5 Startup Bervaluasi Terbesar Di Dunia Setelah Uber IPO(2/3)
(teknologi.bisnis.com)-JAKARTA; 2-Didi Chuxing
Go-Jek dan Grab bersaing ketat di Asean untuk transportasi daring, tetapi Didi Chuxing adalah raja transportasi daring di China. Bahkan, Uber bertekuk lutut ketika mencoba pasar Negeri Panda tersebut.
Saat ini, valuasi Didi Chuxing ditaksir US$56 miliar dengan deretan investornya yakni, Matrix Partners, Tiger Global Management, dan Softbank Corp.
Didi Chuxing yang berbasis di Beijing didirikan pada 2012. Peluncuran Didi pun merusak rencana besar Uber di pasar China. Alhasil, Uber menyerah di pasar China pada 2016 dan memutuskan merger dengan Didi senilai US$35 miliar.
Didi mencoba pasar baru pada 2018. Perusahaan rintisan asal China itu mengakuisisi perusahaan transportasi daring asal Brasil 99. Langkah itu jadi bagian ekspansi Didi di Amerika Latin. Kabar kurang mengenakkan muncul dari Didi awal 2019. Didi dikabarkan bakal memberhentikan sekitar 2.000 karyawannya pada tahun ini.
Ini pengurangan terbesar pertama di perusahaan transportasi daring tersebut. Saat ini, mereka memang tengah menghadapi pengawasan ketat dari pemerintah akibat reaksi publik atas kasus pembunuhan dua penggunanya.
Didi menawarkan 9 layanan kepada konsumennya yakni, DiDi Express, DiDi Premier, DiDi Taxi, DiDi Hitch, DiDi Enterprise Solutions, DiDi Bus, DiDi Designated Driving, DiDi Luxe, dan DiDi Bike.
3-WeWork
Perusahaan rintisan dengan valuasi tertinggi ketiga ini berasal dari Amerika Serikat yakni, WeWork. Dari data CBInsight, valuasi WeWork saat ini senilai US$47 miliar. WeWork memiliki lini bisnis jasa untuk mencari ruang kerja bersama untuk perkantoran sampai pekerja lepas.
Namun, model bisnis WeWork itu dinilai rentan terguncang oleh kondisi ekonomi. Perusahaan rintisan Paman Sam itu dikabarkan berencana melantai di bursa demi bisa menghimpun sekitar US$20 miliar demi ekspansi selama satu dekade ke depan.
Namun, kabar mengejutkan muncul pada akhir Mei 2019, WeWork dikabarkan tengah berbicara dengan bank untuk mengajukan pinjaman senilai US@,75 miliar. Seperti dikutip dari Los Angeles Times, pihak WeWork enggan berkomentar terkait kabar pengajuan pinjaman bank itu.
Padahal, WeWork dikabarkan sudah mengajukan dokumen untuk melantai di Wall Street. Rencana penawaran saham perdana WeWork sempat diprediksi bakal menjadi yang terbesar setelah Uber yang menghimpun US$8,1 miliar.
Kondisi keuangan WeWork saat ini pun masih merugi. Perusahaan itu mencatat kerugian naik dua kali lipat menjadi US$1,93 miliar. Namun, WeWork mengklaim kerugiannya sudah menipis jadi US$264 juta kuartal I/2019.
Investor diuji seleranya jika WeWork bakal merampungkan aksi penawaran saham perdana. Pasalnya, investor bisa dibilang kecewa dengan debut perusahaan rintisan seperti, Uber, ketika melantai di bursa. (Surya Rianto; Bahan dari : https://teknologi.bisnis.com/read/20190611/266/932625/ini-5-startup-dengan-valuasi-terbesar-di-dunia-setelah-uber-ipo)-FatchurR * Bersambung…….