembadra
Sembadra kecil kulitnya hitam dan tak menarik, tak cantik. Namun makin besar, dia makin cantik. Apalagi perangainya lemah lembut, bicaranya halus. Itu membuat dia jadi menarik. Kalau dia berbicara membuat para jejaka “klepek2”, tersentuh hatinya. Cantik dari dalam, begitu kata orang sekarang, “inner beauty”, kata yang suka ke-Inggris-an bahasanya.

Kulit yang hitam ya tetap hitam, itu sebabnya dia dipanggil Rara Ireng, (hitam). NaSekalipun hitam, hitamnya hitam manis. Membuat orang tak jemu memandang, seperti dalam lagu, hitam manis hitam manis, pandang tak jemu pandang tak jemu. Si hitam manis Sembadra ini akhirnya menarik hati banyak orang, terutama pemuda di jaman wayang itu.

Sejak kecil Sembadra dijodohkan dengan saudara sepupunya, Permadi (Arjuna). Karena Arjuna dan Sembadra masih saudara satu kakek. Kakek mereka, raja Mandura Prabu Kuntiboja punya beberapa  anak, anak pertama Basudewa dan berputra Kakrasana yang setelah jadi raja bergelar Prabu Baladewa.

Lalu Narayana yang setelah jadi raja di Dwarawati bergelar Prabu Sri Batara Kresna dan si bungsu Dewi Wara Sembadra. Anak kedua Prabu Kuntiboja Dewi Kunti yang ibu para pandawa, yaitu Puntadewa, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa. Karena bersaudara, sejak kecil mereka bermain bersama dan saling membantu jika salah satu menghadapi masalah.

Kakasrana Krama
Alkisah, Kerajaan Mandaraka heboh karena puteri sulung Prabu Salya, Dewi Erawati, hilang diculik. Setelah mengerahkan prajuritnya mencari Dewi Erawati, meng-ubek2 seluruh negara, tidak berhasil. Prabu Salya mengumumkan, membuat sayembara, siapa dapat menemukan dan mengembalikan Dewi Erawati ke Mandaraka, ia akan diangkat sebagai menantu dan dikawinkan dengan Dewi Erawati.

Arjuna menghadap Prabu Salya di Kerajaan Mandaraka dan menawarkan bantuan mencari Dewi Erawati, walau tak bermaksud ikut sayembara. Arjuna ini kemenakan Prabu Salya, sebab ibu tiri Arjuna, Dewi Madrim (ibu dari Nakula dan Sadewa) adalah adik Prabu Salya.

Ketika di kerjaaan Mandaraka itu Arjuna bertemu dan berkenalan adik2 Dewi Erawati, yaitu Dewi Surtikanti dan Dewi Banowati. Kakak beradik itu jatuh cinta pada Arjuna. Arjuna lebih suka Banowati. Iini menyebabkan Dewi Surtikanti cemburu dan sakit hati. Kelak Dewi Surtikanti dapat cinta dari Karna yang wajahnya mirip Arjuna. Belakangan diketahui Karna adalah kakak Arjuna.

Kisah percintaaan Arjuna-Dewi Banowati berlanjut. Kurang ajarnya, ketika Dewi Banowati mau duduk di pelaminan, menikah dengan Duryudana, Dewi Banowati tidak mau dirias oleh tukang rias profesional, dia hanya mau dirias Arjuna. Tentu ini membuat suami Dewi Banowati, Duryudana sangat jengkel.

Ketika mereka masing2 menikah, menurut desas desus yang beredar, cinta di antara mereka tetap berkembang dan mereka kadang mencuri kesempatan untuk bisa ketemu. Begitulah, maka tidak terlampau salah kalau ada orang berkata bahwa cinta itu buta.

Kembali ke perjalanan Arjuna mencari Dewi Erawati.
Dalam perjalanan mencari Dewi Erawati yang diculik itu, Arjuna masuk wilayah Widarakandang. Di sana Arjuna bertemu putra sulung Prabu Basudewa, yang merupakan kakak dari Kresna dan Dewi Wara. Sembadra. Saat itu Kakrasana menyamar jadi pendeta dan bernama Wasi Jaladara.

