Hallo CIsanggarung? Masih ingat halaman depan Cisanggarung Bandung? Nostalgia tempat apel bulanan atau upacara Nasional. Halaman yang cantik dikelilingi bangunan tua dan penanaman
pohon-pohon yang serasi. Sebelah Barat dan Selatan pohon-pohon raksasa yang rimbun, sedang sisi Timur deretan pohon Ecalyptus yang menjulang tinggi, bak jejeran menara.
Yang paling eksotik adalah pohon Flamboyan di tengah taman. Pohon ini karena tumbuh
tanpa saingan, dahannya tumbuh symetris, sedang akar-akarnya menonjol diatas tanah, tentu ke arah Selatan yang menurun, akarnya lebih dominan. Bila sedang berbunga merah merona, bisa ber-lama-lama saya terkesima menikmatinya. Indah sekali.
Saya membayangkan seperti di kota-kota besar di dunia pohon semacam ini menjadi warisan yang sangat di jaga keasriannya. Saya mendambakan ada bangku dari batu hitam yang melingkar disekeliling batang utamanya, sehingga penikmat alam bisa duduk-duduk di waktu sore sembari menikmati sinar candik ala, yang menerpa merah bunganya.
Belakangan ketika saya berkunjung lagi ke Cisanggarung, saya mendapatkan taman itu telah ditata dengan penambahan banyak pepohonan lagi. Namun, astaga …. Flamboyan kesayangan saya telah lenyap ! Yang ada sekarang adalah kolam kecil dengan air muncrat yang konon tetap setia memuncratkan airnya pagi siang malam, terik maupun hujan deras sekalipun. Tentu ada pompa air yang bekerja terus menerus.
Taman dengan kolam dan air muncrat itu tidak buruk, bagus juga, namun bagi saya masih sepuluh kali lebih bagus Flamboyan, asli ciptaan Tuhan. Mengapa tidak dikombinasikan, biarkan Flamboyan tidak diganggu, namun kolam juga dibangun di keteduhannya.
Saya sangat prihatin, di jantungnya pengelola propinsi Jawa Barat yang asri dan hijau ini, ada yang kurang menghargai pelestarian keaslian pepohonan tua. Saya berdoa agar ratapan saya ini
terbaca oleh para penentu yang bertalian dengan penataan taman dan berharap tidak ada kejadian serupa lagi. Salam (SH)-FR
