Selingan

Satu Sumur TIga Rasa di Masjid si Pitung Jakarta

(beritasatu.com)-Jakarta; Sejumlah masjid tertua di Jakarta, punya sejarah dan kisah. Masjid Al Alam, atau Masjid si Pitung di Marunda, Jakarta Utara ini, misalnya, usianya lebih dari 4 abad, masjid ini juga memiliki satu sumur dengan air tiga rasa. Kadang rasa asin, kadang manis, dan kadang tawar.

 

“Itu kesaksian jemaah / pengunjung yang ambil air wudhu”ujar pengurus masjid, Kusnadi. Menurutnya, masjid ini bersejarah panjang dengan umat Islam dan warga Jakarta. “Di dalamnya ada satu tiang, atau soko guru yang melambangkan tekad para pejuang melawan penjajah dan menegakkan ajaran tauhid” katanya.

 

Masjid si Pitung dibangun seorang Walisongo, yang dalam perjalanannya dari Banten ke Jawa Tengah singgah di daerah Marunda. Hingga kini, ornamen masjid seperti dinding dan bagian pengimaman masih dipertahankan seperti aslinya.

 

Karena sejarahnya, pemerintah menetapkan masjid si Pitung jadi salah satu situs bersejarah yang bukan saja menjadi tempat ibadah, tapi juga sebagai tempat belajar, dan berziarah, Di ujung bagian masjid terdapat makam Al Habib Syeikh Abdul Halim Bin Yahya.

 

Masjid tertua lain di Jakarta : Masjid Hidayatullah berdiri 1747 di kawasan Karet Kelurahan Setiabudi Jakarta Selatan. Masjid ini unik karena memiliki 3 arsitektur bergaya Betawi, Tiongkok, dan Hindu. Masjid dibangun di atas tanah yang diwakafkan pengusaha batik asal Bugis : Muhammad Yusuf.

 

Ini artinya, Masjid Hidayatullah berusia lebih dari 2 abad dan jadi salah satu bangunan cagar budaya. “Pengusaha M. Yusuf mendapat tanah dari Belanda, dan beliau menyerahkan tanah wakaf dan tak diketahui ke mana” ujar pengurus Masjid Hidyatullah, M. Tohir.

 

Masjid Hidayatullah terdiri atas 2 bangunan utama, bagian bangunan asli dan satu bangunan tambahan. Bangunan asli dan belum mengalami perubahan bentuk sejak pertama berdiri.

 

Masjid tertua lain di Jakarta, adalah Masjid Jami Cikini Al Makmur. Masjid ini dibangun di area tanah milik pelukis kondang, Radeh Saleh. Masjid Al Makmur, menurut Syahlani, ketua takmir masjid ini, didirikan (1840), dan dulu masuk dalam aera Rumah Sakit Cikini.

 

Uniknya, masjid ini mengalami 3x perpindahan karena penggurusan zaman Belanda, perpindahan kepemilikan area, dan pemugaran. Kini masjid ini menjadi salah satu bangunan caga budaya. (Shinta Lestari; SHL; Bahan dari :  http://www.beritasatu.com/kultur/493099-satu-sumur-tiga-rasa-di-masjid-tertua-jakarta-si-pitung.html)-FatchurR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close