Sejarah perahu Rajamala dari Keraton Surakarta
Dikisahkan pada 19/11/1809, Paku Buwana IV menerima hadiah dari Gub Jenderal William Daendels perahu canthik atau hiasan ujung perahu berupa gadis perawan Belanda. Melihat keindahan perahu itu, PB-IV ingin membuat perahu sejenis untuk dikawinkan dengan perahu itu.
PB-IV minta putranya Pangeran Adipati Anom yang kelak jadi PB-V membuat perahu menggunakan kayu jati dari Hutan Donoloyo. Setelah perahu ukuran 58,9 x 6,5 mt selesai, diberilah nama Kiai Rajamala. Lalu perahu persembahan Daendels dan Kiai Rajamala dinikahkan dengan upacara sebagaimana pernikahan laki2- perempuan. Upacara itu di Kedhung Penganten Bengawan Solo pada 19/7/1811.
Kisah yang menyertai ciptaannya dari peristiwa pelamaran Putri Bupati Cakraningrat di Sumenep, Madura, oleh PB-IV. Karena transportasi saat itu lewat perairan memakai perahu, PB-IV ingin perahu yang dinaikinya berornamen bagus. Maka dipilihlah ornamen Rajamala. Pemilihan tokoh Rajamala jadi canthik / hiasan atas dasar kesaktian tokoh R. Rajamala yang tak terkalahkan di kisah pewayangan.
Secara khusus, Perahu Rajamala digunakan untuk sarana jalan2 penguasa Keraton Kasunanan dan hajatan penting saja. Menurut kisahnya, Perahu Rajamala tampak perkasa ketika meluncur di Bengawan Solo, Kali Brantas, Laut Utara Jawa hingga ke Selat Madura. Perahu ini digunakan hingga zaman PB-VII.
Perahu Rajamala dianggap besar dan perkasa pada itu. Salah satu bukti kebesarannya ukuran dayung perahunya besar. Dayung Rajamala dengan panjang 6,6 mt tersimpan di Museum Keraton Surakata.
Saat ini, dua canthik perahu tersebut masing-masing tersimpan di Museum Radyapustaka dan Museum Keraton Surakarta. (Sumber lengkapnya dari : https://www.brilio.net/news/rajamala-perahu-milik-keraton-surakarta-yang-mistis-dan-melegenda-151113d.html)
Catatan : Siapakah Rajamala dalam cerita pewayangan seperti disebutkan di atas? Silahkan baca di cerita wayang Gatutkaca Espisode 28 Jum’at mendatang ya. (Widharto KS-2017; dari grup FB-ILP)-FR