Geseng Bangsong-Entok Asam pedas khas Banyuwangi
(banyuwangi.merdeka.com)-Banyuwangi tempat berburu makanan yang pas untuk pecinta kuliner. Dari yang termodern di resto2 sampai terkuno di kampung2 bisa dicicipi di kabupaten ujung timur Jawa itu.
Salah satunya makanan : Geseng Bangsong, menu langka berbahan dasar entok, yang terasa pedas dan asam. Dibilang langka karena makanan berbahan daging entok itu jarang, ditambah bumbu penambah rasa asam yang unik, plus daun Wadung muda.
Di Dusun Wijenan Kidul, Desa Singolatren, Keca-Singojuruh, Kab-Banyuwangi, tempat Geseng Bangsong lestari, Pohon Wadung banyak ditemukan tumbuh liar. Selain memberi rasa asam, daun Wadung bermanfaat menghilangkan bau amis dari daging entok.
Pada Merdeka Banyuwangi Kades Singolatren Apandi mengatakan, Geseng Bangsong jadi makanan khas turun temurun di desanya. Sejak kecil dia saban jelang hari besar agama Islam dia lihat ibu2 kampung sibuk cari entok dan bumbu2 yang dibutuhkan. Kalau tidak menemukan daging entok, biasanya daging sapi dan ayam dijadikan penggantinya.
“Ini makanan khas Dusun Wijenan Kidul, kalau dusun/desa lain masak rasanya beda. Saat hari besar Islam, tamu2 yang tahu pasti tanyakan ‘gesengnya sudah matang’,” kata Apandi, (24/1).
Belum ada warung yang menyediakan menu khas itu tiap harinya. Tapi wisatawan bisa pesan pada warga, biasanya dihargai Rp 200 ribu per ekor. “Bagi warga sekitar ini makanan mewah karena harga bahannya lumayan tinggi. Harga satu ekor entok Rp 140 ribu, setelah dibersihkan daging yang dimasak berbobot 2 kg” kata Apandi lagi.
Desa Singolatren berjarak 18 km dari Banyuwangi. Di sana juga berkembang usaha2 warga produsen terasi, kerajinan kulit ular dan kesenian campursari. (MT; MT; Mohammad Taufik; Bahan dari : https://banyuwangi.merdeka.com/kuliner/menikmati-geseng-bangsong-kuliner-entok-asam-pedas-khas-banyuwangi-180124c.html)-FatchurR