(ekonomi.bisnis.com)-JAKARTA; PT Inka, BUMN produsen kereta, menggandeng Stadler Rail Group (Swiss) mengembangkan produksi. Kerja sama usaha patungan untuk produksi kereta itu dibesut di Banyuwangi, Jatim. Rencananya, pabrik kereta baru didorong mencetak kereta hingga 1.000 unit/tahun.
Dalam kunjungan Menperrin Airlangga Hartarto ke markas Stadler di Swiss, dijelaskan jumlah investasi pabrik bakal Rp30T. Tahap awal gelontoran investasi Rp500 miliar. Dalam kesepakatan itu, PT Inka menyiapkan lahan 84 Ha beserta bangunan. Untuk tahap-1, digunakan 12 Ha. Pihak Stadler menyediakan teknologi, mesin, dan pasar.
Pabrik baru itu akan membuka lahan pekerjaan baru. Kemenperin memperkirakan total penyerapan tenaga kerja 2.000an orang. “Dari kerja sama ini, diharapkan membuka akses pasar ekspor lebih luas lagi bagi keduanya, di Asean da regional, masing2 punya jaringan,” ungkap Airlangga dikutip dari siaran pers (27/1/2019).
Dari produksi di Banyuwangi ini, PT Inka bisa fokus di pasar berkembang : Bangladesh, India, Sri Lanka, dan Filipina. Stadler akan menggenjot pemasaran di Singapura dan Australia. “Kalau kita lihat, Stadler itu pemain kereta di Eropa, juga produsen no. 4 di dunia. Ini momentum baik bagi Inka sehingga bisa saling memanfaatkan,” ucap Airlangga.
Dengan penerapan teknologi terbaru, pabrik PT Inka di Banyuwangi nantinya memproduksi ber-jenis2 kereta mulai light rail transit (LRT), metro, sampai kereta berkecepatan tinggi. Bahkan, melalui penggunaan mesin canggih, pabrik ini mampu memproduksi 4 kereta per hari atau melampaui 1.000 kereta per tahun.
Saat ini, Indonesia termasuk pemain industri manufaktur sarana kereta terbesar di Asia Tenggara. Berdasar studi perusahaan independen Jerman, PT Inka posisi 22 di jajaran industri kereta di dunia. (M. Syahran W Lubis; Kahfi; Bahan : https://ekonomi.bisnis.com/read/20190128/257/883000/pacu-produksi-kereta-inka-gandeng-stadler-rail-investasi-rp30-triliun)-FatchurR *
