Sensasi berjalan di ketinggian Lembah Cisomang
(pikiran-rakyat.com)- BERJARAK 250 meter dari Langhub, dua jembatan pengganti melintang di atas Sungai Cisomang. Dari 2 jembatan itu, satu jembatan buatan Belanda (tak dioperasikan). Sedangkan jembatan baru double track atau dua jalur rel KA dibangun Pemerintah telah menggantikannya.
Di jembatan baru itu bersensasi memacu adrenalin bagi yang melintasinya menggunakan kendaraan atau jalan kaki. Jembatan itu dua jalur di kedua sayap jembatan untuk warga yang melintas. Tak heran, lalu lalang kendaraan dan warga di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Purwakarta ramai.
“PR” mencoba menjajal jalur perlintasan warga itu menggunakan sepeda motor dan berjalan kaki pada Kamis, 4/10/2018 sore. Deretan kawat logam keras yang menyangga dan menjadi landasan jalur lintasan berderak saat terlindas ban sepeda motor.
Ketegangan seketika mendera saat memacu kendaraan dengan laju sedang. Rasanya, jarak yang ditempuh dari arah tepi Kab-Bandung Barat ke Purwakarta seakan tak ada habisnya.
Ketika memasuki jalur perlintasan, pengendara sepeda motor harus memastikan tak ada kendaraan lain yang melaju dari arah berlawanan. Kondisi jalur yang sempit hanya bisa dilalui kendaraan dari satu arah. Para pengendara dari arah yang berbeda mesti bergantian.
Selepas bersepeda motor, “PR” mencoba meniti jalur berjalan kaki. Lagi, ketegangan melanda karena pemandangan dasar lembah Cisomang jelas terlihat. Kawat2 logam landasan jalur pejalan memperlihat pemandangan mengerikan di balik lubang2nya. Bila rasa takut makin mendera, pejalan kaki bisa naek ke tepi rel yang bertabur batu kerikil.
Pemandangan curam lembah Cisomang lenyap. Namun berjalan di tepi rel menuntut kehati-hatian dan konsentrasi penuh karena kereta api bergantian melewatinya.
Destinasi Wisata
Kini, jalur perlintasan Jembatan ini jadi destinasi baru yang kerap dikunjungi. Warga lokal dari Cikalong Wetan, Cipeundeuy hingga dari luar wilayah itu menyambanginya sekadar berfoto dan merasakan ketegangan berjalan di atas ketinggian.
Prasetyo Yulyanto (12), siswa SMP asal Desa Nanggeleng, Kec-Cipeundeuy, KBB tak ketinggalan ke jalur perlintasan itu. Awalnya, bocah ini mencoba jalan kaki pada jalur itu. Tapi, keberanian lenyap setelah melihat pemandangan dasar lembah Cisomang. Dia pilih berjalan di tepi rel. “Takut jatuh,” ucapnya.
Prasetyo baru 1x ke Jembatan Cisomang. Dia diajak kerabatnya jalan2 di kawasan ini. Kendati bukan tempat wisata, jalur perlintasan itu jadi tempat favorit berfoto. Ika (28), warga Cipatat menuturkan, lokasi ini cocok untuk wisata swafoto. Pemandangan dasar lembah yang curam dengan jembatan panjang unik bagi pengunjung.
Apalagi di sebelahnya melintang Jembatan Cisomang ke-2 yang tak berfungsi. Jembatan itu menyisakan konstruksi lengkap ketimbang pendahulunya, Langhub. Tiga pilar besi masing2 memiliki 4 kaki menancap di dasar Sungai Cisomang. Namun, pengunjung kerap bermain dengan bahaya menaiki jembatan dan mencoba menitinya tanpa alat pengaman.
Keberadaan jembatan kereta Cisomang selain sarat nilai sejarah perkeretaapian negeri ini. Bila dikembangkan dengan serius dan tetap memperhatikan aspek keamanan, jembatan ini laik jadi destinasi wisata.*** (Bambang Arifianto; Bahan dari : http://www.pikiran-rakyat.com/jawa-barat/2018/10/10/sensasi-menapak-di-ketinggian-lembah-cisomang-431367)-FatchurR