Patut di banggakan-Desa Terindah di Dunia
Desa Terindah ada di Sumbar Nagari Pariangan, sebuah desa di Kab-Tanah Datar, Sumbar, terpilih sebagai desa terindah di dunia. Kabar datang dari New York, AS. Travel Budget, media pariwisata berpengaruh di dunia, memilihn pada Nagari Pariangan sebagai Desa terindah di dunia.
Banyak kriteria dalam memilih, di antaranya keasrian dan warisan leluhur yang terjaga apik, jadi ciri dan identitas budaya Sumbar. Perkampungan di lereng Gunung Marapi (Sumbar) nan sejuk ini mampu bersanding dengan keindahan Desa Wengen dari Swiss, Desa Eze dari Prancis, Niagara on The Lake di Kanada, serta Desa Cesky Krumlov dari Republik Ceko.
Kabar ini muncul dan dirilis seluruh media beberapa tahun silam. Dampaknya terasa sekarang. Nagari Pariangan makin banyak dikunjungi turis local dan Wisman kerap mampir. Saat pelaksanaan Tour de Singkarak (event balap sepeda internasional) misalnya, Nagari Pariangan ini jadi salah satu destinasi.
Nagari Pariangan ditempuh 3 jam dari Padang. Atau 14 km dari Batusangkar, Ibukota Kab-Tanah Datar. Desa seluas 17.92 km 2 ini di bawah Kecamatan Pariangan dan di bawah lereng Gunung Marapi, yang aktif berketinggian 700 m di atas permukaan air laut, sehingga nagari cukup sejuk.
Di desa ini ada mesjid terbesar usia ratusan tahun (Masjid Ishlah). Berarsitektur Dongson ala dataran tinggi Tibet, menggambarkan majunya peradaban Minangkabau kala itu. Juga ada bangunan rumah gadang dengan dinding terbuat anyaman rotan, ukiran kayu sebagai ciri khas bangunan di Sumbar.
Rumah gadang ini seperti : Balairung Sari Tabek atau Rumah Gadang tertua di Minangkabau, Rumah Gadang Dt. Bandaro I, Rumah Gadang Dt. Rangkayo Sati, Masjid Tuo Pariangan, dan Monumen Api Porda. Nagari Pariangan itu desa kuno dan cikal lahirnya sistem pemerintahan khas Minangkabau, yang populer dengan nama nagari.
Sistem pemerintahan nagari bertahan sampai 1980 menyusul lahirnya UU tentang perubahan sistem pemerintahan tingkat bawah yang mengharuskan nagari diganti dengan sistem pemdes yang berkembang di masyarakat Jawa.
Sejalan dengan semangat Otonomi Daerah, 1999 yang memberi peluang daerah untuk mengembangkan diri secara mandiri, masyarakat Sumbar kembali menerapkan sistem pemerintahan nagari.
Baliak ka nagari, istilah ini populer terutama di luhak nan tigo, yaitu Kab-Tanah Datar, Kab-Agam, dan Kab-Lima Puluh Kota. Sistem pemerintahan desa berganti sistem pemerintahan nagari. Pariangan sebagai asal Minangkabau berganti nama dari Desa Pariangan jadi Nagari Pariangan.
Disamping sebagai asal nagari, Nagari Tuo Pariangan juga dikenal asal-mula masyarakat Minangkabau. Dari sejarah, Tambo Minang menunjukkan Nagari Pariangan adalah nagari asal suku Minangkabau yang disebut “Tampuk Tangkai Alam Minangkabau”. Artinya, nagari ini dipercaya tempat pertama munculnya kehidupan di Alam Minangkabau ratusan tahun silam.
Dalam tambo diceritakan, masyarakat Minangkabau itu keturunan Alexander Agung. Beliau memiliki tiga orang putra, yaitu Sultan Maharaja Dipang (Sutan Maharajo Dipang), Sultan Maharaja Alif (Sutan Maharjo Alif), dan Sultan Maharaja Diraja (Sutan Maharajo Dirajo.
Bagaimana Nagari Pariangan terpiih jadi desa terindah di dunia? Banyak variabel memilihnya, di antaranya masyarakat dan Pemda mampu mempertahankan warisan budaya leluhur. Kearipan lokal untuk modal mengembangkan desa bersejarah ini. Hasilnya, Nagari Pariangan itu maskot Kab-Tanah Datar dan kebanggaan Sumbar; (Muchtar A.F; www.startc.co; FB, IG & YouTube: Muchtar A.F)-FR
Desa Terindah ada di Sumbar Nagari Pariangan, sebuah desa di Kab-Tanah Datar, Sumbar, terpilih sebagai desa terindah di dunia. Kabar datang dari New York, AS. Travel Budget, media pariwisata berpengaruh di dunia, memilihn pada Nagari Pariangan sebagai Desa terindah di dunia.
