Islam

Puasa dan Korupsi

Tulisan ini lumayan bagus, walau disajikan terlambat : Pagi 1 Syawal di Temple of Slyman (desan Tempel, Sleman Jogja) terasa dingin. Angin berembus dari Tenggara menusuk sampai ke sungsum tulang. Anak-anak meringkuk rapat dalam selimut dan menangis ketika dimandikan paksa dengan guyuran air sedingin es. Padahal semalam, ribut memilih baju baru yang akan dipakai sholat Ied nanti.

Langit berkabut ketika penduduk dengan wajah yang sumringah menuju ke lapangan SMK di tetangga desa. Motor, mobil dan pejalan kaki, membawa sajadah dan alas koran. Jama’ah shalat Ied, ternyata bukan hanya penduduk desa, nampak para pendatang, putra-i yang pulang mudik juga memenuhi lapangan, tampak dari deretan plat nomor, Jakarta, Bandung, Surabaya bahkan dari luar Jawa.

Lapangan sepakbola penuh, sebagian untuk parkir mobil , motor dan sepeda, sebagian untuk sholat. Jarang yang parkir di jalan. Khotib pagi ini adalah Dr.Agus Triyanto, isi khotbahnya sangat bagus dan menyentuh banyak aspek, terlalu panjang untuk saya kutip semua di mimbar ini. Mungkin perlu beberapa seri tulisan. Khotib, yang sering memberikan kuliah subuh atau Tauziah Tarawih di mushola dimana saya sehari-hari saya pergunakan.

Puasa, menurut Doktor lulusan Inggris ini, di awal khotbahnya, adalah ibadah rahasia. Rahasia antara diri sendiri dan Allah. Rahasia, bisa saja sambil wudhu kita sedikit menelan. Bisa saja, siang kita makan sate, ke rumah kembali pura-pura masih berpuasa. Hanya diri sendiri dan Allah yang tahu. Kita sendiri berdisiplin dan merasa ada yang mengawasi yaitu Allah.

Pengawasan yang dibungkus oleh agama ini menurut beliau adalah yang paling ampuh. Indeks pendidikan di Indonesia boleh meningkat. Indeks kemakmuran mengalami kemajuan. Tapi indeks
persepsi korupsi di Indonesia ini masih tinggi. Kita berprestasi tinggi, tapi di bidang yang tidak baik.

Saat puasa, pahala sengaja di obral. Dijual murah. Pahala satu ibadah di lipatkan sampai berpuluh kali lipat, karena Allah sedang melaksanakan training kepada umatnya. Training harian adalah 5 kali shalat wajib. Training mingguan adalah ibadah shalat Jum’at.

Dan, puasa adalah training tahunan. Mobil saja perlu di overhaul, apalagi manusia. Setelah menyelesaikan training ini, diharapkan sekalipun pahala sudah tidak lagi diobral, namun kita menjadi terbiasa menahan diri tanpa perlu lagi pengawasan.

Pengawasan dari ribuan pengawas atau pengawasan dari , milyaran rupiah alat pengawas ini ternyata tidak efektif. Korupsi bisa lebih cepat diberantas, bila dikembangkan pengawasan langsung dari Allah kepada masing-masing pribadi. Keyakinan bahwa kita diawasi oleh Allah inilah, yang mungkin bisa dikembangkan di negeri, yang angka korupsinya luar biasa tingginya ini.

Pada bagian lain dari khotbah, mas Agus, mengupas hakekat Taqwa dalam puasa, menarik, tapi insya Allah, next time ya. (Salam; Sadhono Hadi; Creator of Fundamen Top40; Visit http://fundamen40.blogspot.com dan http://rumahkudidesa.blogspot.com)-FR

Tulisan Lainnya :

  • Tidak ditemukan tulisan
Tags

Related Articles

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *




Enter Captcha Here :

Lihat Juga
Close
Back to top button
Close
Close