Pengalaman Anggota

Peresmian STO Manyar-2

Waktu itu pak Menteri Parpostel mau bicara denga Dubes RI di Australia. Telepon pragaan suha tersambung dengan sound system agar hadirin dan wartawan bisa ikut mendengar percakapan. Ketika terjadi pembicaraan diawali dengan ucapan salam dan selamat pagi.
PakMenteri memberitahukan keberadaannya di Surabaya untuk peresmian STO yang termasuk akan menunjang wisata. Oleh pak Menteri diadakan dialog dgn pak Dubes terutama mengenai kunjungan turis Australia ke Indonesia. Juga mengenai penjelasan surat yang pernah dikirim.
Beliau ada bicara 10 menit lalu ada pertanyaan dari pak Menteri mengenai target turis dan sebagainya tapi dijawab dari seberang “Tidak tau” . Beberapa pertanyaan juga dijawab “tidak tau”. Pak Menteri ahirnya bertanya:” Ini kan pak Dubes?”.
Dijawab:” Bukan, ini Simin tukang kebun merangkap jaga kantor,”
Hadirin:”Grrrrrrrrrrrrrrrr.”
Pak Menteri:”Lho pak Dubes mana?”.
Dijawab:” Ini hari sabtu, disini libur jadi pak Dubes jalan2 kepantai.”
Hadirin:” Grrrrrrrrrrrrrrr.”

Memang hari kerja kita waktu itu masih jam kerja lama (hari sabtu juga kerja).
Padahal waktu itu sudah dikordinasikan ke pihak Dubes melalui Pemda.
Koordinasi gampang diucapkan tapi kadang sulit dilaksanakan.

 

Lanjutan peresmian STO Manyar.
Acara peresmian selesai tapi siang itu panitia masih sibuk menata kembali bekas tempat acara diantaranya mengembalikan meja / kursi, meja peragaan dsb.
Karena dalam rangka ketertiban lalu lintas dijalan depan maka jalan tsb sementara ditutup utk dialihkan ke jalan lain.

 

Hal ini sudah kerjasama dengan polisi lalu lintas yang sudah diminta bantuan jauh sebelumnya termasuk untuk menuntun kendaraan rombongan tamu.
Sebagai ucapan terima kasih tentu panitia sudah mengalokasikan dana utk itu.

Perhitungan kami paling 10 orang petugas yang terlibat, tapi waktu utusan mereka dua orang datang mereka mengaku bahwa jumlahnya semua ada 20 orang. Saya menganjurkan agar dibuat daftarnya pakai tulisan tangan saja dan tanda tangan setiap penerima honor.

 

Mula2 mereka keberatan alasannya petugas sudah kembali ke setiap simpang jalan dan tempatnya berjauhan sehingga susah utk mengumpul tanda tangannya. Saya bilang tiap pertanggungan harus ada buktinya dan saya usulkan agar dalam waktu satu jam mereka dapat mengumpulkan tanda tangan. Kertas kosong saya berikan untuk ditulis daftar nama dan tanda tangannya.
Dengan rasa berat mereka terima lalu mereka pergi. Kira2 setengah jam mereka datang lagi membawa daftar nama2 lengkap dengan tanda tangan 20 orang. Tintanya ada yang berwarna hitam ada yang berwarna biru tapi tanda tangannya banyak yang mirip2. Teman saya bilang mungkin karena mereka satu korp jadi tandatangannya gak jauh bedanya satu sama lain. (Santos Kacaribu)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Back to top button
Close
Close