Banyak kriteria dalam memilih, di antaranya keasrian dan warisan leluhur yang terjaga apik, jadi ciri dan identitas budaya Sumbar. Perkampungan di lereng Gunung Marapi (Sumbar) nan sejuk ini mampu bersanding dengan keindahan Desa Wengen dari Swiss, Desa Eze dari Prancis, Niagara on The Lake di Kanada, serta Desa Cesky Krumlov dari Republik Ceko.
Kabar ini muncul dan dirilis seluruh media beberapa tahun silam. Dampaknya terasa sekarang. Nagari Pariangan makin banyak dikunjungi turis local dan Wisman kerap mampir. Saat pelaksanaan Tour de Singkarak (event balap sepeda internasional) misalnya, Nagari Pariangan ini jadi salah satu destinasi.
Nagari Pariangan ditempuh 3 jam dari Padang. Atau 14 km dari Batusangkar, Ibukota Kab-Tanah Datar. Desa seluas 17.92 km 2 ini di bawah Kecamatan Pariangan dan di bawah lereng Gunung Marapi, yang aktif berketinggian 700 m di atas permukaan air laut, sehingga nagari cukup sejuk.
Di desa ini ada mesjid terbesar usia ratusan tahun (Masjid Ishlah). Berarsitektur Dongson ala dataran tinggi Tibet, menggambarkan majunya peradaban Minangkabau kala itu. Juga ada bangunan rumah gadang dengan dinding terbuat anyaman rotan, ukiran kayu sebagai ciri khas bangunan di Sumbar.
Rumah gadang ini seperti : Balairung Sari Tabek atau Rumah Gadang tertua di Minangkabau, Rumah Gadang Dt. Bandaro I, Rumah Gadang Dt. Rangkayo Sati, Masjid Tuo Pariangan, dan Monumen Api Porda. Nagari Pariangan itu desa kuno dan cikal lahirnya sistem pemerintahan khas Minangkabau, yang populer dengan nama nagari.
Sistem pemerintahan nagari bertahan sampai 1980 menyusul lahirnya UU tentang perubahan sistem pemerintahan tingkat bawah yang mengharuskan nagari diganti dengan sistem pemdes yang berkembang di masyarakat Jawa.
Sejalan dengan semangat Otonomi Daerah, 1999 yang memberi peluang daerah untuk mengembangkan diri secara mandiri, masyarakat Sumbar kembali menerapkan sistem pemerintahan nagari.
Baliak ka nagari, istilah ini populer terutama di luhak nan tigo, yaitu Kab-Tanah Datar, Kab-Agam, dan Kab-Lima Puluh Kota. Sistem pemerintahan desa berganti sistem pemerintahan nagari. Pariangan sebagai asal Minangkabau berganti nama dari Desa Pariangan jadi Nagari Pariangan.
Disamping sebagai asal nagari, Nagari Tuo Pariangan juga dikenal asal-mula masyarakat Minangkabau. Dari sejarah, Tambo Minang menunjukkan Nagari Pariangan adalah nagari asal suku Minangkabau yang disebut “Tampuk Tangkai Alam Minangkabau”. Artinya, nagari ini dipercaya tempat pertama munculnya kehidupan di Alam Minangkabau ratusan tahun silam.
Dalam tambo diceritakan, masyarakat Minangkabau itu keturunan Alexander Agung. Beliau memiliki tiga orang putra, yaitu Sultan Maharaja Dipang (Sutan Maharajo Dipang), Sultan Maharaja Alif (Sutan Maharjo Alif), dan Sultan Maharaja Diraja (Sutan Maharajo Dirajo.
Bagaimana Nagari Pariangan terpiih jadi desa terindah di dunia? Banyak variabel memilihnya, di antaranya masyarakat dan Pemda mampu mempertahankan warisan budaya leluhur. Kearipan lokal untuk modal mengembangkan desa bersejarah ini. Hasilnya, Nagari Pariangan itu maskot Kab-Tanah Datar dan kebanggaan Sumbar; (Muchtar A.F; www.startc.co; FB, IG & YouTube: Muchtar A.F)-FR