Nyaris 2 (ME 003)
Saat itu saya bertugas sebagai Deputy Kepala Proyek Telkom 3. Sebuah Proyek besar dengan dana yang dikelola sebesar 1,25Milyard USD yang bila di kurs dengan nilai sekarang sekitar 17Trilyun Rupiah. Saya bertanggung jawab atas masalah Administrasi dan Keuangan, termasuk pencarian sumber dana, dan penyelenggaraan tender.
Pak Pungguh bertanggung jawab masalah teknis. Pekerjaan beliau sangatlah berat, karena semua masalah teknis, termasuk perencanaan dan penyusunan spesifikasi teknis harus diselesaikan dengan cermat dan tepat waktu. Pimpinan Proyek saat itu adalah pak Guntur Siregar.
Setelah berminggu dan bulan bekerja marathon, akhirnya tender Jaringan Kabel yang dilakukan secara internasional selesai dikerjakan. Dana Bank Dunia yang digontorkan pada proyek ini lebih dari 200 juta USD, jadi sebuah proyek sangat besar denganbeberapa paket proyek.
Kami semua lega, salah satu pekerjaanyang melelahkan itu akhirnya berakhir. Tibalah saatnya mengumumkan pemenang proyek. Pengumuman pemenang dilakukan di Ruang Pangeran Kuningan, Gedung Telkom, jalanGatot Subroto Jakarta.
Saya, penanggung jawab pelaksanaan tender, tentu termasuk bertanggung jawab atas kelancaran acara final penting ini. Akan hadir dalam acara ini, para peserta tender, pejabat2 dan Dirut Telkom. Ini bukan acara sulit, tapi penting dan menjadi salah satu mile-stone dari keberhasilan proyek. Semua saya cek dengan teliti, termasuk draft, tentu dalam Bahasa Inggris yang akan dibacakan oleh MC nanti. Proyek tidak memiliki staff yang biasa jadi MC, jadi kami meminjam MC dari Witel Jakarta. ,
Begitulah acara yang lumayan megah (dari ukuran nilai proyek) itu dimulai. Dirut hadir. MC mulai membacakan pengumuman pemenang dengan lancar uraian pelaksanaan tender dan pemenangnya, perusahaan asing bla bla bla….. with the amount of the project …….hening . MC terdiam …..hening ….
Hadirin menunggu kelanjutan pengumuman MC dengan penuh tanda tanya. Saya berdiri dibelakang layar, sadar dan tahu persis permasalahannya. MC tidak bisa membaca deretan panjang angka jutaan dalam bahasa Inggris. Lha saya juga bingung ……dan panik, tidak tahu akan berbuat apa …..
Pada saat yang mencekam itu, untung, pak Cacuk yang duduk di kursi kehormatan, dengan santai dan wajah tersenyum bangkit. Beliau menuju ke tempat MC, mengambil alih draft yang ada di tangan MC dan beliau yang membacakannya dengan santai sampai habis …… pak Cacuk, memang hebat.
Bisa dibayangkan perasaan saya saat itu. Malu, sungguh tolol saya, malah dua kali tolol. Pertama, saya yang mempersiapkan draft yang dibaca MC, mengapa tidak mengecek apakah MC mampu membaca deretan angka yang panjang itu. Tolol yang kedua, bukan saya yang bangkit. Mengapa harus Dirut. Sungguh tidak terpikir oleh saya ….
Atas insiden itu, saya paling bersalah. MC sama sekali tidak bersalah. Untuk itu itu, selesai acara saya menemui pak Guntur di teras belakang gedung Pangeran Kuningan minta maaf. Tapi belum sempat saya bicara beliau menukas: “Bagaimana kok bisa begitu pak Sadhono ?”.Tentu beliau kecewa tapi marahpun tidak ada gunanya. Dan saya pamit, malam itu juga pulang kembali ke Bandung.
Pak Cacuk, mungkin menganggap itu peristiwa kecil, beliau tidak pernah menyinggungnya lagi, saya malah kemudian dipromosikan menjadi Kepala Proyek, hehe..
Atas tulisan ini saya mohon maap kepada pak Guntur, juga ke Mbak MC, yang kalau masih ada tentu sudah pensiun dan menjadi nenek. (Sadhono Hadi; dari grup WA-VN)-FR