Pembangkit Listrik arus laut milik Prancis
Tempo.co, Loire-Atlantique-Prancis menggalakan pembangkit listrik tenaga arus laut. Pertengahan Mei 2017, jurnalis Indonesia diundang Kemenlu Prancis mengunjungi tempat proyek Sabella di Saint-Nazaire. Di tengah dinginnya udara di Pelabuhan Brest (Prancis barat), ada sapaan hangat ber Indonesia.
“Silakan,” kata pria berkulit sawo matang ke jurnalis2. Dia Manunggal (35), insinyur mekanik yang mengawal proyek pembangkit tenaga arus laut Sabella. Lelaki Purwokerto ini gabung di tim 2 tahun lalu setelah lulus program master energi terbarukan kelautan Universitas Brest, Prancis. Dia fokus bidang keandalan (reliability) dan perawatan turbin arus laut, yang diyakininya cerah di masa depan.
Pada pertengahan Mei itu, Tempo bersama sejumlah media di Indonesia diundang Kemenlu Prancis mengunjungi perusahaan yang bergerak di bidang energi terbarukan, yaitu Sabella, Ideol, dan Eren. Saat ini 72% di Prancis bergantung energi nuklir. Sisanya dari pembangkit energi terbarukan 18% dan r 10% pembangkit menggunakan minyak bumi.
Berbagai terobosan dilakukan Prancis untuk mengurangi ketergantungan terhadap pembangkit listrik tenaga nuklir jadi hingga 50% pada 2025. Selain pembangkit tenaga angin dan matahari, negara itu mengembangkan pembangkit tenaga arus laut dan tenaga angin lepas pantai terapung.
Sabella kini sedang mengembangkan pembangkit listrik tenaga arus pasang-surut. Generator itu berupa turbin dengan baling-baling raksasa yang dibenamkan di dalam laut. Arus air laut yang disebabkan pasang dan surut akan menggerakkan baling-baling untuk menghasilkan listrik.
“Kelebihan dari pembangkit ini adalah sumber energi bersih yang tak terbatas dan tetap,” kata Manunggal. (https://m.tempo.co/read/news/2017/06/13/095884068/berkunjung-ke-pembangkit-listrik-tenaga-arus-laut-milik-prancis)-FatchurR