Opini dan sukses bisnis

Hidup Nomaden dengan Lebah-Kusyanto dapat 1 Ton Madu setahun

(regional.kompas.com)-KEDIRI, Peternak lebah madu butuh menggembalakan lebah peliharaannya untuk menjamin keberlangsungan produksi madunya. Penggembalaan itu dilakukan nomaden dan makan waktu hingga ber-bulan2.

 

Pola penggembalaannya dengan bawa lebah ke perkebunan atau tempat lain yang banyak tanamannya, terutama yang sudah berbunga sehingga sarinya bisa diserap lebah. Biasanya, lebah ditaruh dalam kotak2 yang berfungsi sebagai sarangnya. Seperti yang dilakukan Kusyanto (39), penggembala lebah asal Pare, Kediri, Jatim.

 

Secara berkala dan waktu tertentu dia berkelana ke daerah2, membawa kotak2 lebahnya. Kini, pria kelahiran Probolinggo itu tengah menggembalakan lebahnya di wilayah Mojo di Kediri. Dia memilih lokasi itu karena Mojo di kawasan hutan lereng Gunung Wilis dan banyak perkebunan dan tanaman liar.

 

“Di sini pepohonannya banyak dan ber-jenis2 tanaman buah” kata Kusyanto saat ditemui Kompas.com di lokasi penggembalaannya (6/2/15). Selama tinggal di Mojo, Kusyanto hidup dengan menyewa lahan terbuka milik warga sekitar. Di sana, dia tempatkan 160 kotak sarang lebah miliknya dan menatanya berjajar dengan jarak 1.5 mt setiap kotaknya.

 

Lebah2 itu dibiarkan bebas berkeliaran secara alamiah tanpa khawatir hilang. Mereka selalu kembali ke dalam kotak sarang selama ratu lebah tetap di dalamnya. Nomaden Kusyanto menuturkan, profesi itu telah dijalankannya sejak 10 tahun terakhir. Dia harus pindah2 tempat dari satu daerah ke daerah lain. Setiap perpindahan itu mengikuti jadwal musim tanaman berbunga.

 

Karena itu, dia harus tahu kapan musim tanaman berbunga dan lokasinya. “Makanya ada madu rasa buah kelengkeng atau rasa buah lain” imbuh peternak yang menggembalakan lebah jenis Australia ini. Selama menggembala lebah, dia tidak pernah ber-lama2 tinggal di satu tempat. Tiap tempat rata2 ditinggali sebulan atau menyesuaikan ketersedian bunga yang dikonsumsi lebah2nya.

 

Makin sedikit bunga, makin cepat dia pindah. Dengan 160 kotak lebah itu, dia menghasilkan sekitar 1 ton madu tiap masa panen yang baik. Kualitas dan kuantitas panenan itu erat kaitan dengan kondisi alam. Masa panen madu paling singkat 12 hari dan paling lama 15 hari.

 

“Benar, 1 ton itu jika panen maksimal dan akumulasi hasil masa panen setahun. Sedang 12-15 hari itu masa siapnya pengambilan. Pengambilan madu tidak bisa dilakukan serentak, tapi berkala” jelasnya.

Beternak lebah ada pacekliknya. Masa paceklik lebah bisa 5 – 7 bulan dalam tiap tahun. Masa paceklik ini lebah tidak begitu produktif menghasilkan madu karena tidak ada bunga yang bisa diisap sarinya. Pada masa paceklik ini, peternak lebah harus telaten karena mesti mencari alternatif makanan bagi lebah.

 

Peternak umumnya memberikan gula untuk dimakan lebah-lebah itu sebagai ganti sari bunga. Caranya dengan menempatkan gula dalam wadah khusus di dalam kotak sarang lebah. “Saya kasih gula dua hari sekali,” pungkas Kusyanto.

(Artikel ini telah tayang di Kompas.com; dengan judul “Hidup Nomaden Bersama Lebah, Kusyanto Dapatkan 1 Ton Madu Setahun”, Penulis : Kontributor Kediri, M Agus Fauzul Hakim; Farid Assifa; Bahan : https://regional.kompas.com/read/2015/02/06/17413291/Hidup.Nomaden.Bersama.Lebah.Kusyanto.Dapatkan.1.Ton.Madu.Setahun)-FatchurR *

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close