Di perjumpaan dengan Wasi Jaladara, Arjuna menganjurkan Wasi Jaladara mengikuti sayembara itu. Wasi Jaladara setuju. Keduanya pergi ke Mandaraka. Singkat cerita dibantu Arjuna Wasi Jaladara berhasil mengembalikan Dewi Erawarti yang diculik Prabu Kartawiyoga dari kerajaan Tirtakandasan. Prabu Kartawiyoga  tewas oleh Wasi Jaladara.

Sesuai bunyi sayembara, Prabu Salya menikahkan Dewi Erawati dengan Wasi Jaladara alias Kakrasana yang kelak jadi raja Mandura bergelar Prabu Baladewa.Saat perkawinan Dewi Erawati dengan Wasi Jaladara, Sembadra adik pengantin pria jadi pengiring pengantin.

Di acara itu hadir Burisrawa yang merupakan adik pengantin wanita, yaitu Dewi Erawati. Pada saat itulah Burisrawa jatuh cinta pada pandangan pertama kepada Sembadra . Bukan hanya jatuh cinta, namun dia benar2 ter-gila2 kepada Sembadra .

Ketika cintanya diutarakan ke Sembadra , ternyata Sembadra menolak, karena telah dijodohkan dengan Arjuna, adik sepupunya. Burisrawa tidak bisa menerima kenyataan ini, dia tetap menunggu Sembadra untuk dilamarnya. Sembadra sendiri, melalui jalan cinta yang berliku, akhirnya menikah dengan Arjuna.

Tamu Di Malam Gelap
Kompleks Kesatrian Madukara, rumah Arjuna beserta istri2 dan anak2nya. Di kompleks kesatrian ini ada gedung besar punya banyak kamar besar yang masing2 berukuran 15 X 15 langkah. Tiap kamar dilengkapi ruang hias, kamar mandi, meja kursi, berbagai lemari dantempat tidur besar. Setiap istri dan anak Arjuna menempati satu kamar besar tersebut.

Ketika itu Sembadra tidur sendiri sebab Arjuna bertugas. Sembadra biasa tidur sendiri. Dia tidak takut, sebab ada satuan pengamanan di kompleks itu. Selain itu di rumah besar itu tinggal juga istri2 lain, salah satunya Srikandi yang merupakan prajurit wanita. Jadi sekalipun dia tidur sendiri, tidak merasa takut.

Ketika malam merambat makin jauh, melampaui tengah malam, seseorang meng-endap2 di luar kompleks kasatrian, memanjat tembok, lalu bergerak ke kamar Sembadra. Dia berani datang sebab tahu Arjuna  pergi. Rencananya setelah menculik Sembadra dia akan bawa ke tempat jauh yang tidak diketahui siapapun. Di sana dia akan membujuk Sembadra agar mau jadi istrinya. Ya, dialah Burisrawa.

Kebetulan pintu kamar Sembadra tak terkunci. Dia lupa menguncinya ketika keluar kamar tadi. Burisrawa masuk ke kamar Sembadra. Sembadra yang belum tidur sehabis ke kamar kecil terbangun dan kaget melihat Burisrawa. ” Ada apa Kakang Burisrawa malam2 begini?”, tanya Sembadra .
” Sembadra, Sembadra, ayo kita pergi dari sini”, jawab Burisrawa.

” Untuk apa?”, tanya Sembadra .
” Ya jadi istriku. Lupakan saja Arjuna”, sambung Burisrawa.
” Gila! Aku tidak mau. Kakang segeralah pergi, kalau tidak aku berteriak”, kata Sembadra .
” Kalau kamu berteriak, ini hadiahnya”, kata Burisrawa yang menghunus keris lalu ditodongkan ke Sembadra . Dia mendekati Sembadra .

Sembadra mundur, namun Burisrawa tetap maju selangkah2 mengikuti.
” Ayolah ikut aku, aku tidak akan menyakitimu”, kata Burisrawa merayu.
Sembadra justru menjadi semakin ketakutan, dia mundur dan mundur. Akhirnya tidak bisa mundur lagi, sebab di belakangnya ada tembok. Punggungnya telah menempel di tembok itu. Sembadra bingung. Matanya nanar memandang berkeliling. Badannya gemetar. Keringat dingin mengucur di seluruh tubuhnya;  Bersambung Jum’at depan…………….. ; (Widartoks 2016; dari grup FB-ILP)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close