Proyek Tol Langit Palapa Ring Timur Tuntas 2019
(teknologi.bisnis.com)-BANDUNG; Kemenkominfo menargetkan proyek “Tol Langit” Palapa Ring Timur bisa tuntas dikerjakan dan dioperasikan pada 2019.
Menkominfo Rudiantara mengatakan proyek yang konsepnya sejak 2005-2006 itu kini mulai diakselerasi, seiring tuntasnya proyek Palapa Ring Barat-Tengah. Palapa Ring Barat beroperasi pada Maret 2018, Palapa Ring Tengah Januari 2019. “Yang belum itu Timur” katanya di Bandung (22/2).
Proyek Palapa Ring Timur berat karena tantangannya tinggi. Dia menunjuk Papua Barat yang jumlah kabupatennya 41 daerah. Belum urusan kontur pegunungan harus disiati lewat teknologi baru. “Gak bisa narik kabel lewat gunung jadi harus pakai microwave,” ujarnya.
Teknologi microwave kapasitas besar itu bisa dipakai lewat akses udara. Dipastikan dengan pemilihan teknologi ini, proyek Palapa Ring Timur kini mencapai 91% per Februari ini. “Insya Allah kuartal 2/2019 mudah2an tidak lebih dari Mei-Juni konstruksi selesai sehingga pertengahan tahun diintegrasikan keseluruhannya. Itu progres Palapa Ring,” tuturnya.
Selain microwave, untuk wilayah tertentu pihaknya memilih fiber optic laut dan darat. Teknologi ini diterapkan di Jayapura, Merauke dan Pulau Aru serta Saumlaki. Dia catat, total panjang fiber optic di laut 8000 km. “Daratnya 4000 km. Ditambah microwave karena kalau darat tidak bisa ditarik, harus microwave di pegunungan Papua,” paparnya.
Teknologi microwave ini untuk jaringan internet berkecepatan tinggi 3G hingga 4G. Berskema KPBU, pihaknya memastikan pemerintah tak keluar duit di proyek ini. “Tetapi nilai avaibility payment yang harus dibayarkan itu mungkin mendekati Rp21T dalam jangka 15 tahun,” tuturnya.
Setelah terbangun, Palapa Ring Timur akan memiliki operator gabungan dari konsorsium swasta. Ini sama halnya dengan operator Palapa Ring Barat yang dipegang swasta dan untuk Palapa Ring Tengah oleh BUMN. “Tahun ini operasional semua,” ujarnya.
Dijamin internet kecepatan tinggi bisa dinikmati masyarakat Papua, mengingat kapasitas bandwithnya 1 gigabyte. Dibanding fiber optic yang kapasitasnya bisa tera byte, kalah jauh. “Itu berapa ribu giga, itu tergantung terminalnya. Kalau kurang, kita tinggal upgrade ujung2nya saja, terminalnya,” katanya.
Ketika Tol Langit ini beroperasi seluruhnya, tergantung layanan yang akan diterapkan 4G, bukan 5G. Teknologi 5G jika masuk Indonesia paling digunakan oleh bisnis seperti halnya di luar negeri saat ini.
“5G belum untuk consumer, ritel. Kini kecepatannya puluhan kali bahkan 100 kali dari sekarang, apakah masyarakat mau bayar 10x lebih mahal? Itu mikir 2-3x, jadi 5G untuk bisnis dan korporasi,” paparnya.
Kesiapan Indonesia menerima 5G tergantung pada Menteri Perindustrian mengingat kebutuhan internet super cepat itu kemungkinan besar dimanfaatkan pertama oleh pelaku usaha di kawasan industri. “Tergantung Pak Airlangga,” ujarnya. (Wisnu Wage Pamungkas; Editor : Rustam Agus; Bahan dari : https://teknologi.bisnis.com/read/20190222/101/892268/proyek-tol-langit-palapa-ring-timur-tuntas-2019)-FatchurR *