Berpuasa bagi Diabetasi
Berpuasa Ramadan CUKUP AMAN bagi penyandang diabetes dengan kadar gula darah terkendali. DIABETES merupakan penyakit menahun yang nyaris tidak dapat disembuhkan, tetapi bisa dikendalikan. Apakah penyandang diabetes diperbolehkan berpuasa pada saat bulan suci Ramadan?
Jawabannya, boleh. Hal itu disampaikan dokter spesialis penyakit dalam AB Wardoyo saat dihubungi Media Indonesia, kemarin. Meski demikian, jelasnya, ada beberapa pengecualian dan penyesuaian. “Diabetasi yang memakai obat atau insulin hendaknya menemui dokter dan ahli gizi, mengonsultasikan pengaturan makan dan konsumsi obat selama berpuasa,“ ujarnya.
Berdasarkan penelitian, dapat disimpulkan berpuasa Ramadan cukup aman bagi penyandang diabetes dengan kadar gula darah terkendali. Bahkan, beberapa di antaranya menunjukkan perbaikan kadar gula dan lemak darah, disertai dengan penurunan berat badan.
Normalnya, pada orang nondiabetes yang berpuasa untuk mempertahankan kadar gula darah, akan terjadi pemecahan cadangan energi di hati menjadi gula di darah sebagai sumber energi. Cadangan energi di hati dapat menjadi sumber gula di darah untuk kebutuhan tubuh selama 1216 jam.
Dengan demikian, puasa Ramadan yang sekitar 14 jam tidak mengganggu kesehatan orang nondiabetes. Namun, pada penyandang diabetes, gangguan produksi dan kerja insulin memengaruhi kemampuan tubuh untuk menyimpan cadangan energi di hati menjadi berkurang.
“Penyandang diabetes yang gula darahnya terkendali, cadangan energinya masih cukup baik meskipun tidak sebaik pada orang nondiabetes. Bagi penyandang diabetes yang gula darahnya tinggi, cadangan energinya tidak cukup. Ini masalahnya, sehingga terjadi pemecahan sumber energi yang lain, seperti lemak, yang dampaknya dapat meningkatkan keasaman berlebih dalam darah,“ jelasnya.
Cara yang cukup mudah untuk mengetahui seberapa terkendali gula darah pada penyandang diabetes ialah dengan memeriksakan HbA1c dan kadar gula darah. Bila pemeriksaan menunjukkan HbA1c <7%, kadar gula darah puasa <130 mg/dl, dan kadar gula darah 2 jam sesudah makan <180 mg/dl, berarti kadar gula darah tergolong sudah terkendali. (ThW; */H-1; Media Indonesia, 21 Juli 2012)-FR